“Hanya ikan mati yang mengikuti arus sungai.” (Anonim)
Pepatah ini sama sekali tidak mengatakan bahwa ikan akan selalu melawan aliran sungai. Namun, ikan yang hanya mengikuti ke mana pun arus sungai membawanya adalah ikan yang mati. Berbicara mengenai ikan yang melawan arus, kita dapat melihat contoh inspiratif dari ikan salmon. Salmon merupakan ikan yang unik. Berasal dari air tawar, bermigrasi ke lautan, lalu kembali ke air tawar untuk bereproduksi.
Penelitian menunjukkan salmon selalu kembali ke tempat yang sama dengan asalnya untuk berkembang biak. Alasan mengapa salmon dapat menyimpan memori untuk dapat kembali ke tempat asalnya memang masih misteri. Namun, untuk melakukan hal itu berarti salmon harus melawan arus sungai. Bahkan, tak jarang salmon harus melompat untuk melewati sungai berbatu sembari melawan arus. Tentunya salmon melakukan hal itu untuk suatu tujuan, yaitu reproduksi. Dalam mencapai tujuannya, salmon melawan arus dan melewati berbagai rintangan.
Sekolah Kristen Calvin dapat dianalogikan seperti salmon. Sekolah Kristen Calvin didirikan ditengah-tengah arus pragmatisme yang sangat kental zaman ini. Namun, alih-alih mengikuti arus pragmatisme ini, Sekolah Kristen Calvin malah melawannya, yaitu berusaha mengejar pembentukan karakter yang sudah banyak ditinggalkan oleh sekolah saat ini.
Visi Sekolah Kristen Calvin diletakkan oleh Pak Tong (Pdt. Dr. Stephen Tong) selaku pendiri dan sudah dirumuskan dalam pernyataan tertulis sebagai berikut: “Membentuk karakter Kristiani yang beriman, berilmu dan berperasaan penuh tanggung jawab sebagai penerus bangsa”.
Pendidikan Kristen mempunyai tugas yang mulia sekali karena dengan iman kepercayaan kepada Tuhan dan Firman-Nya, maka pendidikan Kristen, selain membagikan pengetahuan, baik ke-Tuhan-an, maupun pengetahuan umum, juga harus mempunyai tujuan membangun karakter Kristiani sehingga watak, iman, moral, perjuangan, dan perasaan bertanggung jawab di dalam semangat iman Kristen harus dimasukkan ke dalam program mendidik anak. (Pak Tong, Pendiri Sekolah Kristen Calvin)
Karakter Kristiani yang dimaksudkan oleh Pak Tong tidak dapat dilepaskan dari pandangan iman Kekristenan.
Karena Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, maka Dia menjadi teladan bagi seluruh umat yang diciptakan menurut peta dan teladan Allah. Peta teladan Allah yang asli adalah Kristus. Dia adalah Allah. Kita mempunyai bayang-bayang dari Allah. Allah suci, kita mempunyai hati nurani. Allah kasih, kita mempunyai kemungkinan komunikasi. Allah kebenaran, kita mempunyai rasio. Allah mempunyai kuasa, kita juga diberikan wibawa. Manusia mempunyai semua potensi ini karena manusia diciptakan lebih tinggi dari semua binatang. Dan Kristuslah yang menjadi teladan mutlak di dalam segala sudut sehingga jika kita ingin membangun karakter Kristiani, berarti semua manusia yang sudah mengenal Kristus belajar dari Dia dan boleh menjadi seperti Dia, itu karakter Kristiani. (Pak Tong, Pendiri Sekolah Kristen Calvin)