Mohon tunggu...
Fernando JustinHerman
Fernando JustinHerman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana

Seorang manusia yang memiliki karya

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Childfree" Belum Bisa Diterima oleh Kalangan Masyarakat Indonesia

31 Oktober 2021   20:37 Diperbarui: 31 Oktober 2021   20:38 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mayoritas pasangan di Eropa juga memilih untuk Childfree dan memutuskan untuk hidup berdua saja bersama pasangan mereka. Bahkan di negara Finlandia, pemerintah membayar warganya agar mau punya anak. 

Pemerintah menamakan intensif ini sebagai "bonus bayi", mereka akan memberikan uang sejumlah 10.000 atau senilai 165 juta rupiah kepada warganya yang memutuskan untuk mempunyai anak. Hal ini disebabkan karena angka kelahiran di finlandia selalu menurun. 

Pemerintah Finlandia mengkhawatirkan bahwa populasi penduduk di Finlandia lama kelamaan akan punah. Kebijakan memberikan uang kepada pasangan suami-istri ini belum tentu efektif. Mungkin akan bertambah persentase pasangan suami-istri yang ingin mempunyai anak. 

Tetapi alasan uang saja tidak cukup, karena keputusan untuk memiliki anak itu pilihan diri masing-masing dan pastinya keinginan dari dalam diri sendiri akan lebih besar daripada faktor lainnya.

Ada sebuah buku yang menceritakan tentang Childfree yang berjudul " Childfree And Happy ". Buku ini ditulis oleh seorang perempuan yang sudah menikah dan memutuskan untuk Childfree yang bernama Victoria Tunggono. Victoria menjelaskan bahwa buku ini ditulis berdasarkan hasil wawancara dengan belasan anggota komunitas Childfree. Dalam kalimat pengantar di bukunya, Victoria mengatakan

"Kebanyakan orang bilang hidup belum sempurna kalau belum punya anak; perempuan belum sempurna kalau belum melahirkan. Tapi saya tahu, hidup saya sudah sempurna tanpa harus ada tambahan suami ataupun anak".

Victoria juga menyampaikan bahwa banyak perempuan di Indonesia yang sudah lama ingin tidak memiliki anak. Namun, mereka (perempuan) tidak berani untuk bersuara tentang itu. Terlebih lagi kuatnya kaum patriarki di Indonesia dan masih banyaknya stigma yang mewajibkan perempuan yang sudah menikah harus memberikan keturunan kepada suami.

Ada satu kutipan dari Chef Juna yang sangat saya sukai tentang keputusan Childfree ini.  Ia mengatakan bahwa,

"If my wife wants kids, we have kids. If my wife doesn't want kids, then we don't have to have a kids."

("Jika istri saya mau mempunyai anak, kita akan mempunyai anak. Tapi, jika istri saya tidak mau mempunyai anak, kita tidak akan mempunyai anak.")

"Are you that's gonna be pregnant nine months?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun