Neolithikum
Zaman Neolithikum yang berarti batu baru. Sejarah manusia purba pada zaman Neolitikum berputar sekitar berkembangnya kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya lewat bercocok tanam.Â
Berhuma adalah kehidupan bercocok tanam yang pertama kali ditemukan manusia purba. Manusia purba pada masa neolitikum adalah sebuah revolusi dari kehidupan Foof Gathering  menjadi Food Producing. Adapun sistem berhuma merupakan teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanaminya. Setelah tanah tidak subur mereka pidah dan mencari bagian hutan yang lain. Para manusia purba selalu mengulang pekerjaan membuka hutan, demikian seterusnya.Â
Selain bercocok tanam, mereka juga memiliki teknik berternak hewan yang dimulai dengan menjinakkan hewan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebut saja kuda, anjing, kerbau, sapi, dan babi. Hal ini merupakan usaha manusia purba yang tak terlepas dari peran protein hewani yang diperlukan tubuh.Â
Pada masa bercocok tanam dan berburu, manusia purba mengenal sistem ekonomi barter. I Wayan Badrika (2000: 17), mengungkapkan bahwa dalam kehidupan bercocok tanam, tidak ada satu anggota masyarakat pun yang dapat memenuhi segala kebutuhan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, mereka menjalin hubungan yang lebih erat dengan sesama anggota masyarakat lain. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka mengadakan pertukaran barang dan barang, atau biasa dikenal dengan sistem ekonomi Barter. Pertukaran barang dengan barang ini menjadi awal munculnya sistem perekonomian pertama dalam kehidupan manusia.
Zaman Neolitikum merupakan perkembangan jaman dari kebudayaan batu madya. Alat-alat yang terbuat dari batu yang telah mereka hasilkan lebih sempurna dan lebih halus disesuaikan dengan fungsinya.
Megalithikum
Pada dasarnya, kata "Megalitikum" sendiri berasal dari gabungan antara dua kata dalam bahasa Yunani. Kata tersebut ialah "Mega", yang memiliki arti "Besar", dan "Litik", yang berartikan "Batu". Sementara akhiran "Kum" mengacu kepada istilah periode atau zaman. Oleh karena itu, "Megalitikum" sendiri secara kasar dapat diterjemahkan sebagai "zaman batu besar". Hal ini mengacu kepada banyaknya benda keseharian yang terbuat dari bahan dasar batu serta memiliki ukuran besar ditemukan pada zaman tersebut. Secara teknis, Zaman Megalitikum merupakan bagian dari Zaman Batu, tepatnya memasuki akhir pada era tersebut. Karena setelah Zaman Batu berakhir, manusia perlahan bertransisi untuk memasuki zaman baru bernama Zaman Perunggu. Kebudayaan Megalitikum merupakan jaman dimana alat yang dihasilkan berupa bangunan batu besar, pada umumnya diperuntukkan tempat beribadah pada arwah nenek moyang. Contoh peninggalannya adalah menhir, monolit, dolmen, trilit, sarkofagus, dll.
Alat-Alat Kebudayaan Manusia PurbaÂ
Kapak Persegi
Nama kapak persegi diberikan oleh Robert Von Heine-Geldern atas dasar penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi memiliki bentuk empat persegi dengan permukaan yang dihaluskan. Kapak besar digunakan untuk mencangkul, sementara yang kecil untuk ukiran. Penemuan kapak jenis ini tersebar di daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Kalimantan.