Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat, dan salah satu inovasi yang paling menonjol adalah Generative AI. Teknologi ini mampu menciptakan konten baru---seperti teks, gambar, musik, bahkan video---dengan memanfaatkan data yang sudah ada. Teknologi ini bukan hanya alat yang mampu mempercepat pekerjaan, tetapi juga memiliki potensi untuk mengubah lanskap sosial, terutama dalam konteks pekerjaan dan tenaga kerja. Bagaimana Generative AI akan mengubah wajah masyarakat dan apa dampaknya terhadap dunia kerja? Artikel ini akan menjelaskan perubahan yang terjadi serta memberikan contoh konkret mengenai dampaknya.
Otomatisasi Pekerjaan Kognitif
Sebelumnya, banyak pekerjaan yang terkait dengan produksi kreatif atau analisis data dianggap tidak dapat digantikan oleh mesin. Namun, dengan munculnya Generative AI, batasan ini semakin kabur. Teknologi ini mampu menciptakan laporan keuangan, mendesain produk, menulis artikel, hingga mengembangkan konten pemasaran dengan cepat dan akurat. Sebagai contoh, platform seperti ChatGPT telah digunakan oleh perusahaan untuk membantu membuat draf dokumen, menulis laporan rutin, atau memberikan layanan pelanggan otomatis.
Ini berdampak besar pada pekerja yang melakukan pekerjaan administratif, penulis konten, atau desainer grafis. Banyak pekerjaan yang dulu membutuhkan waktu berhari-hari kini bisa diselesaikan dalam hitungan menit dengan bantuan Generative AI. Meski ini meningkatkan efisiensi, otomatisasi seperti ini juga menciptakan tantangan besar dalam hal penggantian pekerja, terutama di industri yang bergantung pada pekerjaan kognitif.
Kolaborasi Manusia-Mesin
Generative AI bukan hanya tentang penggantian manusia, tetapi juga tentang menciptakan kolaborasi yang lebih efisien antara manusia dan mesin. Di dunia kreatif, misalnya, desainer dan seniman kini dapat menggunakan alat Generative AI untuk mempercepat proses ideasi dan eksperimen desain. Alih-alih mulai dari nol, mereka dapat memberikan input awal kepada AI, yang kemudian akan menghasilkan beberapa opsi yang dapat diedit lebih lanjut. Ini memungkinkan manusia untuk lebih fokus pada bagian kreatif dan strategis, sementara AI mengurus detail teknis atau tugas-tugas berulang.
Contoh konkret adalah industri mode, di mana desainer menggunakan Generative AI untuk membuat mockup pakaian baru, memodelkan desain secara virtual, dan bahkan memprediksi tren berdasarkan analisis data. Hasilnya, proses perancangan yang biasanya memakan waktu bisa dipersingkat, mempercepat siklus inovasi produk.
Transformasi Layanan Pelanggan dan Penjualan
Perusahaan ritel dan layanan pelanggan merupakan salah satu industri yang paling cepat memanfaatkan Generative AI. Chatbot bertenaga AI yang canggih telah menggantikan banyak peran manusia dalam layanan pelanggan dasar, merespons pertanyaan umum, mengarahkan pengguna ke informasi yang relevan, dan bahkan melakukan penjualan. Teknologi ini tidak hanya lebih murah dibandingkan mempekerjakan staf secara langsung, tetapi juga mampu beroperasi 24 jam sehari dengan respons yang konsisten.
Contoh nyata adalah perusahaan e-commerce besar seperti Amazon, yang memanfaatkan AI untuk mengotomatisasi rekomendasi produk, merespons pertanyaan konsumen, dan memproses pesanan secara otomatis. Generative AI memungkinkan personalisasi layanan dalam skala besar, meningkatkan pengalaman pelanggan sekaligus menurunkan biaya operasional.
Pengurangan dan Perubahan Pekerjaan
Seiring meningkatnya penggunaan Generative AI, pekerjaan yang bersifat repetitif dan administratif akan semakin berkurang. Menurut McKinsey Global Institute, sekitar 60% dari semua pekerjaan memiliki setidaknya 30% aktivitas yang dapat diotomatisasi. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan di beberapa sektor, terutama di industri yang berbasis pada tugas-tugas manual atau administratif. Namun, ini juga menciptakan peluang baru bagi pekerjaan yang lebih kreatif, teknis, dan strategis.
Misalnya, industri penerjemahan mengalami penurunan drastis dalam permintaan untuk penerjemah manusia di pekerjaan umum, karena alat seperti Google Translate dan DeepL yang didukung AI telah menjadi sangat andal. Namun, pekerjaan baru muncul di bidang pelatihan AI, pengeditan hasil terjemahan AI, dan pengelolaan konten multibahasa yang lebih kompleks.
Tuntutan Keterampilan Baru
Dengan otomatisasi sebagian besar pekerjaan rutin, tenaga kerja masa depan akan membutuhkan keterampilan baru. Keterampilan dalam mengelola, mengoptimalkan, dan berkolaborasi dengan teknologi AI akan menjadi esensial. Pendidikan dan pelatihan ulang (upskilling dan reskilling) akan menjadi kunci dalam memastikan pekerja dapat beradaptasi dengan teknologi baru. Bidang seperti data science, pengembangan AI, serta analisis kreatif akan terus berkembang dan memberikan peluang karier baru.
Sebagai contoh, di bidang kesehatan, teknologi Generative AI kini mulai digunakan untuk menganalisis data medis dan menghasilkan rekomendasi pengobatan. Meskipun ini mengurangi pekerjaan administratif bagi dokter dan perawat, kebutuhan akan spesialis data kesehatan yang mampu mengelola dan menginterpretasikan hasil AI akan meningkat.
Kesenjangan Digital
Meskipun Generative AI membawa peluang besar, ada risiko kesenjangan sosial yang semakin dalam. Tidak semua pekerja atau masyarakat memiliki akses yang sama terhadap teknologi ini, yang dapat memperlebar kesenjangan antara kelompok yang memiliki keterampilan digital tinggi dan mereka yang kurang terampil. Perusahaan dan pemerintah perlu berperan aktif dalam memberikan akses pelatihan dan infrastruktur yang diperlukan agar teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.
Generative AI tidak hanya sebuah inovasi teknologi, tetapi sebuah revolusi yang dapat mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi dalam masyarakat. Dengan otomatisasi pekerjaan rutin, munculnya kolaborasi manusia-mesin, dan transformasi di berbagai sektor, dampaknya akan sangat besar. Namun, dengan perubahan ini muncul tantangan-tantangan baru yang harus diatasi, seperti pengurangan pekerjaan, tuntutan keterampilan baru, dan risiko kesenjangan digital. Dalam menghadapi era Generative AI, adaptasi dan inovasi akan menjadi kunci untuk memastikan teknologi ini memberikan manfaat yang merata bagi semua lapisan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H