Oleh: Fera Panie
Â
Ketika logika menjadi buntu
Ketika nalar menjadi buta aksara
Ketika bubuk putih menjalar merasuki celah pembuluh
Jangan buat aku senyum sekali
Lalu kau sodorkan malam kelam pekat legam
Napas tercekat dan hati tercabik
Aku pecandu yang berdiri disumbu waktu
Ragaku tak tahu diperbudak rasa sial ini
Semakin lama semakin menikam
Semakin lama semakin menguasai tanpa permisi
Semakin lama semakin menjarah hati, menjarah harta, menjarah hidup
Hingga aku menggigil sendiri
Ketika aku yang candu melihat Tuhan dengan sukmaku
Manis sudah sepah
Suci sudah noktah
Aku patah diujung hari
Aku rapuh, aku hancur, aku luka
Dalam biasnya hidup yang menantang lantang
Dengan ekstasi yang penuh sensasi
Kini aku terpekur meringkuk
Ini salahku kurang mengatur hati
Dipenghujung jalan ini
Lisanku berdecak pelan
Hari baru merentang dan tangan Tuhan terentang
Dunia hanya fatamorgana tempat singgah sementara
Jalan kembali masih terbentang
Tak ada kata lambat untuk tobat
Akan kunyalakan semua suluh disetiap jalan pulang
Hingga sampai batas yang Tuhan siapkan.
Rote Ndao, 06 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H