Homoseksual diartikan sebagai orang yang mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual atau rasa sayang terhadap sejenis. Secara sosiologis, homoseksual merupakan seseorang yang cenderung mengutamakan orang sejenis kelaminnya sebagai partner dalam berhubungan seksual, bisa disebut gay bila penderitanya laki-laki dan lesbian untuk penderita perempuan.
Cinta merupakan suatu perasaan yang mengindikasikan pada ketertarikan terhadap sesuatu. Sesuatu yang dicintai bisa berupa barang-barang, maupun manusia. Karena kecintaan terhadap sesuatu tersebut, dapat membuat seseorang akan terus berusaha memperjuangkan bahkan terus menjaga agar sesuatu yang dicintainya akan selalu aman. Terlebih rasa cinta terhadap manusia, terkadang rasa cinta yang timbul kepada manusia akan membuat manusia lupa akan segalanya.
Apa Itu Homoseksual?
Homoseksualitas adalah rasa ketertarikan romantis dan/atau seksual atau perilaku antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi seksual, homoseksualitas mengacu kepada "pola berkelanjutan atau disposisi untuk pengalaman seksual, kasih sayang, atau ketertarikan romantis" terutama atau secara eksklusif pada orang dari jenis kelamin sama, "Homoseksualitas juga mengacu pada pandangan individu tentang identitas pribadi dan sosial berdasarkan pada ketertarikan, perilaku ekspresi, dan keanggotaan dalam komunitas lain yang berbagi itu."
Homoseksual tersebut merupakan salah satu tindakan penyimpangan didalam kehidupan masyarakat sehingga banyak sekali mendapatkan perlakuan tindakan diskriminatif dan kekerasan dari lingkungan sekitar seperti dihina, dijauhi dan diancam. Â Mengkaji Perilaku homoseksual yang dianggap menyimpang ini, sebelumnya perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang itu sendiri.
Tingkah laku abnormal atau menyimpang adalah tingkah laku yang tidak bisa diterima oleh masyarakat pada umumnya, dan tidak sesuai dengan norma sosial yang ada. Seorang individu atau kelompok yang dalam mencapai tujuannya tidak dapat menyesuaikan dengan norma yang berlaku maka disebut deviasi. Deviasi adalah penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai masyarakat. Menurut sosiokulturalnya deviasi dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Deviasi individualÂ
Deviasi ini merupakan gejala personal, pribadi atau individual, sebab yang ditimbulkan oleh ciri-ciri yang unik dari individu itu sendiri. Hal tersebut berasal dari anomali-anomali (penyimpangan dari hukum, kelainan-kelainan, variasi-variasi biologis dan kelainan-kelainan psikis sejak lahir). Contoh-contoh yang termasuk dalam deviasi individual ini antara lain: anak-anak luar biasa, penemu-penemu dan fanatisi (orang-orang yang sangat fanatik). Mereka cenderung memiliki kepribadian yang menyimpang yang kemudian diperkuat oleh rangsangan sosial kultural dari sekitarnya.
2. Deviasi SituasionalÂ
Deviasi jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan situasional atau sosial di luar individu atau oleh pengaruh situasi, di mana pribadi yang bersangkutan menjadi bagian integral dari dirinya.
3. Deviasi SistematikÂ
Deviasi sistematik itu pada hakikatnya adalah satu subkultur, atau satu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai rasa kebanggaan norma dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Penyimpangan tingkah laku deviasi-deviasi itu menjadi deviasi yang terorganisasi atau deviasi sistematik.
Dampak Perilaku Homoseksual
Salah satu akibat lain dari meningkatnya aktivitas seksual pada remaja yang tidak diimbangi dengan alat kontrasepsi adalah meningkatnya penyakit kelamin di kalangan remaja. Infeksi menular seksual atau Sexually Transmitted Infection (STI) terutama ditularkan melalui kontak seksual. Kontak ini tidak terbatas pada hubungan seksual namun juga kontak genital oral dan kontak genital anal. Seperti pada hubungan seksual Perilaku homoseksual yang melakukan genital oral dan genital anal. Berikut ini penyakit yang diakibatkan oleh infeksi menular seksual diantaranya :
AIDS
Aids adalah infeksi yang ditularkan secara seksual yang disebabkan oleh sebuah virus yang disebut Human Immunidefciency Virus (HIV), yang menghancurkan sistem kekebalan tubuh. Setelah individu terkena HIV, individu rentan terhadap kuman yang dapat menghancurkan sistem kekebalan tubuh.
Herpes Genital (Genital Herpes)
Herpes Genital adalah infeksi yang ditularkan secara seksual dan disebabkan oleh keluarga besar virus dengan berbagai jenisnya, penyakit yang ditularkan secara non seksual seperti sariawan mulut, cacar air, dan mononucleosis. Tiga hingga lima hari setelah terjadi kontak, dapat timbul rasa gatal dan geli, yang kemudian diikuti oleh munculnya luka yang melepuh dan rasa sakit.
Kutil Genital (Genital Wart)
Kutil Genital disebabkan oleh Human Papillom Virus (HPV), yang sulit diuji dan tidak selalu menghasilkan gejala meskipun sangat menular. Kutil genital biasanya terlihat kecil, keras, berbentuk benjolan yang tidak terasa sakit dipenis, di daerah vagina, atau di daerah anus.
Gonorrhea
Gonorrhea adalah salah satu jenis STI yang umumnya disebut sebagai "kencing nanah", penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang disebut Neisseria Gonorrhoeae, yang menyerang selaput membran basah yang terdapat di dinding mulut, tenggorokan, vagina, serviks, uretra, dan saluran anus. Bakteri tersebut tersebar melalui kontak antara membran basah yang telah terinfeksi dari seorang individu dengan membran individu lainnya.
Syphilis
Syphilis adalah salah satu jenis STI yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum, yang merupakan anggota dari keluarga Spirochete. Spirochete membutuhkan lingkungan yang basah dan hangat untuk menjaga kelangsungan hidupnya, dan ditularkan melalui penis vagina, oral genital, atau anal.
Chlamydia
Chlamydia salah satu jenis STI yang paling banyak dijumpai, dinamakan Chlamydia Trachomatis, sebuah organisme yang menyebar melalui kontak seksual atau infeksi di organ genital pada laki-laki dan perempuan.
Homoseksual sebagai perilaku menyimpang
Sosialisasi yang dapat mendorong seseorang melakukan tindakan maupun perilaku menyimpang pada umumnya berasal dari lingkungan terdekatnya seperti keluarga dan lingkungan pergaulannya. Terkait dengan masalah gay, umumnya sosialisasi yang didapat seorang gay dalam keluarga terjadi jika ia memiliki ibu yang bersifat selalu membelanya atau terlalu memanjakan, sedangkan ia memiliki ayah yang bersikap apatis (terlalu otoriter) dan menganggap anaknya itu sebagai rival. Hal ini akan mendorong seorang individu untuk cenderung memendam sikap maskulinnya. Sehingga terbentuk sikap pemalu, pendiam, lemah dan penyendiri dan berujung kepada penyimpangan orientasi seksual.
Dalam konteks penyimpangan sosial, homoseksualitas dikatakan menyimpang karena fenomena tersebut tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam banyak kelompok masyarakat. Homoseksual dianggap sebagai sebuah media yang tidak wajar demi mendapatkan kepuasan seksual. Dalam kehidupan sosial, ada beberapa pandangan mengenai homoseksualitas. Sebagian masyarakat membolehkan interaksi homoseksual meskipun lebih banyak masyarakat yang mengutuk perilaku homoseksual.
Dalam kaitannya sebagai bentuk perilaku menyimpang, secara sosiologis maupun umum gay dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dalam sudut pandang masyarakat luas maupun masyarakat tempat pelaku penyimpangan berada. Jika ditinjau dari sudut pandang etimologis, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menerjemahkan perilaku menyimpang sebagi tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan hukum yang ada dalam masyarakat.
Penilaian masyarakat yang mengecam homoseksual diberikan dalam beberapa bentuk. Dari sudut pandang agama, homoseksualitas dianggap sebagai dosa. Dari sudut pandang hukum, dilihat sebagai penjahat. Dari sudut pandang medis terkadang masih dianggap sebagai penyakit. Dan dari sudut pandang opini publik, dianggap sebagai penyimpangan sosial. Sementara itu, kelompok masyarakat yang memiliki pandangan berlawanan dengan persepsi di atas, menganggap homoseksualitas sebagai suatu gaya hidup.
Pandangan Alkitab Tentang Homoseksual
Alkitab secara konsisten memberitahu kita bahwa homoseksual adalah dosa (Kejadian 19:1-13; Imamat 18:22; Roma 1:26-27; 1 Korintus 6:9). Roma 1:26-27 secara khusus mengajarkan bahwa homoseksual adalah akibat penyangkalan dan penolakan seseorang terhadap Allah.
Ketika seseorang terus hidup di dalam dosa dan ketidakpercayaan, Alkitab mengatakan bahwa Allah "menyerahkan mereka" kepada hawa nafsu sehingga mereka menjadi lebih jahat dan berdosa, untuk menunjukkan kepada mereka kesia-siaan dari hidup yang terpisah dari Allah.
Melalui 1 Korintus 6:9, Paulus mengatakan bahwa "pelaku-pelaku" homoseksualitas tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Allah tidak menciptakan seseorang sebagai homoseksual. Alkitab memberitahu kita bahwa seseorang menjadi homoseksual karena dosa (Roma 1:24-27), dan, pada akhirnya, karena pilihan mereka sendiri.
Seseorang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan terhadap homoseksual, sama seperti orang dilahirkan dengan kecenderungan kepada kekerasan dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan merupakan alasan untuk hidup dalam dosa dengan mengikuti keinginan dosa mereka.
Kalau seseorang lahir dengan kecenderungan untuk marah, apakah itu berarti ketika dia marah-marah lalu dianggap benar? Tentu tidak. Demikian pula dengan homoseksualitas.
Namun demikian, Alkitab tidak menggambarkan homoseksual sebagai dosa yang "lebih jahat" dibanding dosa-dosa lainnya.
Semua dosa tidak menyenangkan Tuhan.
Homoseksual hanyalah salah satu dari sekian banyak hal, yang dicantumkan dalam 1 Korintus 6:9-10, yang menghalangi seseorang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Menurut Alkitab, pengampunan Allah tersedia bagi kaum homoseksual, sama seperti bagi penzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri, dll.
Allah juga menjanjikan kekuatan untuk menang terhadap dosa, termasuk homoseksual, kepada setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan mereka (1 Korintus 6:11; 2 Korintus 5:17).
Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki (Roma 1:24-27)
Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian. (Imamat 18:22)
Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian (Imamat 20:13)
Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang. Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga (Yudas 1:7-8)
Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus 6:9-10)
Tuhan tidak pernah menciptakan seseorang dengan keinginan homoseks. Alkitab memberitahu kita bahwa seseorang menjadi homoseks karena dosa (Roma 1:24-27) dan pada akhirnya karena pilihan mereka sendiri. Seseorang mungkin dilahirkan dengan kecenderungan terhadap homoseksualitas, sama seperti orang dapat dilahirkan dengan kecenderungan kepada kekerasan dan dosa-dosa lainnya. Ini bukan merupakan dalih untuk hidup dalam dosa dengan mengikuti keinginan dosa mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H