Episode 7: Gerbang Terakhir
Langit di atas hutan Larangan memerah, seperti darah yang menodai cakrawala. Angin dingin berhembus, membawa suara-suara samar dari dunia gaib. Di depan Ayu berdiri sebuah gerbang besar dengan ukiran rumit yang bersinar samar, dijaga oleh makhluk raksasa bertubuh hitam pekat dan mata merah menyala.
"Kau kembali lagi, manusia?" suara makhluk itu menggema seperti ribuan suara sekaligus. "Kali ini, tidak ada jalan keluar."
Ayu mengangkat cermin di tangannya, gemetaran namun tegas. "Aku tidak akan lari. Aku di sini untuk mengakhiri ini."
Makhluk itu menggeram, suaranya seperti gemuruh petir. "Beraninya kau, seorang manusia lemah, berpikir bisa menutup gerbang ini! Dunia kalian hanya akan bertahan karena kami membiarkannya. Menutup gerbang berarti kehancuran bagi kalian semua!"
"Dan membiarkan gerbang tetap terbuka berarti kehancuran kedua dunia!" balas Ayu, melangkah maju meskipun kakinya terasa berat. "Aku tidak akan membiarkan kalian menguasai dunia manusia!"
Makhluk itu melangkah maju, tanah bergetar di bawah bobotnya. "Beraninya kau menantang kami? Bahkan cermin itu tidak cukup kuat untuk melawan kekuatan dunia gaib!"
Raka, yang berdiri di belakang Ayu, berteriak. "Ayu, jangan dengarkan dia! Gerbang ini harus ditutup. Itu satu-satunya cara untuk memulihkan keseimbangan!"
Ayu menoleh ke Raka, ragu. "Tapi apa yang akan terjadi pada dunia manusia jika gerbang ini tertutup? Apa tidak akan ada dampaknya?"
Raka terdiam sejenak, lalu berkata pelan. "Akan ada harga yang harus dibayar. Dunia manusia akan kehilangan sebagian koneksinya dengan dunia gaib dan tidak akan ada lagi perlindungan, tidak ada lagi keajaiban."