Dari sisi kesehatan mental, doom spending juga dapat menciptakan perasaan bersalah dan kecemasan yang lebih dalam. Setelah kepuasan instan dari belanja mereda, banyak orang yang merasa menyesal atas keputusan impulsif mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tingkat stres dan memperburuk kesejahteraan emosional.
Mengatasi Doom Spending
Untuk menghindari doom spending, penting bagi anak muda untuk lebih sadar terhadap pola belanja mereka dan memahami dorongan emosional di balik perilaku tersebut. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan membuat anggaran yang ketat dan mematuhi batas pengeluaran yang telah ditentukan. Mencatat setiap pengeluaran juga dapat membantu seseorang melihat seberapa besar uang yang dihabiskan untuk barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan.
Selain itu, mengurangi waktu di media sosial dan membatasi paparan terhadap konten konsumtif dapat membantu mengurangi dorongan untuk berbelanja. Mengalihkan perhatian pada aktivitas yang lebih produktif, seperti olahraga, membaca, atau mengembangkan hobi baru, juga bisa menjadi cara untuk mengatasi stres tanpa harus menghabiskan uang.
Terakhir, jika belanja sudah menjadi masalah yang serius, mencari bantuan dari ahli keuangan atau psikolog dapat menjadi langkah yang bijak. Mereka dapat memberikan panduan dalam mengelola keuangan serta mengatasi aspek emosional yang memicu perilaku konsumtif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H