Minggu-minggu selanjutnya setelah menanam semua bedengan kami hanya melakukan penyiraman tanaman dan penyiangan gulma supaya gulma tidak mengganggu pertumbuhan tanaman yang ditanam. Lalu kami juga melakukan pemasangan ajir. Ajir sendiri adalah pasak yang dipasang di lahan yang digunakan sebagai media tanaman untuk tumbuh. Ajir digunakan untuk jenis tanaman yang merambat, kebetulan tanaman yang kami tanam ada yang tumbuhnya merambat yaitu kacang panjang. Kacang panjang membutuhkan ajir untuk tumbuh dengan normal jika tidak maka kacang panjang akan tumbuh merambat ke tanaman di sekitarnya dan mengganggu pertumbuhan tanaman lain.
Pada tanggal 15 juni 2024 kelompok kami melakukan panen pertama. panen pertama kali ini dikhususkan untuk memanen kangkung dari bedengan pertama yang kita tanam. Panen pertama ini menghasilkan 16 ikat kangkung dan masing ikatnya memiliki berat 350 gram, masing-masing ikat dihargai lima ribu rupiah. Untuk panen pertama ini kami menjual ke orang-orang terdekat yang kami kenal. panen pertama ini menghasilkan pendapatan sebanyak tujuh puluh tiga ribu rupiah bagi kelompok kami.
Untuk menghabiskan sisa kangkung yang masih tersedia di lahan kami menjual hasil panen kangkung di expo Gelar Inovasi Harmoni Nusantara (GIHN) kampus UKSW yang berlangsung tanggal 25 hingga 27 juni 2024 selama 3 hari berturut turut. pemanenan dilakukan pada malam hari tanggal 24 juni 2024 dan dilakukan pembersihan, penimbangan dan pengemasan. Pada saat expo kampus kami dihimbau untuk meminimalisir penggunaan plastik maka dari itu kami berinovasi menggunakan daun pisang untuk membungkus produk kami. pada hari pertama expo kami menjual 11 ikat kangkung yang dihargai tiga ribu rupiah per ikat nya.
Malam hari setelah hari pertama expo selesai perwakilan dari kelompok kami naik ke salaran untuk melakukan pemanenan ketiga kalinya hasil panen kali ini dibawa ke salah satu rumah anggota kelompok kami untuk dilakukan pembersihan, penimbangan dan pengemasan untuk dijual keesokan harinya pada hari kedua expo. Hari kedua expo kami dapat menjual sebanyak 16 ikat kangkung yang dihargai tiga ribu rupiah per ikatnya.
Malam hari setelah hari kedua expo selesai perwakilan dari kelompok kami naik ke salaran untuk melakukan pemanenan keempat kalinya sekaligus pemanenan terakhir yang kami lakukan hasil panen kali ini dibawa ke salah satu rumah anggota kelompok kami untuk dilakukan pembersihan, penimbangan dan pengemasan untuk dijual keesokan harinya pada hari ketiga expo. Hari kedua expo kami dapat menjual sebanyak 14 ikat kangkung yang dihargai tiga ribu rupiah per ikatnya. dari total empat kali panen kami dapat menjual total 56 ikat kangkung dan menghasilkan uang sebanyak seratus sembilan puluh enam ribu rupiah yang digunakan untuk kebutuhan kelompok. Hasil penjualan tidak selalu genap sesuai standar harga dikarenakan ada beberapa ikat kangkung yang dijual dengan harga berbeda dari biasanya.
Memasuki minggu terakhir praktikum pada tanggal 29 juni 2024 kami naik ke salaran untuk terakhir kalinya. Praktikum terakhir ini bertujuan untuk memanen sisa-sisa tanaman yang belum sempat terjual dan bagi kelompok kami untuk mengambil sampel tanaman kangkung untuk ditimbang dari setiap bedengan dan mengambil kacang panjang yang sudah siap panen untuk konsumsi pribadi. Baik mungkin gitu dulu cerita kami selama mengikuti praktikum DDA ini, praktikum ini banyak mengajarkan nilai-nilai penting mulai dari kerjasama tim, lebih mengenal satu sama lain dan paling penting mengajarkan kami pengalaman dan pengetahuan bagaimana menjadi seorang agronomi yang bekerja di lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H