Mohon tunggu...
FERI SLN  I  FERI SULIANTA
FERI SLN I FERI SULIANTA Mohon Tunggu... Dosen - Penulis

www.ferisulianta.com

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Generative AI dan Dampaknya pada Revolusi Dunia Kerja

17 September 2024   17:54 Diperbarui: 17 September 2024   17:55 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengurangan dan Perubahan Pekerjaan

Seiring meningkatnya penggunaan Generative AI, pekerjaan yang bersifat repetitif dan administratif akan semakin berkurang. Menurut McKinsey Global Institute, sekitar 60% dari semua pekerjaan memiliki setidaknya 30% aktivitas yang dapat diotomatisasi. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan di beberapa sektor, terutama di industri yang berbasis pada tugas-tugas manual atau administratif. Namun, ini juga menciptakan peluang baru bagi pekerjaan yang lebih kreatif, teknis, dan strategis.

Misalnya, industri penerjemahan mengalami penurunan drastis dalam permintaan untuk penerjemah manusia di pekerjaan umum, karena alat seperti Google Translate dan DeepL yang didukung AI telah menjadi sangat andal. Namun, pekerjaan baru muncul di bidang pelatihan AI, pengeditan hasil terjemahan AI, dan pengelolaan konten multibahasa yang lebih kompleks.

Tuntutan Keterampilan Baru

Dengan otomatisasi sebagian besar pekerjaan rutin, tenaga kerja masa depan akan membutuhkan keterampilan baru. Keterampilan dalam mengelola, mengoptimalkan, dan berkolaborasi dengan teknologi AI akan menjadi esensial. Pendidikan dan pelatihan ulang (upskilling dan reskilling) akan menjadi kunci dalam memastikan pekerja dapat beradaptasi dengan teknologi baru. Bidang seperti data science, pengembangan AI, serta analisis kreatif akan terus berkembang dan memberikan peluang karier baru.

Sebagai contoh, di bidang kesehatan, teknologi Generative AI kini mulai digunakan untuk menganalisis data medis dan menghasilkan rekomendasi pengobatan. Meskipun ini mengurangi pekerjaan administratif bagi dokter dan perawat, kebutuhan akan spesialis data kesehatan yang mampu mengelola dan menginterpretasikan hasil AI akan meningkat.

Kesenjangan Digital

Meskipun Generative AI membawa peluang besar, ada risiko kesenjangan sosial yang semakin dalam. Tidak semua pekerja atau masyarakat memiliki akses yang sama terhadap teknologi ini, yang dapat memperlebar kesenjangan antara kelompok yang memiliki keterampilan digital tinggi dan mereka yang kurang terampil. Perusahaan dan pemerintah perlu berperan aktif dalam memberikan akses pelatihan dan infrastruktur yang diperlukan agar teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.

Generative AI tidak hanya sebuah inovasi teknologi, tetapi sebuah revolusi yang dapat mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi dalam masyarakat. Dengan otomatisasi pekerjaan rutin, munculnya kolaborasi manusia-mesin, dan transformasi di berbagai sektor, dampaknya akan sangat besar. Namun, dengan perubahan ini muncul tantangan-tantangan baru yang harus diatasi, seperti pengurangan pekerjaan, tuntutan keterampilan baru, dan risiko kesenjangan digital. Dalam menghadapi era Generative AI, adaptasi dan inovasi akan menjadi kunci untuk memastikan teknologi ini memberikan manfaat yang merata bagi semua lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun