Mohon tunggu...
Feri Nata
Feri Nata Mohon Tunggu... Guru -

Guru di Sekolah Kristen Calvin, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa harus Sekolah Kristen Calvin? - Guru Berkualitas

17 September 2015   10:50 Diperbarui: 28 September 2015   10:08 3534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru-guru Sekolah Kristen Calvin direkrut melalui wawancara intensif yang berfokus pada motivasi calon guru. Hal ini dilakukan untuk memastikan guru yang diterima memiliki keinginan yang kuat untuk bersama-sama dengan rekan-rekan guru dan staf yang lain mewujudkan visi Sekolah Kristen Calvin. Hal ini dipahami bersama oleh guru-guru Sekolah Kristen Calvin sebagai “panggilan” yang harus dikerjakan dengan penuh tanggung jawab. 

Baca juga: Mengapa harus Sekolah Kristen Calvin? - Komunitas Pembelajar

Baca juga: Sekolah Kristen Calvin, Sekolah Visioner yang Melawan Arus Zaman

Kunjungi juga: Website Sekolah Kristen Calvin

Saya ingin menjadi guru di Sekolah Kristen Calvin karena panggilan, jadi maksudnya, ada perasaan kuat harus mengajar, kemudian ingin membagikan apa yang sudah dipelajari, yang sudah digumulkan. (Pak Suntar, Guru SMA Kristen Calvin)

Saya ingin menjadi guru di Sekolah Kristen Calvin karena saya mau melayani masyarakat. Di tempat ini saya mengalami proses belajar, mengajar, dan diajar baik dalam hal karakter, iman, pengetahuan, dan juga pelayanan. Saya mengalami proses yang utuh sehingga saya sendiri boleh belajar dan dibentuk. (Bu Yuki, Guru SMP Kristen Calvin)

Saya menjadi guru karena mendengarkan sharing dari Pak Ivan (Koordinator Sekolah Kristen Calvin saat ini) sewaktu saya mahasiswa. Kami dulu sering berkumpul sebagai alumni siswa Pusaka Abadi ... lalu Beliau banyak membagikan wawasan tentang dunia pendidikan. Jadi, di sana saya mendengarkan tentang ladang pelayanan yang begitu besar di dalam dunia pendidikan. Kita bisa melayani jiwa-jiwa yang membutuhkan belas kasihan Tuhan dan melalui pendidikan kita bisa memperkenalkan Kristus dan mengajarkan kebenaran kepada anak-anak didik kita. Dan kemudian Pak Ivan diminta Pak Tong (Pdt. Dr. Stephen Tong) untuk mendirikan Sekolah Kristen Calvin. Saya bergabung dalam tim gurunya setelah bergumul. (Pak Erwan, Guru SMP Kristen Calvin)

Saya merasa akan selalu butuh orang yang mengerti pergumulan ini atau concern tentang anak-anak ini. (Bu Julia, Staf Tata Usaha)

Dari pernyataan guru-guru Sekolah Kristen Calvin di atas, dapat terbaca bahwa guru-guru Sekolah Kristen Calvin mempunyai komitmen dan dedikasi yang tinggi terhadap profesi guru. Mereka juga memiliki visi yang sama dengan visi Sekolah Kristen Calvin, yaitu memiliki komitmen untuk mendidik generasi muda saat ini dan membentuk karakter Kristiani yang beriman, berilmu, dan berperasaan penuh tanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa. Visi yang sama dapat dicapai karena guru-guru memegang wawasan atau cara pandang yang sama, yaitu wawasan Reformed Injili yang menjadi dasar Sekolah Kristen Calvin. 

Sumber daya yang terbesar itu adalah sumber daya manusianya, yang sehati, kita usahakan teologinya sama, dan di sini mayoritas berteologi reformed, meskipun banyak yang tidak berasal dari Gereja Reformed, tetapi setidaknya mereka kita minta untuk belajar teologi Reformed. Kita punya semangat pelayanan yang sama. Itu sumber daya manusianya. (Pak Erwan, Guru SMP Kristen Calvin)

GRII (Gereja Reformed Injili Indonesia) sendiri menugaskan 11 pendeta dan penginjilnya untuk menjadi guru di Sekolah Kristen Calvin. Kehadiran pendeta dan penginjil sebagai bagian dari tim guru Sekolah Kristen Calvin dapat menjaga ajaran teologi dan wawasan Reformed Injili tetap kuat menjadi fondasi sekolah. Hal ini diungkapkan oleh Bu Happy, Kepala SD Kristen Calvin yang juga termasuk penginjil di GRII.

Di sekolah ini sebagai Sekolah Kristen, kita bisa melakukan pendidikan iman Kristen, khotbah chapel, renungan karena kekuatan Hamba Tuhan (Pendeta dan Penginjil). Jadi, kalau dihitung, unit SD, SMP, dan SMA, Hamba Tuhan yang di sini ada 11. Tidak ada sekolah lain yang seperti itu. Jadi, ini adalah suatu kekuatan karena dukungan dari gereja. Sehingga pencapaian visi misi berdasarkan pendidikan karakter bisa dilakukan. Itu karena Hamba Tuhan yang diutus oleh gereja ke sekolah ini. (Bu Happy, Kepala SD Kristen Calvin)

Kualifikasi guru-guru yang diterima oleh Sekolah Kristen Calvin tidak hanya dilihat dari latar belakang pendidikan guru, tetapi juga dari minat (passion) guru tersebut terhadap bidang yang akan diajar. Guru-guru Sekolah Kristen Calvin diharapkan tidak sekadar menjadi guru untuk bekerja, tetapi sungguh-sungguh mengerjakan hal yang diminati. Walaupun demikian, aspek kompetensi guru, baik kompetensi dalam bidang ajar maupun kompetensi pedagogiknya juga tetap dituntut dari guru untuk terus dikembangkan. Selain itu, aspek integritas guru juga sangat ditekankan. 

Itu sebabnya integritasnya dipertanyakan ketika masuk, misalkan kalau guru itu punya kebiasaan yang tidak baik, guru itu tidak akan bisa bergabung atau akan mendapatkan penggembalaan sehingga kebiasaan guru cocok dengan karakter yang kita mau bangun. (Pak Ivan, Koordinator Sekolah Kristen Calvin)

Dari pernyataan Pak Ivan, terlihat bahwa guru-guru Sekolah Kristen Calvin diharapkan menjadi pembimbing akhlak dan kepribadian siswa-siswa secara pribadi. Hal ini terkait dengan kesesuaian visi guru-guru dengan visi Sekolah Kristen Calvin untuk membentuk karakter siswa. Oleh karena itu, guru-guru tidak hanya mendidik pengetahuan dan keterampilan siswa, tetapi juga membimbing akhlak dan kepribadian siswa.

Saya mengerti bahwa Sekolah Calvin memiliki satu visi yang jelas sebagai sekolah yang sungguh-sungguh mau terjun ke dalam dunia pendidikan dan berorientasi untuk mendidik generasi bangsa dan bukan profit. (Pak Andra, Guru SD Kristen Calvin)

Kalau kenapa jadi guru, karena pengalaman hidup. Karena saya melihat apa yang saya alami itu ternyata kuncinya ada pada waktu saya masih kecil. Guru-guru Kristen yang menanamkan jangan mencuri dan lain-lain, itu yang terus diingat sampai besar. Jadi, karena itu saya pikir, anak-anak itu butuh bekal. Kalau milih Sekolah Calvin, karena ini adalah sekolah yang punya visi yang khusus, maksudnya satu tujuan yang khusus, beda dengan sekolah lain, kalau sekolah lain  banyak yang istilahnya hanya mancari uang, karena mereka mau bisnis. Sedangkan di sini tidak, sekolah ini betul-betul murni tidak mencari uang, memang ingin mendidik. (Bu Susi, Guru SD Kristen Calvin)

Kalau kelebihannya, saya lihat secara pribadi, guru-guru fokus pada kita masing-masing. Kalau sekolah lain muridnya banyak, tapi gurunya seperti tidak peduli. Jadi seperti hanya mementingkan nilai mereka, tapi karakter mereka sama sekali ga diurus. (Isabel, Siswa SMA Kristen Calvin)

Dengan berbagai latar belakang pendidikan guru-guru Sekolah Kristen Calvin, tentunya tidak semua guru memiliki kemampuan yang sama untuk memberikan pelayanan konseling kepada siswa. Oleh karena itu, Sekolah Kristen Calvin memberikan pelatihan bagi guru-guru untuk dapat membimbing akhlak dan kepribadian siswa. Selain itu, guru-guru juga diharapkan mengikuti berbagai seminar yang dapat meningkatkan kerohanian guru-guru sebagai bekal dalam membimbing siswa.

 

(Diadaptasi dari Thesis "Membangun Keunggulan Kompetitif melalui Pendekatan Pandangan Berbasis-Sumber Daya - Studi Kasus pada: Sekolah Kristen Calvin" yang penulis siapkan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Master of Business Administration di Universitas Gadjah Mada)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun