Children and adolescents with visual impairments are a group of studente with unique learning needs. Often misunderstood and  often under- served by the counselling profession,these children or adolescents need counselling services just like other children. Federal law makes it important that all counselors who work with children or adolescents, even those who do not work in public school settings, are knowledgeable about identification and services for those with visual disabilitise. In addition, counselors have a proffesional responsibility to facilitate counditions that promote full potential for all individuals, including exceptional group As knowledge and experience, counselors can serve children and their families  more fully intended by legal and professional guidelines.  Most counselors will meet in their practice children and adolescents who are visually impaired. According to the U.S Departement of Education about 9 % of the classified schoolschool- age population has federally recognized disibilities and recevives spesial education and related services. This number does not include gifted children, who also differ significantly from the norm and require identification, curricular modification, and counseling interventions. Or include students with visual imperments who are not eigible for special education but who can  quality for education and counseling servicelike any other child. ( Shari Tarver-Behring and Michael E. Spagna : 1 )
Bimbingan dalam Konseling dengan cara perlakuan  bantuan kepada peserta didik melalui pembentukan di lingkungannya dengan kondusif dilakukan secara benar dalam perlakuan bantuan dengan baik.. Model pembelajaran terhadap peserta didik yang berkebutuhan khusus yang di persiapkan oleh guru di sekolah, ditujukan agar  peserta didik mampu berinteraksi terhadap lingkungan sosial.(Dwinita : 2 )
Anak yang berkebutuhan Khusus dengan adanya keterbatasan dalam bentuk fisik , mental maupun secara emosional yang dapat mempengaruh pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Â Lalu anak tuna netra dengan tidak berfungsinya mata secara optimal sehingga dapat menghambat interaksi sosial lalu dengan aktifitas sehari- harinya. Dalam suatu pendidikan yang anak dalam mengalami gangguan penglihatan disebut pendidikan luar biasa ini berlaku juga yang mampu melihat tapi terbatas yang kurang memanfaatkan untuk kepentingan hidup terutama bidang belajar. Â ( Muhammad Awwad : 51)
Tujuan Bimbingan dalam konseling untuk anak berkebutuhan khusus di SD dalam pelayanan bertujuan agar setelah mereka mendapat pelayanan dari bimbingan konseling anak tersebut dapat mencapai dalam penyesuaian dan perkembangan secara optimal  dengan sesuai bakat dan sisa kemampuannya lalu nilai yang dimiliki dalam dirinya. Dalam pengetahuan secara umum tujuan ini mengarah dengan adanya variasi dalam perbedaan antar individu anak. Hal ini dapat mengingat setiap siswa yang memiliki keunikan tertentu.( Supiartna : 4 )
Layanan Bimbingan Konseling kepada anak Tuna Netra
Bimbingan Konseling untuk Tuna Netra yaitu suatu perlakuan bantuan kepada anak individu maupun dengan secara kelompok dilakukan melalui pembicaraan lalu dengan cara interaksi , lalu dengan memberikan suatu nasehat gagasan yang tau arahan yang dapat memperhatikan tentang norma yang berlaku dengan mandiri.Â
Anak Tuna Netra cenderung memiliki masalah dalam pendidikan , sosial, emosi, kesehatan, dalam permasalahan ini kita perlu antisipasi dengan cara konselor memberikan pelayanan pendidikan, arahan, bimbingan, latihan dengan memberikan kesempatan bagi anak tersebut, sehingga permasalahan yang mungkin akan timbul nantinya dapat di atasi sendiri dengan sedini mungkin.
Jenis – Jenis Pelayanan dalam Bimbingan Konseling : Â
1. Â Â Â Layanan Orientasi
 Bimbingan Konseling untuk anak Tuna Netra yaitu suatu perlakuan pemberian bantuan kepada para  individu maupun kelompok dengan cara melalui pembicaraan , interaksi, nasehat, dan gagasan dengan arahan yang dapat memperhatikan norma sehingga dia bisa mandiri. Dalam hal ini dengan adanya muncul  pemikiran anak Tuna Netra mampu untuk mandiri tanpa bantuan orang lain.
 Sebagaimana yang telah dikemukakan , pengembangan dalam kemanusiaan hendaknya mencapai pribadi dengan pendiriannya secara matang dengan kemampuan sosial , kesusilaan yang tinggi, dan keimanan serta ketakwaan yang dalam. Tetapi dalam kenyataannya kita sering menjumpai keadaan pribadi yang kurang berkembang , kesosialan yang kurang dan adanya dalam memilih , lalu keimanan yang masih dangkal. Hal ini banyak kita jumpai pada anak tuna netra sehingga berpengaruh aspek lain ke depannya nanti.