Disusun Oleh Kelompok 5 :
1. Ananda Putri Hamidah (211011201091)
2. Ferry Ferdiansyah (211011201273)
3. Polin Perubahan Telaumbanua (211011200946)
4. Trianne Darmawan (211011200943)Â
I. PendahuluanÂ
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya (seperti manusia, modal, waktu, dan teknologi) untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam suatu organisasi atau bisnis. Hal ini mencakup pengambilan keputusan, alokasi sumber daya, pemantauan, dan koordinasi berbagai kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manajemen dapat diterapkan tidak hanya  pada dunia usaha namun juga pada berbagai bidang seperti pemerintahan, pendidikan, dan organisasi nirlaba.
Piutang usaha adalah  jumlah  yang diharapkan diterima oleh suatu usaha dari pelanggan atau pihak lain sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa yang  belum diterima. Dalam  keuangan perusahaan, piutang mencerminkan kekayaan suatu perusahaan karena uang tunai diharapkan akan diterima di masa depan.
 Piutang dapat timbul dari penjualan kredit, pinjaman  kepada pihak lain, atau transaksi lain yang tidak dilakukan pembayaran  langsung.
Manajemen piutang adalah proses pengelolaan piutang tersebut, termasuk pemantauan pembayaran, manajemen risiko kredit, dan upaya penagihan atas keterlambatan pembayaran. Pengelolaan piutang adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, dan pemantauan piutang  suatu perusahaan. Hal ini mencakup aktivitas seperti penetapan kebijakan kredit, penagihan, pemantauan pembayaran, penilaian risiko kredit, dan manajemen hubungan  pelanggan. Tujuan utama pengelolaan piutang adalah untuk  meningkatkan arus kas perusahaan, mengurangi risiko gagal bayar pinjaman, dan meningkatkan likuiditas dengan memungkinkan pengelolaan piutang perusahaan secara efisien dan efektif. sehingga meningkatkan arus kas perusahaan, mengurangi risiko kredit yang tidak dibayar, dan meningkatkan likuiditas.
II. Pembahasan
Piutang merupakan salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam suatu perusahaan. Piutang usaha adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk membeli barang dan jasa secara kredit, dengan kata lain, akun ini muncul ketika perusahaan telah menyediakan produk atau jasa tetapi belum menerima pembayaran tunai (Suherman & Siska, 2021).
Piutang adalah bagian dari aset lancar perusahaan yang berasal dari penjualan barang atau jasa dengan penundaan pembayaran. Ketika perusahaan memberikan barang atau jasa kepada pelanggan dengan persyaratan pembayaran di kemudian hari, piutang akan tercatat sebagai bagian dari neraca perusahaan. Ini merupakan klaim terhadap pelanggan untuk pembayaran yang akan datang.
Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan atau penjualan adalah dengan menjual barang atau jasa secara angsuran. Penjualan secara kredit dapat meningkatkan penjualan atau pendapatan suatu perusahaan, meskipun produk tersebut diterima di kemudian hari. Perusahaan harus mempraktikkan pengelolaan piutang yang baik untuk menghindari hal-hal yang dapat mengganggu pembayaran tagihan, seperti memberikan kebijakan yang ideal terhadap setiap tagihan.
Piutang dalam suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi piutang jangka pendek (short-term) dan jangka panjang, klasifikasi ini digunakan untuk pelaporan keuangan perusahaan.
 Perusahaan berupaya menagih piutang jangka pendek dalam waktu satu tahun atau dalam siklus operasi terjadinya piutang tersebut. Perusahaan mengklasifikasikan piutang lain-lain sebagai piutang jangka panjang. Piutang diklasifikasikan dalam laporan posisi keuangan menjadi piutang usaha dan non-dagang (Kieso et al., 2017).
 Menurut Sasongko, Mubarakah, Ningrum, Febriana, Hanum, Pratiwi, dan Zuryati (2018), pengaduan diklasifikasikan sebagai berikut:Â
1. Piutang usaha pelanggan
2. Piutang usahaÂ
3. Piutang lain-lainÂ
Arti Penting Manajemen Piutang Bagi Perusahaan
1. Likuiditas Perusahaan
Manajemen piutang yang baik dapat meningkatkan likuiditas perusahaan dengan mempercepat siklus kas. Dengan mengelola dengan efisien pembayaran piutang, perusahaan dapat mempercepat aliran kas dan memenuhi kewajiban finansialnya dengan lebih baik.
2. Profitabilitas
Manajemen piutang yang efektif dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan meminimalkan risiko kredit yang tidak dibayar dan mengurangi biaya administrasi terkait dengan penagihan piutang.
3. Pemantauan Kinerja
Manajemen piutang memberikan informasi penting tentang kinerja keuangan perusahaan. Pemantauan pembayaran piutang dapat memberikan wawasan tentang pola pembayaran pelanggan, risiko kredit, dan performa penjualan.
4. Manajemen Risiko Kredit
Pengelolaan risiko kredit adalah bagian integral dari manajemen piutang. Perusahaan perlu mengevaluasi kelayakan kredit pelanggan untuk mengurangi risiko kredit yang tidak dibayar.
Anwar (2019) menyatakan bahwa tujuan pengelolaan piutang adalah untuk menjamin kelancaran kebijakan penjualan kredit suatu perusahaan dengan memastikan penagihan piutang secara tepat waktu tanpa mempengaruhi kredibilitas perusahaan.
Ada tiga konsep penting dalam piutang:Â
1. Pemilihan dan standar kredit
Pemilihan dan standar kredit (Credit Determination and Benchmarks) merupakan pelaku usaha dapat menerapkan standar kredit untuk membuat pilihan kredit kepada calon nasabah (konsumen). Menurut Suherman & Siska (2021) untuk menentukan standar penilaian pelanggan dapat dilakukan dengan metode 5C yaitu characters, capacity, capital, collateral, dan conditions.
2. Persyaratan kredit
Irfani (2020) menyatakan bahwa, persyaratan kredit (Credit Terms) atau kebijakan kredit memiliki arti ganda bagi perusahaan, di satu sisi kebijakan kredit memiliki dampak langsung terhadap penjualan, dan di sisi lain, tingkat volume penjualan berhubungan positif dengan biaya dan risiko kredit. Melonggarkan kebijakan kredit dapat dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu kredit, dan memberikan potongan tunai atau diskon yang besar, hal tersebut akan meningkatkan pertumbuhan penjualan, dan sebaliknya, pengetatan kebijakan kredit akan mengurangi penjualan kredit dan mengurangi risiko kredit.
3. Pemantauan kredit
Pemantauan kredit (credit monitoring) merupakan kegiatan pemantauan klaim untuk melihat apakah konsumen (debitur) membayar utangnya sesuai dengan persyaratan kredit yang telah ditetapkansebelumnya, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menagih piutang, semakin lama dana yang tertanam dalam piutang, dan semakin cepat piutang ditagih, semakin menguntungkan bagi perusahaan karena perusahaan tidak perlu menginvestasikan dana dalam piutang untuk jangka waktu yang lama.
Â
Proses Manajemen Piutang
1. Penetapan Kebijakan Kredit
Tahap awal dalam manajemen piutang adalah penetapan kebijakan kredit yang jelas. Ini melibatkan penentuan syarat dan kondisi kredit, batas kredit maksimum, dan prosedur evaluasi kredit pelanggan.
2. Penagihan Piutange
Setelah penjualan dilakukan, langkah berikutnya adalah penagihan piutang. Perusahaan harus memiliki proses yang efektif untuk mengirimkan faktur kepada pelanggan dan memastikan pembayaran tepat waktu.
3. Pemantauan Pembayaran
Manajemen piutang melibatkan pemantauan pembayaran piutang yang tertunda. Perusahaan harus aktif dalam mengidentifikasi dan menindaklanjuti pembayaran yang belum diterima dari pelanggan.
4. Evaluasi Risiko Kredit
Manajemen piutang juga memerlukan evaluasi terus-menerus terhadap risiko kredit. Perusahaan perlu memantau kesehatan keuangan pelanggan dan mengambil tindakan pencegahan jika terjadi penurunan kualitas kredit pelanggan..
5. Penyusutan Piutang
Ketika piutang dianggap tidak dapat dipulihkan, perusahaan harus melakukan penyusutan piutang untuk mencerminkan nilai yang sebenarnya dari piutang tersebut dalam laporan keuangan.Â
Proses Manajemen Piutang
1. Penetapan Kebijakan Kredit
Tahap awal dalam manajemen piutang adalah penetapan kebijakan kredit yang jelas. Ini melibatkan penentuan syarat dan kondisi kredit, batas kredit maksimum, dan prosedur evaluasi kredit pelanggan.
2. Penagihan Piutang.
Setelah penjualan dilakukan, langkah berikutnya adalah penagihan piutang. Perusahaan harus memiliki proses yang efektif untuk mengirimkan faktur kepada pelanggan dan memastikan pembayaran tepat waktu.
3. Pemantauan Pembayaran
Manajemen piutang melibatkan pemantauan pembayaran piutang yang tertunda. Perusahaan harus aktif dalam mengidentifikasi dan menindaklanjuti pembayaran yang belum diterima dari pelanggan.
4. Evaluasi Risiko Kredit
Manajemen piutang juga memerlukan evaluasi terus-menerus terhadap risiko kredit. Perusahaan perlu memantau kesehatan keuangan pelanggan dan mengambil tindakan pencegahan jika terjadi penurunan kualitas kredit pelanggan.
5. Penyusutan Piutang
Ketika piutang dianggap tidak dapat dipulihkan, perusahaan harus melakukan penyusutan piutang untuk mencerminkan nilai yang sebenarnya dari piutang tersebut dalam laporan keuangan.
 Teknik Manajemen Piutang
1. Analisis Kredit
Sebelum memberikan kredit kepada pelanggan, perusahaan perlu melakukan analisis kredit yang cermat. Ini melibatkan penilaian terhadap kemampuan dan kecenderungan pembayaran pelanggan.
2. Penetapan Kondisi Pembayaran
Perusahaan perlu menetapkan kondisi pembayaran yang jelas dalam proses penjualan. Ini termasuk tenggat waktu pembayaran, diskon pembayaran dini, dan denda keterlambatan pembayaran.
3. Automatisasi Penagihan
Penggunaan sistem informasi yang terintegrasi dapat mempermudah proses penagihan piutang. Automatisasi dapat membantu mengirimkan faktur, mengingatkan pelanggan yang belum membayar, dan melacak status pembayaran.
4. Penyusutan Piutang
Perusahaan perlu memiliki kebijakan yang jelas terkait dengan penyusutan piutang yang tidak dapat dipulihkan. Ini melibatkan penilaian terhadap piutang yang diragukan untuk menentukan nilai yang sebenarnya dari piutang tersebut.
Tantangan dalam Manajemen Piutang
1. Risiko Kredit
Salah satu tantangan utama dalam manajemen piutang adalah risiko kredit. Perusahaan harus mampu mengevaluasi kelayakan kredit pelanggan dan mengelola risiko kredit yang tidak dibayar.
2. Keterlambatan Pembayaran
Keterlambatan pembayaran dapat mengganggu aliran kas perusahaan dan mempengaruhi likuiditas. Perusahaan perlu memiliki strategi untuk menangani keterlambatan pembayaran ini dengan efektif.
3. Piutang yang Diragukan
Ada kemungkinan bahwa beberapa piutang tidak dapat dipulihkan. Perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas terkait dengan penyusutan piutang yang tidak dapat dipulihkan.Â
Kebijakan Pengelolaan Piutang
Pengelolaan piutang merupakan aspek penting dalam manajemen keuangan perusahaan. Kebijakan pengelolaan piutang yang baik dapat membantu perusahaan meningkatkan arus kas, mengurangi risiko kredit, dan memperkuat likuiditas. Dalam pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi komponen-komponen utama dari kebijakan pengelolaan piutang beserta pentingnya implementasi kebijakan tersebut untuk keberhasilan keuangan perusahaan.
Komponen-Komponen Kebijakan Pengelolaan Piutang:
1. Penetapan Kebijakan Kredit
Kebijakan kredit yang jelas dan terstruktur adalah fondasi dari pengelolaan piutang yang efektif. Kebijakan ini harus mencakup persyaratan pembayaran, batas kredit maksimum, prosedur evaluasi kredit pelanggan, dan pengelolaan risiko kredit.
2. Penetapan Kondisi Pembayaran
Kondisi pembayaran yang ditetapkan oleh perusahaan harus jelas dan dapat diterima oleh pelanggan. Ini termasuk tenggat waktu pembayaran, diskon pembayaran dini, dan denda keterlambatan pembayaran.
3. Prosedur Penagihan
Kebijakan pengelolaan piutang harus mencakup prosedur yang terstruktur untuk penagihan piutang yang tertunda. Proses ini harus mencakup pengiriman faktur, pengiriman peringatan pembayaran, dan langkah-langkah yang akan diambil jika pembayaran tidak diterima.
4. Evaluasi Risiko Kredit
Perusahaan perlu menetapkan prosedur untuk evaluasi risiko kredit pelanggan. Ini termasuk analisis keuangan pelanggan, penilaian terhadap kelayakan kredit, dan pengelolaan risiko kredit yang tidak dibayar.
5. Pemantauan dan Pelaporan
Kebijakan pengelolaan piutang harus mencakup prosedur untuk pemantauan dan pelaporan yang teratur terkait dengan status pembayaran piutang. Ini membantu perusahaan untuk memantau kinerja keuangan dan mengidentifikasi potensi risiko lebih awal.Â
Pentingnya Implementasi Kebijakan Pengelolaan Piutang
1. Meningkatkan Likuiditas
Implementasi kebijakan pengelolaan piutang yang baik dapat meningkatkan likuiditas perusahaan dengan mempercepat siklus kas. Pembayaran piutang yang tepat waktu dapat meningkatkan arus kas perusahaan.
2. Mengurangi Risiko Kredit
Kebijakan pengelolaan piutang yang efektif membantu perusahaan mengelola risiko kredit yang tidak dibayar. Evaluasi risiko kredit yang tepat dapat mengurangi kemungkinan kerugian karena piutang yang tidak dapat dipulihkan.
3. Meningkatkan Profitabilitas
Dengan mengelola dengan efisien piutang perusahaan, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitasnya. Proses penagihan yang efektif dapat mengurangi biaya administrasi dan meningkatkan keuntungan bersih.
4. Meningkatkan Hubungan Pelanggan
Implementasi kebijakan pengelolaan piutang yang profesional dapat meningkatkan hubungan dengan pelanggan. Penagihan yang tepat waktu dan komunikasi yang jelas dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.Â
Perubahan Credit Terms
Perubahan dalam syarat kredit adalah keputusan strategis yang dapat mempengaruhi hubungan dengan pelanggan dan kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan. Dalam pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi alasan-alasan di balik perubahan syarat kredit, implikasinya terhadap hubungan pelanggan dan keuangan perusahaan, serta langkah-langkah yang dapat diambil dalam mengelola perubahan tersebut.
Alasan-alasan Perubahan Credit Terms
1. Penyesuaian dengan Perubahan Pasar
Perusahaan mungkin perlu menyesuaikan syarat kredit mereka untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar. Misalnya, jika suku bunga meningkat, perusahaan dapat memperketat syarat kredit untuk mengurangi risiko kredit.
2. Meningkatkan Likuiditas
Perubahan syarat kredit dapat dirancang untuk meningkatkan likuiditas perusahaan dengan mempercepat pembayaran piutang. Misalnya, perusahaan dapat menawarkan diskon pembayaran dini untuk mendorong pelanggan membayar lebih cepat.
3. Mengurangi Risiko Kredit
Perubahan syarat kredit juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko kredit yang tidak dibayar. Perusahaan dapat menetapkan batas kredit maksimum yang lebih rendah atau memperketat persyaratan pembayaran.
4. Penyesuaian dengan Perubahan Strategis
Perubahan syarat kredit dapat sejalan dengan perubahan strategis perusahaan. Misalnya, jika perusahaan ingin fokus pada peningkatan arus kas, mereka mungkin akan mengubah syarat kredit untuk mempercepat pembayaran.Â
Implikasi Terhadap Hubungan Pelanggan
1. Reaksi Pelanggan
Perubahan syarat kredit dapat mempengaruhi hubungan dengan pelanggan. Pelanggan mungkin merasa tidak puas jika syarat kredit diperketat atau jika mereka kehilangan keuntungan seperti diskon pembayaran dini.
2. Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif dengan pelanggan sangat penting dalam mengelola perubahan syarat kredit. Perusahaan perlu menjelaskan alasan di balik perubahan tersebut dan memberikan pemberitahuan yang cukup kepada pelanggan.
3. Negosiasi
Dalam beberapa kasus, perubahan syarat kredit dapat memicu negosiasi dengan pelanggan. Perusahaan perlu bersiap untuk
mendengarkan kekhawatiran pelanggan dan mencari solusi yang saling menguntungkan.
Implikasi Terhadap Keuangan Perusahaan
1. Pengaruh Terhadap Arus Kas
Perubahan syarat kredit dapat memiliki dampak signifikan terhadap arus kas perusahaan. Misalnya, perubahan yang dirancang untuk mempercepat pembayaran piutang dapat meningkatkan arus kas.
2. Efek Terhadap Profitabilitas
Perubahan syarat kredit juga dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Misalnya, jika perusahaan menawarkan diskon pembayaran dini, ini dapat mengurangi margin keuntungan tetapi meningkatkan aliran kas.
3. Analisis Risiko
Perusahaan perlu melakukan analisis risiko menyeluruh sebelum melakukan perubahan syarat kredit. Ini termasuk mengevaluasi dampak potensial terhadap arus kas, profitabilitas, dan hubungan pelanggan.Â
Â
Langkah-langkah Pengelolaan Perubahan Credit Terms
1. Komunikasi yang Jelas
Komunikasi yang jelas dengan pelanggan tentang perubahan syarat kredit sangat penting. Perusahaan harus menjelaskan alasan di balik perubahan tersebut dan memberikan pemberitahuan yang cukup kepada pelanggan.
2. Pemantauan Kinerja
Setelah perubahan syarat kredit diterapkan, perusahaan perlu memantau kinerja keuangan dan hubungan pelanggan. Ini membantu perusahaan untuk mengevaluasi efektivitas perubahan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
3. Evaluasi Dampak
Perusahaan perlu melakukan evaluasi dampak menyeluruh terhadap perubahan syarat kredit. Ini termasuk menganalisis dampak terhadap arus kas, profitabilitas, dan hubungan pelanggan.Â
III. Kesimpulan
Manajemen piutang adalah proses penting dalam keberhasilan finansial suatu perusahaan. Dengan mengelola dengan efisien piutang perusahaan, perusahaan dapat meningkatkan likuiditas, profitabilitas, dan mengurangi risiko kredit. Perusahaan perlu memiliki kebijakan yang jelas, prosedur yang efektif, dan teknik yang tepat dalam manajemen piutang untuk mencapai kesuksesan finansial jangka panjang.
Kebijakan pengelolaan piutang yang baik adalah kunci untuk keberhasilan keuangan perusahaan. Dengan penetapan kebijakan yang
jelas dan implementasi yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan likuiditas, mengurangi risiko kredit, dan meningkatkan profitabilitas. Referensi dan jurnal akademik dapat memberikan wawasan tambahan dan panduan terbaik dalam merancang kebijakan pengelolaan piutang yang efektif
Perubahan dalam syarat kredit adalah keputusan strategis yang dapat mempengaruhi hubungan pelanggan dan kinerja keuangan perusahaan. Dengan komunikasi yang jelas, analisis risiko yang teliti, dan pemantauan kinerja yang teratur, perusahaan dapat mengelola perubahan syarat kredit dengan efektif untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Referensi dari jurnal akademik dapat memberikan wawasan tambahan dan panduan terbaik dalam mengelola perubahan syarat kredit.
 Daftar Pustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H