(Fernandya, 26/12/20)
Paham Aku ternyata
Entahlah, menelisik sikap dan makna
Raung demi raung
Nafas tersengal-sengal
Acap selalu tak teringat setelahnya
Namun esok yang tak terkira menghampiri
Dimana sebenarnya kehidupan?
Hitungan detik saat
Anak itu meraung
Sesuatu mulai menguasainya
Dia bukan sebenarnya, kata salah seorang
Itu dia, itu, disana!
Api menyala dari seberang
Naas, mati tanpa sisa
Tidak ada kehidupan bahkan akalpun menghilang
Ia si jiwa pesakitan, tergeletak
Roda bumi tetap berputar
Otak masih tertanam, tapi jantung tak berdetak
Singgung Tuhan jika kau lupa
Jangan bodoh!
Yakin sukma tenang tak terkira
Apa-apa penantian cukup diri menahan
Dia yang mati bagai bangkai, membusuk
Iringan puji menemani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H