“Ya ampun ibu, kok mau suruh bayar segitu, toh ibu juga sama-sama antri disini.” Jawab saya dengan lemas mendengar angka 600.
“Ahk biarin aja, neng. Dari pada ibu wara-wiri, gak ngerti mah ibu urusan ginian.” Jawab ibu Eem dengan logat Sunda yang sangat kental.
Saat saya tanya siapa orang yang membantu mengurus KTKLN itu, Ibu Eem pun memberi tahu saya siapa orangnya.
Saya lalu bangkit dari duduk, mendekati seorang laki-laki berpakaian rapi yang membantu ibu Eem mengurus KTKLN dengan tarifRp 600 ribu. Saya tanya “dari jam berapa disini, ngurus berapa orang.” Dia menjawab “jam 09.00 WIB ke sini, Cuma ngurus satu orang” dan saya tahu orang yang dimaksud adalah ibu Eem.
Hampir 5 jam saya berada di kantor BNP2TKI perwakilan Ciracas dan saya semakin tahu bagaimana bobroknya kantor pimpinan Jumhur Hidayat ini. Para calo dibiarkan berkeliaran mencari mangsa. Kerja sama antara orang dalam dan para calo sangat rapi. Yang mengurus sendiri jangan harap akan didahulukan karena petugas yang didalam lebih memilih mendahulukan calo karena ada imbalan uang.
Nah, kalau sudah begini, pembelaan apalagi yang akan dilakukan oleh BNP2TKI?
_
Sayangnya foto dan video yang sempat saya ambil melalui hape hilang saat saya setting ke laptop :(
__
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H