Mohon tunggu...
Feri Dianto
Feri Dianto Mohon Tunggu... Guru - SD Negeri Trayeman 03

guruberbagi.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Bersambung: Kutukan Tua

19 Februari 2023   16:55 Diperbarui: 19 Februari 2023   17:12 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah-tengah hutan yang sangat terpencil, terdapat sebuah rumah tua yang dihuni oleh seorang wanita tua yang dikenal dengan sebutan Nenek Rima. Wanita itu tinggal sendirian di rumah itu, di mana ia hidup dalam kebiasaan yang sangat kuno dan mempercayai adanya kekuatan sihir dan roh halus yang mendiami hutan. Ia selalu dihindari oleh warga desa di sekitarnya, yang takut pada kekuatan sihirnya.

Suatu malam, ketika Nenek Rima sedang tidur, ia terbangun oleh suara-suara aneh yang berasal dari luar rumahnya. Ia merasa ada orang yang mencoba masuk ke dalam rumahnya. Nenek Rima bangkit dari tempat tidurnya dan bergegas menuju pintu utama. Ketika ia membuka pintu, ia melihat seorang pemuda yang mencoba mencuri barang-barang berharga miliknya. Pemuda itu terkejut dan mencoba kabur, tetapi ia tertangkap oleh Nenek Rima.

"Kenapa kau mencuri barang-barangku?" tanya Nenek Rima dengan suara tegas.

"Maaf, nenek. Aku butuh uang untuk hidupku," jawab pemuda itu dengan nada cemas.

"Kau merusak kesucian rumahku dengan mencuri barang-barangku. Kau harus menerima hukuman yang pantas," kata Nenek Rima dengan suara serak.

Nenek Rima kemudian mengeluarkan seutas tali dan mengikat pemuda itu di sebuah kursi kayu. Ia mulai memanggil roh-roh halus dan mengucapkan mantra-mantra sihir, yang membuat pemuda itu merasa sangat ketakutan. Setelah beberapa saat, Nenek Rima mengakhiri mantra sihirnya dan berkata, "Karena kau merusak rumahku, kau akan menerima kutukan dari kekuatan sihir yang aku miliki. Kau akan menjadi tua dan rapuh sebelum waktumu. Kutukan ini akan kau terima sampai kau menemukan jalan keluar."

Pemuda itu sangat ketakutan dan merasa tidak tahu harus berbuat apa. Ia tidak tahu harus mencari jalan keluar seperti apa yang dimaksud oleh Nenek Rima. Setelah itu, Nenek Rima pergi meninggalkan pemuda itu sendirian dan tak berdaya.

Pemuda itu merasa sangat kesepian dan terpuruk dalam kutukan yang dideritanya. Ia menjadi tua dan rapuh dengan cepat, mengalami penuaan yang sangat cepat hingga ia tampak seperti seorang kakek dalam usia yang masih sangat muda. Warga desa yang melihatnya menjadi sangat terkejut dan merasa kasihan.

Dalam hatinya, pemuda itu merasa sangat putus asa dan meratap. Ia bertanya-tanya mengapa hal buruk ini bisa terjadi padanya. Ia merasa kesepian dan terasing dari dunia luar karena ia tampak seperti kakek tua yang menakutkan. Pemuda itu sangat sedih dan merasa tidak ada harapan bagi dirinya.

Namun, pada suatu hari, ketika pemuda itu sedang duduk di depan rumahnya yang sudah hancur, seorang wanita muda bernama Mbak Sri datang ke desa tersebut. Mbak Sri adalah seorang dukun yang sangat terkenal di seluruh negeri dan dihormati oleh banyak orang karena keahliannya dalam mengatasi masalah yang sulit.

Mbak Sri melihat pemuda itu dan merasa kasihan padanya. Ia bertanya kepada warga desa tentang keadaan pemuda itu dan mengetahui tentang kutukan yang menimpanya. Mbak Sri pun memutuskan untuk membantu pemuda itu.

"Mungkin aku bisa mencari cara untuk menghilangkan kutukan ini," kata Mbak Sri pada warga desa. "Tetapi, aku membutuhkan waktu dan bahan-bahan tertentu untuk membuat ramuan yang kuat. Aku akan meminta tolong pada kalian untuk mengumpulkan bahan-bahan tersebut."

Warga desa berjanji untuk membantu Mbak Sri dalam mencari bahan-bahan tersebut, meskipun mereka tahu bahwa ramuan itu sangat sulit dibuat. Salah satu bahan yang diperlukan adalah daun langka yang hanya tumbuh di daerah pegunungan yang jauh dari desa mereka. Namun, mereka tetap berusaha mencari semua bahan yang diperlukan dan memberikannya pada Mbak Sri.

Sementara itu, pemuda yang terserang kutukan itu terus menderita. Ia tidak bisa tidur nyenyak dan makan dengan baik, dan tubuhnya semakin renta dan lemah. Namun, ia merasa lebih tenang setelah mengetahui bahwa ada seseorang yang mencoba membantunya.

"Aku merasa semakin lemah dan rapuh setiap harinya," pikir pemuda itu. "Apa yang bisa aku lakukan untuk membebaskan diriku dari kutukan ini? Apakah ramuan dari Mbak Sri akan berhasil?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun