Mohon tunggu...
Feren FatmaFatkhia
Feren FatmaFatkhia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang Menempuh Pendidikan S-1 Ilmu Sejarah UNNES

Mahasiswa Ilmu Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terlunta di Jalanan, Jeritan Bisu Anak Jalanan, Siapa yang Salah?

16 Oktober 2024   16:26 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:15 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemandangan seperti ini sangatlah memprihatinkan di era modern sekarang, dimana anak-anak seusia mereka yang tengah menikmati bagaimana senangnya kehidupan dengan keluarga dan dengan pendidikan yang layak, namun mereka harus bertarung dengan kerasnya jalanan. 

Keluarga menjadi faktor penting dalam mengangani anak jalanan. Keluarga menjadi tempat mereka yang nyaman untuk pulang untuk bercerita dan mengekspresikan bagaimana hari yang mereka rasakan. Terkadang orang tua menekan anak-anak untuk menuruti keinginan mereka dengan dalih untuk masa depan anak yang lebih  baik. 

Serta terdapat pula orang tua yang mengeksploitasi anak mereka sendiri untuk bekerja dan menghasilkan pundi-pundi rupiah dari anak mereka. Padahal dalam pemenuhan ekonomi keluarga tidak lah menjadi tanggung jawab wajib bagi anak. 

Namun mereka para orang tua tidak patut juga untuk disalahkan, sebab dapat dijumpai bahwa orang tua tidak mampu untuk memperoleh pekerjaan mereka yang disebabkan berbagai faktor maupun tidak sesuai dengan standar yang ditentukan. 

Sehingga mau tidak mau anak-anak memilih untuk bekerja demi membantu perekonomian keluarga yang lebih membaik. Tetapi anak-anak tersebut tidak memiliki bekal yang cukup untuk memasuki dunia kerja, pada akhirnya mereka menjadi anak jalanan dengan pekerjaan menjadi pengemis, penyemir sepatu, pengamen, dan menjadi anak punk.

Dalam hal ini siapakah yang salah? Semua itu tidak dapat disalahkan dalam satu pihak ataupun beberapa pihak, karena semuanya tidak dapat dikatakan benar ataupun salah. Selain keluarga, pemerintah juga menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam mengetaskan kasus anak jalanan ini. Dengan berbagai kebijakan yang diterapkan oleh masyarakat demi mengatasi persoalan anak jalanan. 

Namun apakah kebijakan tersebut bekerja sesuai dengan apa yang kita harapkan? Tentu saja terdapat beberapa hal yang tidak maksimal sehingga dalam kebijakan untuk menagani anak jalanan belum berjalan dengan semestinya. 

Salah satu penghambat dalam pelaksanakan kebijakan tersebut, yaitu kurangnya peran masyarakat dalam membantu mengentaskan persoalan anak jalanan. Sebab seringkali masyarakat merendahkan anak jalanan dan mereka tidak ingin terlibat dalam persoalan anak jalanan dengan berbagai stigma negatif yang menyelimutinya.

Maka dari itu sebaiknya tidak melakukan diskriminasi terhadap anak jalanan. Persoalan anak jalanan yang terjadi setiap tahunnya haruslah ditangani secara bersama-sama. Baiknya kita memahami dan merangkul anak-anak jalanan tersebut agar mereka tidak semakin jauh. 

Tidak perlu menunggu pemerintah untuk bergerak, namun ayo mulai bergerak bersama dan saling bahu-membahu untuk membantu mengatasi persoalan anak jalanan. Kita bisa memberikan nuansa baru bagi anak jalanan untuk memperoleh sekolah gratis tanpa memikirkan biaya, membantu anak jalanan dengan pelatihan kreativitas sehingga anak jalanan dapat menemukan jati diri dan kreativitas mereka untuk mengekspresikan diri mereka sendiri. 

Serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya untuk melindungi hak-hak anak. Segala kendala yang dihadapi haruslah dilakukan secara bersabar, sebab dalam mengatasi anak jalanan bukanlah menjadi persoalan yang mudah, pastinya dibutuhkan waktu yang lama, dan komitmen yang kuat dari semua pihak yang terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun