Perbedaan Vape vs Rokok dapat dinilai dari kandungan asap dan bahan kimia. Mana yang lebih berbahaya? Lihat perbandingan Vape vs Rokok di sini.
Kendati dipasarkan dengan klaim lebih minim risiko, tetapi bukan berarti vape atau rokok elektrik betul-betul aman untuk dikonsumsi. Kenali bahayanya sebelum terjerumus semakin dalam.Menurut Consumer Advocates for Smoke Free Alternative, rokok elektrik sudah ada sejak tahun 1930. Beberapa tahun terakhir keberadaan rokok elektrik atau vape semakin menyita perhatian masyarakat. Di Indonesia, vape juga mengundang sorotan, ada yang pro dan kontra. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bahkan mengusulkan larangan penggunaan vape.Begitu pun Kementerian Kesehatan yang juga telah menentukan sikap untuk melarang konsumsi vape.Secara umum, perbedaan utama antara vape dengan rokok konvensional adalah tembakau.
Kandungan yang terdapat pada rokok dan vape
Rokok konvensional mengandung tembakau, sementara vape tidak. Namun, bukan berarti hal ini jadi tolok ukur bahwa rokok konvensional lebih berbahaya bagi tubuh dan vape atau rokok elektrik lebih aman.Perlu diingat bahwa tembakau (bahan utama kandungan rokok/vape) bukanlah satu-satunya penyebab kanker dan penyakit serius lainnya. Ada banyak sekali kandungan di dalam vape maupun rokok yang berdampak negatif untuk kesehatan.
Rokok dan vape kerap disandingkan untuk dicari tahu mana yang lebih aman atau lebih bahaya dibandingkan yang lainnya. Namun, sebelum mengetahui aman atau tidaknya, Anda perlu tahu dulu kandungan keduanya.
Rokok dan asapnya mengandung berbagai bahan kimia berbahaya, di antaranya:
-Asetaldehida
-Aseton
-Arsenik
-Acrolein
-Amonia
-Benzene
-Kadmium