Sudah kubilang...Â
Jangan engkau hembuskan angin ke dalam  kobaran api
Engkau mengira panasnya untuk berdiang
Tapi ia justeru melalap hingga biang lara
Sudah kubilang...
Jangan menetes air ke tengah samudra raya
Engkau Mengira akan menimbulkan riak
Tapi Justeru tersapu gelora gelombang
Sudah kubilang...
Jangan bersandiwara dihadapan kebenaran
Engkau mengira dapat menelikungÂ
Lalu membawanya pada ketersesatan arah nalar hipokrisi ciptamu
Tapi topengmu justeru disayat hingga engkau kehabisan ratap
Engkau barangkali sedang salah panggung untuk bersandiwara
Menyelubung diri dalam kebenaran laku enigmatik
Menata kejahatan dalam simpul-simpul senyum
Memutar balik fakta dalam kata penuh daya
Menyembur tipu penuh wibawa
Seakan di bawah lidahmu dasar neraka
Engkau mengira mampu mengelabui nirvana
Lantas terbahak penuh laknat di dunia fana
Mengira fajar telah mangkat
Dan engkau menyetubuhi kegelapan penuh hasrat
Engkau tersedak tat kala fajar menyeruak, merekah
Menerangi jalan yang engkau kira lapang tapi ternyata jurang yang dalam
Menyingkap topeng kepalsuan yang telah engkau jimatkan
Guna menggendam kebenaran yang sering kali samar terucap
Dihadapannya engkau hanya mampu tersedu-sedan
Menyesal penuh arti karena telah salah jalan
Dan itulah tipu lain yang engkau perankan
Sayangnya...
Engkau mengira aku telah diredam dan lungkrah
Tidak!
Engkau akan segera kutikam!
*****
Cempaka Putih Barat
Malam Vigili Paskah, 3 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H