Mohon tunggu...
Zahratul Hamidah
Zahratul Hamidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 PIPS UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Sosial: Tindakan Bunuh Diri pada Mahasiswa UI

23 Juni 2024   18:06 Diperbarui: 23 Juni 2024   18:18 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kata-Kata Kunci: Suicide Behavior; deskriptif; regre

PENDAHULUAN

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memilih “pencegahan bunuh diri” sebagai tema Hari Kesehatan Mental Sedunia, dan untuk alasan yang baik. Hampir 800.000 orang melakukan bunuh diri setiap hari.Artinya setiap 40 detik suatu organisme di bumi melakukan bunuh diri, dan untuk setiap organisme hidup yang melakukan bunuh diri, diperkirakan ada 25 individu lainnya yang mencoba bunuh diri bunuh diri (Nurchayanti, 2019).

Dalam bahasa Indonesia, "bunuh diri" adalah terjemahan dari kata "suicide." Sir Thomas Browne, seorang dokter dan filsuf Inggris, pertama kali menggunakan istilah ini dalam buku berjudul Medici Religion yang diterbitkan pada tahun 1643 (De Leo, Burgis, Bertolote, Kerkhof & Bille-Brahe, 2006). Bunuh diri berbeda dari membunuh orang lain (Minois, 1999).

American Psychiatric Association (APA) mendefinisikan perilaku bunuh diri dalam situs resminya sebagai pola perilaku individu yang melakukan bunuh diri, seringkali karena depresi atau penyakit mental lainnya (APA, 2018).

Pada tahun 2005 terjadi 30.000 kasus bunuh diri, dan 5.000 kasus lagi terjadi pada tahun 2010. Jumlah kasus bunuh diri yang tidak dilaporkan karena berbagai alasan, seperti malu atau untuk melindungi reputasi pelaku, tidak tercakup dalam data ini. Menurut grafik data kasus bunuh diri di Indonesia, laki-laki empat kali lebih mungkin melakukan bunuh diri dibandingkan perempuan, dan perempuan empat kali lebih mungkin melakukan uji coba bunuh diri dibandingkan laki-laki.

Data dalam infografik juga menunjukkan beragam penyebab bunuh diri, antara lain kesedihan, frustrasi finansial, konflik keluarga, dan masalah pendidikan. Pada 4 Oktober 2018, masyarakat dihebohkan dengan tindakan seorang pemuda yang bunuh diri di depan kampus sekolah. Berdasarkan data yang dihimpun peneliti melalui situs berita online, serangkaian kasus bunuh diri ditemukan oleh pelajar sepanjang tahun 2018, terhitung sejak tahun 2018. Tercatat 11 kasus bunuh diri dan 2 percobaan bunuh diri dari laki-laki dan perempuan dari Januari hingga Oktober. 10 pria dan satu wanita telah bunuh diri. Ada enam orang yang berusia 20–22 tahun, empat orang berusia 23–26 tahun, dan dua orang tidak terdaftar.

KAJIAN LITERATUR

Sub Pembahasan

Dalam penelitian ini, kami menggunakan teori Emile Durkheim tentang bunuh diri dari bukunya yang diterbitkan pada tahun 1897, "Suicide: A Study in Sociology", yang setebal 374 halaman dan diterbitkan oleh The Free Press. Buku Perancisnya, "Le Suicide: Etude de Sociologie à Paris", diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Routledge dan Kegan Paul Ltd. pada tahun 1952. Durkheim berpendapat bahwa karya-karya ini dapat menunjukkan peran masyarakat belajar dalam ujian bunuh diri, yang sebagian besar dianggap sebagai tindakan individu. Dalam kapasitasnya sebagai sosiolog, Durkheim dengan bebas menyelidiki lebih lanjut tentang seseorang yang memutuskan untuk bunuh diri.

Durkheim menjelaskan perbedaan dalam tingkat bunuh diri dalam karyanya Suicide. Dia menjelaskan mengapa beberapa kelompok memiliki tingkat bunuh diri yang lebih tinggi daripada yang lain. Menurut Durkheim, hanya realitas sosial yang dapat menjelaskan mengapa suatu kelompok memiliki tingkat bunuh diri yang lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya, meskipun faktor psikologis mungkin dapat menjelaskan mengapa beberapa anggota masyarakat tertentu memutuskan untuk melakukan bunuh diri. Durkheim menyarankan dua cara untuk mengukur tingkat bunuh diri. Yang pertama melibatkan membandingkan berbagai jenis komunitas atau masyarakat. Yang kedua melihat perubahan tingkat bunuh diri di komunitas yang sama dari waktu ke waktu. Durkheim menyadari bahwa orang dapat memiliki banyak alasan berbeda untuk bunuh diri. Namun, penyebab sebenarnya tidak ada di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun