Roni memberi uang 100 ribunya pada ibu mertua sembari menyalaminya.
***
Di tengah perjalanan lewat pusat pasar. Orang jualan sudah mulai datang dengan membawa bahan-bahan jualannya yang banyak dari mobil pick up. Jalanan lumayan macet, riuh suara bising motor merayap di telinga. Roni menoleh ke pedagang kaki lima berjualan nasi goreng di pinggir sebrang jalan.
"Kamu sudah maem Dek?" Tanya Roni
"Apa Mas?"
"Adek sudah makan belum?"
"Belum Mas"
"Beli makan yuk! Tadi di rumah, Emak tidak masak. Cuma ada nasi doang. Tapi pakai uang Adek dulu ya!," kata Roni
"Aku ndak ada uang Mas. Udah buat bayar arisan Ibuk. Lha Mas juga gitu, seharusnya ngasih bingkisan saja tadi udah cukup. Kok sama uang pula ke ibuk."
"Ya kan aku ndak enak Dek. Lagian Adek kenapa bilang ke Ibuk soal mau bangun rumah di sana. Kan itu masih rencana yang entah kapan bisa terwujud. Ini saja masa kontrak kerjaku juga mau habis sebentar lagi."
"Rejeki kan Allah yang ngatur Mas. Nanti kan juga ada saja modal buat bangun rumah. Emak kan juga sudah ada yang jaga besok-besok, Mas Danu (kakak Roni)." Timpal istri Roni