Mohon tunggu...
FERA PANIE
FERA PANIE Mohon Tunggu... Guru - Teacher in the village

My God is bigger than my problem

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kerbau dan Lembu Bergelambir

9 Juni 2021   22:18 Diperbarui: 9 Juni 2021   22:27 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktu itu hari sangat panas. Pohon-pohon yang di padang seperti merana dan kering. Ini adalah kemarau yang panjang. Beberapa lembu dan kerbau sedang makan sisa-sisa rumput kering.  Mereka merumput tetapi hanya sebentar saja, kemudian mereka berlari bernaung ditepi hutan. Dan yang masih bertahan dipadang yang tampak kering itu adalah dua tiga ekor kuda yang masih merumput dengan rakusnya.

"Wah, cuaca hari ini sangat panas," kata seekor lembu kurus kepada seekor kerbau tua yang sedang merumput ditepi hutan.

"Benar," jawab kerbau itu. " Bahkan karena terlalu panas sehingga aku merasa sangat kepanasan. Aku tidak berani berlama-lama dipadang ini karena takut kulitku hangus."

" Supaya tidak hangus, kamu harus mandi, "sambung lembu sambil menghempas-hempaskan kaki depannya.

" Ooo...Kalau mandi, itu kesukaanku. Tapi mencari tempat mandi yang baik itu sangat sulit sekarang," sambung kerbau dengan muka memelas.

" Aku tahu tempat mandi yang baik," sahut lembu, " Disana, dibalik hutan ini ada sebuah sungai yang jernih airnya. Disitulah tempat aku mandi setelah bersama tuanku merencah sawah."

" Tetapi aku lebih suka mandi dikubangan." Jawab kerbau. " Dikubangan lebih dingin airnya karena banyak lumpurnya."

" Iya, tapi karena tidak ada kubangan dekat tempat ini, baiklah kita mandi saja disungai itu. Sambil mandi, kita boleh minum sepuas-puasnya."

Mendengar perkataan lembu demikian, bangkitlah kerbau itu dengan malasnya dan berkata :

" Ayo, mari kita pergi."

Maka berjalanlah keduanya menuju sungai yang dikatakan oleh lembu itu. Setelah tiba, mereka berdua kemudian menanggalkan kulitnya masing-masing lalu mulai mandi dengan gembiranya. Air sangat sejuk  dan udara tidak lagi terasa panas karena langit mulai mendung. Keduanya mandi dan menyelam , kemudian me-mamah-mamah dan bercakap-cakap tak putus-putusnya.

Awan dihulu sungai bertambah hitam. Sementara keduanya asyik bercerita, tiba-tiba datanglah banjir. Dengan tergopoh-gopoh keduanya lari menuju tempat kulit mereka tersimpan.

Karena terburu-buru, maka kulit mereka tertukar. Kerbau mengambil kulit lembu dan sebaliknya lembu mengambil kulit kerbau lalu dengan terburu-buru mereka memakainya. Kedua sahabat itu kemudia lari menyelamatkan diri masing-masing , sehingga lembu tidak mengetahui lagi kemana perginya kerbau sahabatnya itu.

Tiba-tiba ditempat yang aman, barulah lembu itu sadar bahwa ia telah keliru mengambil kulit sahabatnya. Dilihatnya tubuhnya yang kurus itu melompong didalam kulit sahabatnya yang sangat besar. Terasa bagian lehernya sangat longgar. Dirabanya lehernya dan tahulah ia bahwa ada kulit yang lebih yang tergantung karena kulit leher sahabatnya terlalu besar baginya.

Demikian pula halnya dengan kerbau. Setelah sampai disuatu tempat, barulah ia sadar bahwa telah terambil olehnya kulit sahabatnya yang kurus itu. Ia merasa sesak dalam kulit sahabatnya.

Berdasarkan cerita ini, maka hingga kini kita melihat kebanyakan lembu bergelambir.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun