Cita rasa ikan bakar dan ikan goreng khas Kabupaten Kepulauan Anambas membuat lidah berdendang kenikmatan.
Setelah membilas badan kami kembali ke pantai Kian Lume, kali ini kami kembali kesana menggunakan kapal kayu berukuran lebih kecil karena air laut surut saat malam sehingga kapal kayu besar tadi tidak bisa menempuh air dangkal. Selama perjalanan singkat menuju pantai Kian Lume, kami kembali dibuat kagum oleh bintang-bintang yang bertaburan di langit Pulau Telaga, tanpa awan hanya ada langit cerah berbintang yang menemani perjalanan.
Setiba di pelabuhan kecil pantai Kian Lume, sejenak kami merebahkan diri menikmati pemandangan malam yang sungguh, indah tiada dapat diungkap kata. Atok Johannes Karundeng mengajak kami untuk mengambil gambar bintang-bintang yang membentuk galaksi atau dengan kata lain, milky way. Berlatar pepohonan kelapa seakan foto pun memperlihatkan keindahan alam pantai Kian Lume walau dalam keadaan gelap malam.
Setelah selesai membilas diri, kami kembali ke tenda untuk mengemas perlengkapan dan mempersiap kan diri selagi kapal yang kami tumpangi siap untuk menjemput.
Satu jam sudah kami berkemas, kapalpun bersandar di pelabuhan kecil pantai Kian Lume. Setelah semuanya lengkap, barang dan anggota, kami kembali berkumpul untuk berdo'a syukur atas perlindungan Allah selama kami berada disini.
Pukul 10 pagi kami bertolak dari pelabuhan Telaga Kecil, perlahan Pulau Telaga kecil luput dari pandangan kami dan berharap semoga Allah memberikan kami kesempatan untuk kembali berkunjung kesana, bersama dengan keindahan alam Kabupaten Kepulauan Anambas, harapan untuk masa depan yang cerah kami dambakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H