- Tanggapan motorik (gerak), esensial dalam pembelajaran fisik, mencatat, mempergunakan instrumen dan aktivitas fisik lainnya.
- Tanggapan posisi, digunakan untuk memahami letak suatu objek atau lokasi seperti pada peta.
- Tanggapan rasa, kinestetik (berhubungan dengan gerakan otot), penciuman, bentuk, warna, dan aspek sensori lainnya.
2. Belajar melalui gerakan atau motorik (motor type of learning) melibatkan beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan. Dalam jenis belajar ini, siswa harus memahami tujuan belajar, memiliki pemahaman yang jelas tentang keterampilan yang akan dipelajari, serta menjalankan latihan dengan benar pada tahap awal dan berlatih untuk meningkatkan kecepatan.Selain itu, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam belajar motorik, antara lain: memilih metode keseluruhan atau metode bagian, melakukan latihan dalam situasi yang sesuai dengan kehidupan nyata, mengatur durasi dan distribusi latihan dengan tepat, memberikan perhatian yang cukup, mengurangi kritik berlebihan, menganalisis keterampilan yang dipelajari, serta memperhatikan bentuk dan teknik yang benar. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip ini, proses belajar motorik dapat menjadi lebih efektif dan efisien.
3. Belajar melalui hafalan (memory type of learning) sering kali diarahkan pada tujuan praktis untuk mempersiapkan siswa dalam menguasai sejumlah pengetahuan yang diperlukan untuk menghadapi ujian. Banyak sekolah mengadopsi pendekatan belajar yang mengandalkan hafalan untuk memastikan siswa memiliki pengetahuan yang cukup untuk menghadapi evaluasi atau ujian.
4. Belajar melalui pemecahan masalah (problem type of learning) melibatkan serangkaian langkah yang diarahkan pada penyelesaian suatu masalah secara sistematis. Langkah-langkah ini mencakup memahami masalah, merumuskan hipotesis atau jawaban yang mungkin, mengumpulkan data, menilai hipotesis, melakukan eksperimen, dan menyimpulkan hasilnya. Dalam menghadapi masalah, terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan, termasuk perilaku yang tidak dipelajari (seperti insting atau naluri dan kebiasaan), metode trial-and-error, pemahaman tiba-tiba (insight), meniru perilaku orang lain (vicarious behavior), dan menggunakan metode ilmiah. Dengan menggunakan pendekatan-pendekatan ini, individu dapat menghadapi dan memecahkan masalah dengan lebih efektif.
5. Belajar melalui emosi (emotional type learning) seringkali tidak mendapatkan perhatian yang cukup dalam sistem pendidikan, karena fokus utamanya cenderung pada pembentukan aspek intelektual dan keterampilan, sedangkan aspek kepribadian sering diabaikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya pemahaman yang mendalam oleh pendidik, sifatnya yang kompleks, kesulitan dalam pelaksanaannya, tantangan dalam menilainya secara objektif, dan sulitnya untuk memberlakukan dan mewujudkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H