a. Argumen First Cause
b. Argumen Kontingensi
- Argumen Teleologis
- Argumen Design
- Argumen Taruhan
- Argumen Moral
- Argumen Religius Experience
Baca juga: Ketika Corona Membuktikan Keberadaan Tuhan
Pada tulisan kali ini, akan dipaparkan Argumen Kosmologis akan Keberadaan Tuhan.
Disebut Argumen Kosmologis karena pernyataannya berdasarkan penglihatan terhadap alam semesta. Argumen yang tergolong aposteriori ini memiliki dua jenis: yang pertama adalah Argumen First Cause dan yang kedua adalah Argumen Kontingensi.
- Argumen First Cause, pertama kali dipelopori oleh Aristoteles, adalah argumen yang berisi pernyataan bahwa segala sesuatu memiliki sebab dan sebab yang paling awal adalah yang keberadaannya tidak disebabkan oleh apapun, ialah Tuhan. Argumen ini memiliki beberapa tahapan premis yang perlu dipahami dan direnungkan sebagai berikut:
1. Segala sesuatu yang ada pasti ada sebabnya. Ini merupakan pernyataan dasar yang dapat dipahami dengan mudah. Sebagai contoh, cobalah lihat manusia. Keberadaan manusia meniscayakan adanya sebab yang menjadi alasan keberadaannya di muka bumi, yaitu kelahiran. Tengoklah awan, keberadaan awan di langit pun meniscayakan adanya sebab yang menjadi alasan akan keberadaannya, ialah penguapan air yang terjadi di siang hari. Dengan ini, kita memahami bahwa segala sesuatu yang ada tidak mungkin ada begitu saja tanpa adanya sebab.
2. Tidak ada sesuatu pun yang menjadi sebab bagi dirinya sendiri. Sebab selalu diluar akibat. Sebagai contoh, lihatlah kedalam diri anda, apakah keberadaan anda di dunia ini disebabkan oleh anda sendiri?. Apakah kelahiran yang terjadi pada anda merupakan perbuatan anda sendiri?. Tentu saja tidak, semua itu jelas bukan usaha, perbuatan ataupun kehendak yang anda lakukan. Maka tidak ada satu hal pun di dunia ini dimana ia menjadi sebab akan keberadaannya. Begitu seterusnya akan keberadaan orang tua kita, ayah, ibu, kakek sampai kepada sebab pertama yang tidak disebabkan apapun.
3. Tidak mungkin ada rangkaian kausalitas (sebab-akibat) yang tanpa akhir. Jika anda membayangkan diri anda sendiri, maka anda adalah akibat dan orang tua anda adalah sebab. Begitu juga orang tua anda, mereka adalah akibat dan kakek nenek adalah sebab. Dan jika anda bayangkan terus menerus sebab dan akibat ini akan menjadi semacam rangkaian yang tidak mungkin tanpa ada akhirnya. Karena akal manusia tidak mampu untuk meidentifikasi rangkaian kausalitas yang tanpa ada akhirnya, maka pasti ada satu sebab yang menjadi akhir dari rangkaian tersebut.
Baca juga: Argumentasi Keberadaan Tuhan #2 (Argumen Kosmologis Kontingensi)
4. Maka ada satu "sebab pertama" yang tidak disebabkan.
5. Jika "sebab pertama" itu dapat didefinisikan sebagai Tuhan.
6. Berarti Tuhan ada.