Pelaksanaan pilkada serentak di tengah menurunnya kepercayaan rakyat terhadap partai politik dan kebuntuan regenerasi kepemimpinan di dalam partai politik, harus membuat rakyat semakin cerdas dan militan. Kita bukan hanya sedang mencari sosok-sosok pemimpin negarawan dari 807 pasang calon kepala daerah yang akan mengikuti pilkada serentak tanggal 9 Desember 2015 yang akan datang. Tapi kita akan menyemai sebanyak mungkin pemimpin-pemimpin berkarakter negarawan yang akan menjadi benih-benih kepemimpinan daerah dan nasional di masa yang akan datang.
Seperti halnya tanah yang subur, kepemimpinan daerah adalah lahan yang sangat subur untuk menyemai benih yang terbaik. Kita akan menyemai benih-benih kepemimpinan itu menjadi pemimpin-pemimpin yang siap dipanen di masa yang akan datang. Apabila kita menyemai benih yang terbaik, benih itu akan tumbuh menghasilkan buah yang terbaik, buah yang dihasilkan dari kepemimpinan itu tentu akan berguna untuk kemajuan daerah, dan biji dari buah yang dihasilkan oleh kepemimpinan itu dapat disemai kembali untuk menghasilkan buah bagi generasi selanjutnya.
Kepemimpinan daerah adalah kawah candradimuka kepemimpinan nasional Republik Indonesia. Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2015 harus dijadikan momentum untuk menyemai sebanyak mungkin tunas-tunas baru kepemimpinan daerah. Tunas-tunas yang akan tumbuh dan berbuah menjadi pemimpin nasional masa depan. Para pemimpin berkarakter negarawan yang selalu berpikir dan bertindak untuk kemajuan bangsa dan negaranya, berani bersikap benar dan selalu mempunyai visi dalam membangun untuk kelangsungan generasi selanjutnya. Karakter pemimpin yang tidak berpikir untuk sekedar memenangkan pemilihan, tapi juga merebut hati rakyat melalui program-program pembangunan yang mensejahterakan rakyatnya.
Keberhasilan pembangunan daerah kita ditentukan oleh pilihan kita pada tanggal 9 Desember 2015 yang akan datang. Kita harus mampu memilih benih-benih kepemimpinan daerah terbaik dari 807 pasang calon kepala daerah peserta pilkada serentak. Kualitas demokrasi beserta kualitas kepemimpinan yang dihasilkan oleh proses demokrasi ditentukan oleh kualitas para pemilihnya. Dalam menentukan pilihan, lebih dulu teliti rekam jejaknya, pelajari visi misi dan program-program pembangunannya dan awasi jalannya seluruh tahapan pemilihan.
Masa depan kepemimpinan nasional Republik Indonesia ditentukan oleh keberhasilan kita dalam menyemai benih-benih pemimpin negarawan dalam pilkada serentak yang akan datang. Kita tidak boleh salah memilih pemimpin. Pilihan kita yang akan menentukan masa depan pembangunan daerah kita. Daerah kuat, bangsa dan negara kuat. “Vox populi, vox Dei” suara rakyat, suara Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H