"Mmmm.. kapan ya? Ya aku usahakan," jawabmu ragu.
"Tapi aku takut. Bisakah kita nanti jalan-jalan ke luar Kota," ungkapku.
"Takut? Takut kenapa?"
"Takut ketahuan saja sama orang. Maksudku, sama kekasihmu."
"Memang kamu mau mengajakku ke mana? Ke pantai ya?" usulmu.
"Oke. Asik juga kayaknya."
Setelah kamu tiba di stasiun, aku menjemputmu di sana. Di dekat bangku Peron 3, pertama kali aku berani memegang tanganmu. Aku menggandengmu, untuk kemudian berangkat menuju tempat yang kau pinta.
Di tengah perjalanan kau dan aku bercanda ria hingga tanpa sadar kita sudah dekat Pantai Balekambang.
Setelah turun di bibir pantai, kau langsung berlari sambil lompat. Aku senang melihatmu tertawa seperti itu. Segera kau ambil ponselmu, lalu mengajakku selfie.
Sejenak aku tersenyap melihat hasil foto itu. Bahwa kita terlihat sangat serasi. Sejak momen itu, disaksikan angin dan debur ombak Pantai Malang. Aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia.
Tak terasa langit mulai gelap. Kita harus meninggalkan kota ini. Segera kita pulang untuk melukis cerita di lain hari.
Tapi keadaan berkata lain. Di tengah perjalanan hujan mengguyur deras. Kita terpaksa berteduh di halaman sebuah vila. Wajahmu basah kuyup. Segera ku usap dengan tanganku. Saat itu juga waktu mengalun lambat ketika kamu berkata, "Aku mencintaimu, Mas."