Tiba di kampung yang kedua, baru saja tiba dipintu masuk gerbang kampung mereka berpapasan dengan tukang kayu bakar yang tengah menyusun tumpukan kayu.
"Alamaakkk... Kalian betul-betul tak berperike-binatang-an, masa keledai sekurus itu kau tunggangai berdua ditambah lagi dengan barang-barang bawaan kalian, Ckckckckckck..", begitulah tutur si tukang kayu.
Tertegun dengan tutur kata si tukang kayu, tak berpikir panjang langsung si orang tua itu turun dari keledainya.
Si anak merasa heran dengan ayahnya dan bertanya: "Ayah, napa kau turun?".
Lalu si ayah menjawab:Â "Benar apa yang dikatakan si tukang kayu itu nak! sebaiknya ayah turun saja, biarlah kamu tetap diatas keledai".
Si orang tua lalu melanjutkan perjalanannya dengan berjalan gontai sambil menuntun tali ikat kendali keledai.
Singkat cerita setelah lamanya perjalanan barang kali si orang tua itu letih karena berjalan lama terus-menerus tanpa henti lalu si orang tua memutuskan untuk beristirahat tatkala melihat dari jarak yang ngga terlalu jauh ada sebatang pohon yang daunnya cukup rindang dipinggir jalan.
"Nak...kita beristirahat sejenak disana sebentar (sambil menunjuk ke pohon tersebut) ayah dah cape banget nich..", tutur si ayah.
Si anak hanya mengangguk tanda setuju atas usulan sang ayah.
Setelah berada disisi pohon di ikatlah tali kekang keledai, sementara si anak masih di atas punggung keledai.