Tiba-tiba temanku membisikkan sesuatu. Katanya, aku mirip pengusaha penggilingan padi dengan omzet ratusan ton perhari. Benarkah? Aku segera pergi ke toilet, berkaca. Ternyata benar. Dengan penampilan seperti ini, tak akan ada yang menyangka kalau aku hanya seorang jelata penunggang vespa.
Aku santai saja menunggang vespaku saat mereka memandang dengan heran dari dalam mobil, ketika sama-sama keluar dari lahan parkir. Vespaku melaju kencang di jalan dua jalur way halim, masih pakai dasi. Mampir beli duren untuk menemaniku nonton piala dunia malam ini. Sekaligus oleh-oleh untuk istriku. Kasihan dia harus terbangun membukakan pintu, sudah pukul 23.18 malam itu.
Yang aku ingat dalam pertemuan itu. Indonesia sudah ketinggalan jauh dengan Malaysia, Korea, Taiwan dan lainnya yang dulu tertinggal jauh oleh Indonesia dalam hal pertanian padi. Itu saja. Selebihnya aku tak begitu mengerti.
Sudah malam. Besok pagi-pagi harus beli beras yang mahal itu. Melewati perumahan yang dulunya sawah luas. Duh, piala dunia!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI