Mohon tunggu...
Ferry Silitonga
Ferry Silitonga Mohon Tunggu... karyawan swasta -

My life = psychology + movies + musics

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Biasakan Bicara Terbuka

10 Maret 2013   05:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:02 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi anak yang lebih besar (menjelang remaja atau sudah remaja) bisa membicarakan masalah ini dengan lebih kompleks. Tingkat inteligensi anak yang semakin berkembang memungkinkan tingkat pembicaraan ini. Kita bisa memulai dengan sistem diskusi terbuka dan positif. Positif dalam hal ini berarti jangan langsung memarahi si anak jika jawabannya kurang tepat.

Misalnya, kita bisa membuka pertanyaan kepada si anak seperti berikut, "Anto jika orang lain datang dan mau memberi kamu uang kalau kamu mau berkunjung ke rumahnya, apa yang akan kamu lakukan?" Tunggu jawaban si anak sampai lengkap dan jika jawabannya tidak tepat jangan langsung menghakimi. Hal ini akan membuat si anak takut membicarakannya suatu saat. Jika jawabannya kurang tepat, arahkan si anak menggunakan logika untuk membantu si anak memahami positif dan negatifnya suatu kejadian tersebut. Diskusi seperti ini bisa terus berkembang sampai si anak benar-benar paham situasi dan permasalahannya.

Sebagai tambahan, sangat penting bagi orang tua untuk menyebutkan organ-organ kelamin dengan nama sebenarnya, seperti penis dan vagina dan jangan menggunakan istilah lainnya karena akan membingungan si anak dan juga orang tuanya suatu saat. Misalnya, jika orang tua menggunakan istilah burung untuk menyebutkan penis, suatu saat ketika si anak cerita bahwa dia dan Om X pergi melihat burung, kewaspadaan orang tua mungkin berkurang karena mungkin menganggap istilah burung ini merupakan burung sebenarnya, padahal mungkin saja itu merupakan tanda-tanda awal si anak mengalami kekerasan seksual.

Demikianlah beberapa hal yang bisa saya ceritakan. Semoga bermanfaat dan semoga anak-anak kita bisa tumbuh sehat jasmani dan rohani agar bisa menjadi pemimpin yang handal di masa depan.

Salam sehat jasmani dan rohani.

Sumber Kompas.com, BBC Indonesia, Majalah Nova Edisi Februari 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun