Mohon tunggu...
Ferdi Setiawan
Ferdi Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - خذ ما صفا واترك ما كدر

Sedang menggeluti kajian ilmu syariat, filsafat, bahasa arab, dan self-development

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Setan dibelenggu di Bulan Ramadan, Kok Masih Banyak Yang Bermaksiat?

20 Mei 2020   19:02 Diperbarui: 20 Mei 2020   19:14 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap memasuki bulan Ramadan, kita akan mendapati banyak ayat al-Qur’an maupun hadits yang berkenaan dengan bulan yang suci ini. Salah satunya ialah hadits yang menjelaskan tentang setan yang dibelenggu di bulan Ramadan. Diriwayakan oleh Abu Hurairah, beliau berkata bahwa nabi Rasulullah saw. bersabda:

"إذا دخل رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار وسلسلت الشياطين" وفي الرواية "وصفدت الشياطين"

“Jika Ramadan tiba, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka diutup, dan setan-setan dibelenggu."

Berangkat dari hadits ini membuat banyak orang berasumsi bahwa jika setan dibelenggu di bulan Ramadan, maka tidak akan ada maksiat yang dilakukan umat manusia, karena setan lah selama ini yang selalu menggoda manusia untuk melakukan perbuatan yang tidak disenangi Tuhan. Akan tetapi kenyataannya tidak demikian, kemaksiatan masih merajalela bahkan pada siang hari di bulan Ramadan. Lantas timbul pertanyaan:

“Jika setan telah dibelenggu di Bulan Ramadan, mengapa masih saja banyak yang bermaksiat?”

Di dalam hadits disebutkan bahwa setan dibelenggu di bulan ramadan, dalam bahasa arab Tashfid as-Syayathin. Para ahli memaknai tashfid as-Syayathin atau pembelengguan setan ini dengan makna konotatif, yakni “mencegah mereka agar tidak memperdaya umat manusia”. Makna ini senada dengan gambaran setan yang dibelenggu, tidak dapat melakukan apa-apa.

Pada prinsipnya, tidak ada satu orang pun kecuali terdapat padanya setan yang selalu membersamainya. Mungkin kita lebih familiar dengan istilah jin atau setan qarin. Qarin sendiri adalah kata bahasa arab yang berarti teman atau kawan, jadi setan qarin ini selalu menemani manusia selama hidup. Hal ini benar adanya berlandaskan hadits yang diwirayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwa Rasulullah saw. bersabda:

"ما منكم من أحد إلا وكل به قرينه من الجن"

“Tidak seorangpun dari kalian kecuali telah diutus qarin (kawan) dari golongan jin atau setan”

Setan-setan ini ternyata melakukan hal-hal yang dilakukan manusia seperti makan dan minum. Dan itu semua berpengaruh kepada kondisi mereka. Imam al-Ghazali di dalam Ihya Ulum ad-Din menuliskan sebuah percakapan antara dua setan qarin, yaitu antara setan yang menjadi qarin bagi orang mukmin, dan setan yang menjadi qarin bagi orang kafir. Beliau menuliskan bahwa Abu Hurairah berkata:

"التقى شيطان المؤمن وشيطان الكافر, فإذا شيطان الكافر دهين سمين كاس, وشيطان المؤمن مهزول أشعت أغبر عار, فقال شيطان الكافر لشيطان المؤمن: ما لك مهزول؟ قال: أنا مع رجل إذا أكل سمى الله فأظل جائعا, وإذا شرب سمى الله فأظل عطشانا, وإذا لبس سمى الله فأظل عريانا, وإذا ادهن سمى الله فأظل شعثا, فقال: لكني مع رجل لا يفعل شيئا من ذالك فأنا أشاركه في طعامه وشرابه ولباسه"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun