Mohon tunggu...
Ferry DC
Ferry DC Mohon Tunggu... Lainnya - Urban and Regional Planning

DCLXVI

Selanjutnya

Tutup

Nature

Konservasi Ekowisata, Salah Satu Upaya Pengelolaan Pesisir Indonesia

17 Oktober 2020   12:45 Diperbarui: 17 Oktober 2020   12:58 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia merupakan salah satu negara yang wilayah lautnya dikenal memiliki kekayaan dan keanekaraaman sumberdaya alam, baik itu sumber daya alam yang dapat diperbaharui seperti biota laut, maupun yang tidak dapat diperbarui seperti mineral. Wilayah laut juga bisa disebut sebagai wilayah pesisir, yaitu batas peralihan dari ekosistem darat ke ekosistem laut atau sebaliknya. Keunikan antara wilayah peralihan pesisir juga memiliki potensi untuk dapat mengundang daya tarik masyarakat untuk memanfaatkannya.

Selain dari keunikan kondisi wilayah peralihan, tentunya hal lain yang juga menarik dapat dilihat dari sumberdayanya. Dimana sumberdaya pesisir Indonesia yang terdiri dari sumberdaya hayati dan non hayati mempunyai keunggulan komparatif karena ketersediaan dan keberagaman yang melimpah. 

Indonesia juga dikenal sebagai negara maritim dengan laut tropis terkaya. Karena itulah sumberdaya pesisir merupakan salah satu kekayaan alam yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat, baik itu untuk kebutuhan sekunder hingga kebutuhan tersier. Akan tetapi pemanfaatan sumberdaya pesisir terkadang tidak dilakukan secara bijaksana dan tidak memperhatikan kelestarian alamnya, akibatnya sering terjadi degradasi kualitas ekosistem maupun fisiknya.

Permasalahan pemanfaatan sumberdaya pesisir yang sering ditemui hingga saat ini merupakan permasalahan yang serius yang masih sulit untuk diselesaikan. Wilayah pesisir yang tidak dikelola dengan baik dapat mengancam keselamatan ekosistemnya. 

Over-exploitation, penangkapan ikan secara illegal, kegiatan pariwisata tidak berkelanjutan, sedimentasi akibat kegiatan industri, pencemaran limbah, dan sebagainya merupakan beberapa contoh pengelolaan yang kurang baik dan menimbulkan permasalahan pemanfaatan sumberdaya pesisir. Namun, ada juga permasalahan wilayah pesisir yang timbul dari alam, salah satunya adalah perubahan iklim global seperti peningkatan suhu permukaan air laut, maupun peristiwa alam seperti El Nino dan Tsunami.

Dari adanya permasalahan yang pernah dan sering terjadi maka perlu adanya beberapa upaya preventif maupun represif yang bisa diterapkan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada di wilayah pesisir salah satunya adalah dengan pengelolaan sumberdaya pesisir. Pengelolaan sumberdaya alam pesisir bisa dilakukan dengan beberapa cara dan melibatkan stakeholder yang dapat bersinergi bersama untuk mengoptimalkan strategi pengelolaannya.

Kesadaran Masyarakat

Dalam upaya menyelamatkan dan mengelola sumberdaya alam pesisir agar tetap lestari, yang paling utama adalah perlunya kesadaran dari masyarakat untuk mau menjaga lingkungannya. Hal itu bisa dimulai dari pemberdayaan masyarakat di sekitar pesisir agar tergerak untuk ikut terjun ke lapangan. 

Untuk dapat memperkuat hal tersebut, diperlukan adanya penyampaian informasi, pengetahuan, dan wawasan mengenai pentingnya konservasi alam. Keberlanjutan fungsi dari ekositem pesisir bisa jadi tergantung dari kesadaran masyarakatnya, maka dengan adanya pendidikan mengenai pentingnya konservasi alam diharapkan akan timbul rasa memiliki sehingga masyarakat peduli dan mau untuk melindungi alam di lingkungan sekitarnya.

Peran Pemerintah

Keikutsertaan pemerintah dalam upaya pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam pesisir adalah satu hal yang penting, dimana pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi yang berhak untuk menetapkan kebijakan dan peraturan yang nantinya ditujukan sebagai Langkah penyelamatan terhadap alam. 

Adanya peraturan terkait zonasi seperti RZWP3K, merupakan salah satu contoh produk dokumen perencanaan yang diterbitkan oleh pemerintah dan bertujuan untuk memberikan arahan terkait pemanfaatan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil. Selanjutnya, selain dari adanya pembuatan ataupun penetapan kebijakan, pemerintah juga dapat mengambil langkah dengan bekerja sama dan bersinergi dengan Lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi yang bergerak di bidang lingkungan.

Movement dari Organisasi atau Lembaga

Gerakan nyata berbasis sosial atau yang biasa disebut movement ini juga merupakan salah satu upaya represif untuk dapat mengatasi suatu permasalahan. Dalam konteks kewilayahan pesisir saat ini mulai banyak muncul sebuah gerakan sosial yang dirintis oleh organisasi maupun lembaga yang begerak dibidang lingkungan. 

Beberapa tujuan dari gerakan ini salah satunya adalah sebagai pemantik bagi masyarakat sekitar pesisir ataupun wisatawan untuk meningkatkan kesadaran terhadap pengelolaan dan pelestarian lingkungan alam. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah realisasi dari adanya gerakan sosial ini juga perlu adanya dukungan dan sinergi dari semua pihak yang terlibat, baik sumberdaya dari masyarakat maupun dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan.

Dari adanya ketiga upaya yang sudah dijelaskan, terdapat salah satu contoh dari realisasi movement kegiatan pengelolaan kawasan pesisir yang melibatkan 3 stakeholder yang berkesinambungan (masyarakat, pemerintah, dan organisasi). Movement yang dimaksud ini sudah ada sejak 2013 dan terdapat di Kabupaten Malang. 

Kabupaten Malang sendiri merupakan salah satu destinasi wisata di Jawa Timur yang memilki keindahan alam dengan udara yang sejuk. Selain dataran tingginya yang terkenal, Kabupaten Malang juga memiliki pantai yang beragam, indah dan unik. Salah satu dari sekian banyak ragam pantai di Kabupaten Malang yang namanya sudah mulai naik dan dikenal wisatawan adalah kawasan Clungup Mangrove Conservation Tiga Warna. 

Clungup Mangrove Conservation (CMC) Tiga Warna merupakan sebuah gerakan yang melingkupi ekowisata yang menaungi 6 pantai (pantai clungup, gatra, sapana, mini, batu pecah, dan tiga warna), konservasi mangrove dan terumbu karang, rumah apung untuk edukasi bahari, dan budidaya perikanan. Selain dari tujuan ekowisata CMC Tiga Warna juga memiliki peranan untuk membangun desa konservasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat maupun wisatawan untuk peduli dan sadar akan pentingnya melestarikan lingkungan, khususnya wilayah pesisir pantai.

Konsep wisata yang ditawarkan CMC Tiga Warna sendiri merupakan sebuah destinasi wisata yang tidak berorientasi pada profit melainkan fokus dalam pelestarian alam pesisir dengan mengelola sumberdaya alamnya secara bijaksana. Hal itu tercerminkan dari kesungguhan pihak CMC Tiga Warna yang termasuk ke dalam kawasan Marine Protect Area (MPC) justru hampir setiap 1 minggu sekali dan setiap musim libur panjang menutup wisatanya demi meminimalisir jumlah kunjungan dan fokus untuk terus melakukan kegiatan konservasi, selain itu jumlah pengunjung per harinya juga dibatasi hanya 100 orang saja. 

Keunikan lain dari berwisata di CMC Tiga Warna bisa dilihat dari ketentuan dan peraturan yang diterapkan bagi para wisatawan, yaitu setiap wisatawan wajib untuk menunjukkan apa saja barang-barang bawaannya yang dapat berpotensi menjadi sampah dan nantinya saat akan meninggalkan area wisata, barang-barang bawaan tersebut harus dipastikan sesuai dengan apa yang sudah dicek diawal tadi, jika ada yang tertinggal dan tidak mematuhi maka wisatawan harus rela untuk membayar denda sesuai dengan yang ada di peraturan. Dengan demikian, kebersihan dan kelestarian alam dari kawasan wisata pesisir akan tetap terjaga.

Poin penting lainnya yang dapat diterapkan dalam pengelolaan sumberdaya alam pesisir guna mengatasi permasalahan wilayah pesisir, yaitu dengan adanya program-program pengembangan dari berbagai stakeholder. Yang tujuannya adalah untuk terus meningkatkan kesadaran bersama dan sinergitas dalam menjaga ekosistem wilayah pesisir agar tetap terjaga dan lestari. Dengan semakin meingkatnya kesadaran dan sinergi antar stakeholder maka beban pengelolaan akan terbagi rata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun