Mohon tunggu...
Fera Nuraini
Fera Nuraini Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di Ponorogo. Doyan makan, pecinta kopi, hobi jalan-jalan dan ngobrol bareng. Lebih suka menjadi pendengar yang baik.\r\n\r\nMampir juga ke sini ya, kita berbagi tentang BMI\r\nhttp://buruhmigran.or.id/\r\ndan di sini juga ya \r\nwww.feranuraini.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belajar Demo dari Orang Hong Kong

3 Oktober 2014   23:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:29 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak lupa mereka tetap peduli lingkungan. Jangan bayangkan tanaman atau rumput bakalan rusak parah seperti acara bagi-bagi ice cream yang membuat Walikota Surabaya murka, atau saat Koalisi Merah Putih menunggu sidang putusan di MK yang mana massa yang datang merusak taman-taman dan membuat Ahok geram. Pohon-pohon atau bunga masih tetap berdiri. Sampah-sampah mereka kumpulkan jadi satu dan dipisah mana yang sampah basah dan kering. Mereka saling membantu satu sama lain, saling peduli satu sama lain. Bahkan saat ada yang marah-marah karena tidak suka atau setuju adanya demokrasi dan demonstrasi, massa yang setia tetap anteng tak terprovokasi sedikit pun untuk membalas apalagi menghajar sampai babak belur.

Mereka juga tahu kalau polisi adalah kawan dan bukan lawan. Bagaimanapun polisi adalah tonggak keamanan sebuah negara. Ada sebuah foto saat malam tanggal 1 Oktober hujan deras sempat mengguyur Hong Kong, seorang demonstran membagi payungnya dengan polisi yang berjaga. Syahdu.

Internet di Hong Kong beberapa kali sempat lelet. Jaringan Wifi di rumah terasa agak berat tidak selancar biasanya. Di tengah banyaknya massa di jalan, dipastikan jaringan internet susah dan bahkan mati total. Tapi mereka masih ada cara lain untuk menyebar informasi dari lapangan ke dunia maya.

Saat ini hujan deras mengguyur Hong Kong. Cuaca tak menentu, sebentar panas, lalu mendung, panas lagi, gerimis turun lalu terang lagi. Tapi massa masih banyak yang di jalan dan tetap kukuh meminta demokrasi penuh bagi Hong Kong.

Mendengar komentar orang-orang yang tak setuju dengan demo ini, rasanya cukup bikin kuping panas juga. Mereka memaki sesuka hati, mencaci dan mengatai para demonstrans sebagai mahasiswa yang kurang kerjaan.

"Kalian ini, bikin kacau Hong Kong saja." Teriak mereka yang geram karena akses menuju tempat kerja ditutup.

"Aku butuh kerja butuh makan, gak kayak kalian yang sudah gila ini," komen pedas dari seorang Nyonya yang berangkat kerja.

[caption id="attachment_363740" align="aligncenter" width="280" caption="Revolusi Payung"]

1412339023778365713
1412339023778365713
[/caption]

[caption id="attachment_363741" align="aligncenter" width="480" caption="Hape adalah senjata mereka untuk menyebar informasi baru"]

14123390911712587768
14123390911712587768
[/caption]

Di sisi lain, dukungan dari warga Hong Kong yang sedang tinggal di luar negeri mengalir deras. Mereka berkumpul dengan sesama orang Hong Kong dan membuat tulisan tentang kebebasan demokrasi sebagai dukungan, tak lupa mereka membawa payung dan pita kuning sebagai simbol.

[caption id="attachment_363742" align="aligncenter" width="280" caption="Tersedia mie gelas yang dibagi gratis untuk massa (Ahan)"]

1412339186857830107
1412339186857830107
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun