Mohon tunggu...
Ferdy Rizkianto
Ferdy Rizkianto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunikasi Antar Budaya : Keterkaitan dan Hambatan yang terjadi

30 November 2024   00:56 Diperbarui: 30 November 2024   00:56 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Komunikasi internasional dan komunikasi antarbudaya memiliki keterkaitan yang erat, keduanya saling melengkapi dalam konteks interaksi global yang semakin terkoneksi. Komunikasi internasional pada dasarnya merujuk pada proses pertukaran informasi, ide, dan gagasan yang melewati batas-batas negara, sementara komunikasi antarbudaya fokus pada interaksi dan pemahaman yang mendalam antara individu atau kelompok yang berasal dari latar belakang budaya berbeda. Komunikasi internasional tidak dapat dipisahkan dari aspek antarbudaya, karena setiap interaksi lintas negara selalu melibatkan perbedaan nilai, norma, kebiasaan, dan cara pandang yang unik dari masing-masing budaya. Kemampuan untuk memahami perbedaan budaya menjadi kunci utama keberhasilan komunikasi internasional, baik dalam konteks bisnis, akademik, maupun pertukaran sosial-budaya.

Komunikasi antar etnis dan komunikasi antarbudaya memiliki fokus yang sedikit berbeda dalam konteks interaksi sosial. Komunikasi antar etnis lebih spesifik merujuk pada proses interaksi dan pertukaran informasi antara kelompok etnis yang berbeda dalam suatu masyarakat atau wilayah tertentu, sedangkan komunikasi antarbudaya memiliki cakupan yang lebih luas mencakup perbedaan budaya secara keseluruhan yang tidak hanya terbatas pada perbedaan etnis.

Komunikasi antar etnis merupakan bagian penting dari komunikasi antarbudaya, karena setiap etnis memiliki karakteristik budaya, bahasa, tradisi, dan kebiasaan yang unik yang mempengaruhi cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi dengan kelompok etnis lainnya. Perbedaan etnis tidak hanya terletak pada aspek fisik atau genetik, tetapi juga pada konstruksi sosial-budaya yang kompleks yang membentuk identitas, nilai, dan pola pikir setiap kelompok etnis.

Komunikasi antar ras berfokus pada interaksi dan pertukaran informasi antara kelompok ras yang berbeda, sementara komunikasi antarbudaya mencakup spektrum yang lebih luas dari perbedaan kultural yang melampaui batas-batas rasial. Perbedaan ras pada dasarnya tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga memiliki keterkaitan historis, sosial, dan kultural yang mempengaruhi cara setiap kelompok ras berkomunikasi, memahami konteks, dan berinteraksi dengan kelompok lain. Dalam kerangka komunikasi antarbudaya, perbedaan ras menjadi salah satu faktor penting yang memengaruhi dinamika interaksi, di mana setiap kelompok ras membawa warisan budaya, nilai-nilai, dan praktik komunikasi yang unik.

Stereotipe, prasangka, dan etnosentrisme menjadi hambatan utama dalam komunikasi antarbudaya karena ketiganya membentuk konstruksi mental yang membatasi pemahaman, menghambat empati, dan menciptakan jarak psikologis antara kelompok budaya yang berbeda. Stereotipe merupakan generalisasi yang tidak berdasar terhadap karakteristik sebuah kelompok, yang mendorong seseorang untuk melihat kelompok lain melalui sudut pandang yang sempit dan tidak objektif, sehingga menghalangi proses pengenalan dan pemahaman terhadap keunikan budaya tertentu.

Prasangka sebagai sikap negatif yang terbentuk sebelum memperoleh pengalaman aktual dengan kelompok lain, secara sistematis menutup ruang dialog dan pertukaran perspektif yang konstruktif. Hal ini menyebabkan seseorang cenderung menolak informasi baru yang tidak sesuai dengan dugaan awalnya, sehingga menghambat proses adaptasi dan pemahaman lintas budaya yang sesungguhnya membutuhkan keterbukaan dan kesediaan untuk belajar.

Etnosentrisme yang mendefinisikan budaya sendiri sebagai pusat dan patokan untuk menilai budaya lain menjadi penghalang paling berbahaya dalam komunikasi antarbudaya, karena ia mendorong sikap superior dan menganggap budaya sendiri paling benar, paling baik, dan paling unggul dibandingkan budaya lainnya.

Untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut, seorang individu perlu mengembangkan kesadaran kritis, kemampuan reflektif, dan kompetensi antarbudaya yang mendalam, yang memungkinkan mereka untuk melampaui batas-batas prasangka, membongkar stereotipe, dan membangun dialog setara yang menghormati keberagaman budaya.

Langkah-langkah yang biasa saya lakukan ketika bertemu orang baru yaitu pertama-tama, saya perlu mengembangkan sikap keterbukaan serta menyiapkan diri untuk memahami latar belakang budaya yang berbeda dengan pendekatan yang respek dan empati yang tinggi. Selanjutnya, penting untuk memulai interaksi dengan sapaan yang sesuai dengan budaya setempat, baik itu dalam bentuk salam, jabat tangan, atau cara menyapa yang spesifik pada budaya tertentu.

Dalam proses komunikasi, saya akan lebih mengembangkan kemampuan mendengarkan aktif, memberikan perhatian penuh dan menunjukkan minat tulus terhadap pandangan dan pengalaman orang lain. Hal ini mencakup penggunaan bahasa tubuh yang mendukung, kontak mata yang tepat, dan respon nonverbal yang menunjukkan keterlibatan dalam percakapan. Selain itu, penting untuk berhati-hati dengan penggunaan humor/jokes atau ungkapan khas yang mungkin tidak dipahami atau bahkan menyinggung latar belakang budaya berbeda. Tetapi pada intinya kesopanan dalam berkomunikasi menjadi kunci terciptanya keharmonisan dengan orang baru dan dapat menghindari kesalahpahaman yang sering terjadi.

Pengalaman antar budaya yang saya alami ketika merantau untuk kuliah di Yogayakarta, salah satunya adalah bertemu dengan teman-teman dari latar belakang budaya yang berbeda, tentunya ini bagus untuk mengetahui bagaimana cara pandang seseorang yang berbeda budaya dengan saya, hal ini juga menjadikan saya lebih menghargai perbedaan dan menghormatinya meskipun terkadang kaget dengan cara berkomunikasi yang cukup jauh perbedaannya dengan apa yang biasa terjadi di budaya saya, tetapi itulah perbedaan yang akan menjadikan kita lebih paham akan budaya yang ada di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun