Sampai detik ini pun, rasa trauma yang dialami ibunya masih sangat terasa. Yang menyebabkan Clairy selalu dikekang.
**
"Dasar anak pembangkang!!! Sudah berapa kali ibu bilang, jangan berteman dengan laki-laki apalagi sampai pacaran. Berani-beraninya kamu sekarang membantah ibu!!!"
Lagi-lagi terdengar suara teriakan ibu Clairy dari rumahku. Aku tak berani keluar, aku hanya mendengarkan dari balik tembok rumahku.
Hari itu, Clairy melakukan kesalahan yang menurut ibunya sangat fatal. Clairy ternyata diam-diam mempunyai kekasih, yang membuat ibunya teringat tentang masalalu kakaknya, ibunya pun tersulut amarah dan emosinya tak terkendali, suara pecahan kaca terdengar sangat keras. Hingga mengundang semua orang datang ke rumahnya, dan berusaha untuk menghentikan pertengkaran hebat itu.
Kini, Clairy dipandang buruk oleh tetangganya. Dianggap anak yang tidak penurut, pembangkang, apalagi sampai ketahuan berpacaran. Meskipun mereka tahu, itu tidak mengganggu pendidikannya. Namun tetap saja, keluarga itu merasa berpacaran itu bukan hal yang baik.
**
Aku paham betul, bagaimana rasanya menjadi Clairy. Apalagi mereka berasal dari keluarga yang sangat terpandang. Pasti Clairy merasa bingung dan tertekan. Kejadian yang dialaminya sekarang, pasti tak akan pernah terlupakan seumur hidup. Dimana hari itu keluarganya merasa dipermalukan dan membangunkan kembali memori masa lalu yang telah dilakukan kakaknya.
Hari itu adalah hari yang buruk bagi Clairy, keluarganya sangat marah besar. Hingga Clairy memutuskan untuk kabur dari rumah.
**
Keesokan harinya , ibu Clairy datang kerumahku. Aku ditanyai banyak hal tentang Clairy. Padahal semenjak ibunya tidak membolehkanku bermain dengan clairy, dan saat itulah dia tidak pernah lagi bercerita padaku.