Perhutanan Sosial (KUPS) Aek Bigha akan menjalin kemitraan strategis dengan Jejak Bumi Indonesia (JBI) dalam pelaksanaan program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di sekitar kawasan Desa Penyandingan. Kerja sama ini bertujuan untuk memulihkan kondisi hutan dan lahan yang kritis melalui pendekatan agroforestry dengan penanaman kopi, yang juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Desa Penyandingan, 12 Oktober 2024—Kelompok UsahaPertemuan ini diinisiasi oleh para mahasiswa magang program MSIB (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) sebagai pendamping perhutanan sosial di Desa Penyandingan. Para mahasiswa tersebut berperan aktif dalam menyusun agenda dan mengoordinasikan kegiatan ini sebagai bagian dari upaya mereka mendukung program perhutanan sosial di lapangan. Melalui kegiatan perkenalan ini diharapkan realisasi program RHL dapat dilakukan. Namun tetap saja masih diperlukan diskusi panjang agar kemitraan strategis kedua belah pihak dapat terjadi. Kegiatan ini menjadi pondasi agar mimpi tersebut dapat terwujud.
Program agroforestry kopi yang diusung oleh KUPS Aek Bigha dan JBI menjadi langkah penting dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Sistem agroforestry ini memadukan penanaman tanaman berkayu yang bermanfaat bagi ekosistem hutan dengan tanaman kopi yang memiliki nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat sekitar. Selain berkontribusi pada rehabilitasi lahan, program ini juga diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian warga Desa Penyandingan dan sekitarnya.
Kepala KUPS Aek Bigha, Bapak Syehamril Hadi, berharap bahwa kemitraan dengan JBI dapat menjadi solusi jangka panjang untuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan. "Melalui sistem agroforestry, kami dapat menggabungkan upaya pelestarian hutan dengan peningkatan ekonomi masyarakat. Penanaman kopi di lahan rehabilitasi ini tidak hanya menjaga kelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan pendapatan tambahan bagi warga sekitar," jelasnya.
Sementara itu, Bapak Hendra Setiawan, perwakilan dari JBI, menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan hutan. "Kami percaya bahwa masyarakat adalah kunci keberhasilan program rehabilitasi ini. Dengan metode agroforestry kopi, masyarakat tidak hanya terlibat dalam menjaga hutan, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi dari pertanian yang lestari," ujarnya.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk mengadopsi sistem pengelolaan hutan yang ramah lingkungan serta memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Kegiatan ini juga sejalan dengan program pemerintah dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
Dengan rencana program rehabilitasi hutan melalui agroforestry kopi, KUPS Aek Bigha, JBI, dan masyarakat Desa Penyandingan siap melangkah menuju masa depan yang lebih hijau, lestari, dan sejahtera, di mana para mahasiswa magang MSIB turut berperan penting sebagai bagian dari proses pendampingan dan edukasi perhutanan sosial.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H