HF : Saya tahu ada proyek untuk melindungi hutan gambut harus meminta persetujuan selama bertahun-tahun, tahap terakhir dalam proses ini adalah tanda tangan anda pak. Akankah anda memberikan tanda tangan untuk melindungi sumber daya alam yang kritis ini.
ZH : saya kalo tidak salah baru separo yang disetujui, sekitar 100 ribu hektar.
HF : Anda akan menandatangani 50% yang mereka minta? Kapan hal itu akan terjadi?
ZH : Kalo mereka setuju, saya pikir lusa, minggu depan selesai
HF : Kami di Tesso Nilo ........
ZH : Tesso Nilo (sambil tertawa terkekeh)
HF : Taman Nasional, itu tidak lucu, itu tidak lucu (menanggapi ZH yang mentertawakan). Hanya 18% tersisa, kami melihat ada jalan baru, jala ilegal baru, hutan dibabat, pohon-pohon tumbang di jalan, dibakar diitempat mereka tumbang. Ini benar-benar kerusakan yang luar biasa, hancur hati saya melihatnya. Anda melihatnya juga? Anda seharusnya membuat resolusi, apa yang telah anda lakukan?
ZH : Kita baru lihat terkaget-kaget, kami tiap hari untuk mencoba menyelesaikan masalah ini. Kami baru mengalami apa yang disebut demokrasi.
HF : Pak, mereka tidak jatuh dari langit ke hutan tersebut, mereka datang kesana dalam kurun waktu yang panjang, dan banyak waktu untuk menghentikan mereka, menghentikan aktivitas mereka.
ZH : Tadi saya sudah jelaskan, ini bukan America, memang berbeda, kami baru mengalami apa yang disebut dengan reformasi, baru ini. Sekarang orang baru bebas, kadang-kadang memang surplus apa yang disebut demokrasi. Oleh sebab itu kami sekarang buat program untuk mencoba memindahkan mereka, mencari lahan pengganti.
HF : Saya mengerti, saya mengerti, anda sudah berniat untuk kalah perang, itukah yang anda maksudkan? Ok, saya melihat masalah ini pada titik panas yang tertinggi, tidak lagi pada level rendah. Disini ada ketidak-adilan, tindakan ilegal, korupsi. Terima kasih untuk waktunya.