Pemasaran online tidak terlepas dari peran pihak dibelakang layar, yaitu manajer media sosial.
Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa hadirnya media sosial dalam kehidupan kita telah membawa kemudahan di hampir segala aspek. Tidak hanya digunakan secara personal, media sosial juga dimanfaatkan oleh perusahaan maupun NGO / LSM untuk pemasaran online.
Oleh perusahaan maupun NGO, media sosial dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi juga berinteraksi dengan pengguna media sosial lainnya. Tak jarang juga mereka melakukan kampanye melalui media sosial. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan reputasi maupun untuk tujuan lainnya.
Dalam hal ini pihak yang menghandle media sosial memiliki peran yang cukup penting. Sebagai pihak yang menghandle media sosial, admin harus mengelola konten di media sosial dengan maksimal. Hal ini dengan memperhatikan beberapa hal agar konten di media sosial tersebut baik dan tujuan pun dapat tercapai, yaitu:
1. Brand Development
Berbicara tentang pemasaran produk, ini kaitannya dengan nilai maupun reputasi dari brand. Hal ini dapat mempengaruhi pembelian.
2. Â Identifikasi Target
Dalam   pemasaran, kita tidak mungkin menjangkau semua orang. Oleh karena  itu,  kita harus tahu siapa target yang ingin dijangkau pada media  sosial.  Sehingga  kita dapat menyesuaikan bahasa maupun konten dengan  target  sasaran.
3. Menetapkan Tujuan
Dalam hal ini, tujuan   sangatlah penting. Tujuan menjadi acuan untuk menjalankan aktivitas  di  media sosial. Dengan mengacu pada tujuan, hasil yang akan diperoleh  pun  diharapkan tidak melenceng dari tujuan yang ada.
4. Perencanaan
Dalam   membuat konten, perlu adanya perencanaan yang baik. Segala sesuatunya   harus dipikirkan terlebih dahulu agar unggahan mendapat respon yang  baik  dari audiens.
5. Desain Visual dan Strategi Pengembangan Web
Media   sosial harus memiliki konten visual yang menarik dan konsisten. Baik   itu status maupun unggahan foto dan video. Hal ini juga berlaku dengan   foto profil yang digunakan. Dengan demikian, ada keunikan media sosial   kita dengan yang lainnya. Sehingga dari keunikan tersebut pengguna  media  sosial akan mengingat konten media sosial kita. Selain itu, hal  ini  juga dapat membuat akun media sosial kita muncul di mesin pencari.
6. Engagement Strategy
Admin   media sosial sebisa mungkin turut melibatkan audiens. Seolah   memunculkan interaksi, admin media sosial dapat mengajukan pertanyaan   atau sesuatu yang memicu tanggapan audiens. Selain itu, admin juga  tidak  boleh menyepelekan tanggapan dari audiens.  Di Instagram,  tanggapan  audiens dapat di balas atau dilike, demikian juga di Twitter. Sehingga ada kedekatan yang dirasakan oleh audiens karena turut terlibat di dalamnya.
7. Analisa
Admin   media sosial juga dapat menganalisa unggahan yang ada. Dalam hal ini,   admin dapat melihat topik atau unggahan apa yang sering direspon oleh   audiens. Respon ini dapat berupa retweet, like, share,   dan lain-lain. Sehingga dari analisa tersebut, admin dapat melakukan   perencanaan yang lebih maksimal lagi dalam unggahan konten berikutnya.
Dalam hal ini kita dapat melihat media sosial Greenpeace Indonesia khususnya Twitter dan Instagram. Greenpeace adalah suatu organisasi internasional yang berkampanye untuk kampaye lingkungan secara global. Jika dilihat dari beberapa poin di atas, media sosial Greenpeace Indonesia bisa dikatakan sangat baik. Admin atau manajer media sosial Greenpeace Indonesia mampu menghasilkan dan mengelola konten media sosial yang baik.
Identifikasi Target
Berbicara mengenai target sasaran, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Greenpeace Indonesia memiliki target sasaran yang cukup luas. Walaupun demikian, selain menjangkau orang-orang yang peduli dengan lingkungan, dari unggahan yang ada dapat dilihat bahwa Greenpeace Indonesia juga mencoba untuk menjangkau generasi muda. Hal ini dapat dilihat dari bahasa yang digunakan dalam caption Instagram.
Engagement Strategy
Dari media sosial khususnya Instagram dan Twitter Greenpeace Indonesia ini juga bisa dilihat ada strategi keterlibatan di dalamnya. Di mana, pada unggahannya dapat ditemui ajakan-ajakan dan pertanyaan yang mengundang interakasi. Berikut adalah salah satu unggahan di Instagram Greenpeace Indonesia.
Pada Twitter Greenpeace Indonesia, kita juga dapat menemukan adanya interaksi yang dibangun. Greenpeace seringkali meretweet tanggapan audiens dan juga menjawab pertanyaan mereka. Sehingga interaktif karena komunikasi yang dilakukan bersifat dua arah.
Desain Visual dan Strategi Pengembangan Web
Selain itu, Greenpeace juga memenuhi segi desain visual dan strategi pengembangan web. Dalam hal ini Greenpeace memiliki keunikan tersendiri. Ini bisa dilihat dari unggahan yang ada, yaitu berfokus pada segala sesuatu yang terkait dengan lingkungan. Selain itu, Greenpeace juga sering mengunggah status didukung dengan visual terkait event atau perayaa tertentu, misalnya hari Kartini dan hari penguin sedunia.
Perencanaan dan Tujuan
Unggahan Greenpeace Indonesia tentu saja telah direncanakan, mengingat Greenpeace sendiri merupakan organisasi yang cukup besar dan tentu saja memiliki tujuan yang berkaitan dengan lingkungan. Dengan demikian Greenpeace Indonesia harus memiliki perencanaan yang matang sebelum menjalankan ativitas di media sosial. Perencanaan ini sekilas dapat terlihat dari visual yang ada, seperti poster di atas.
Maka tidak heran jika Greenpeace Indonesia memiliki banyak followers di Instagram dan Twitter. Secara keseluruhan, kita dapat melihat bahwa media sosial Greenpeace Indonesia khususnya Twitter dan Instagram Greenpeace telah dikelola dengan baik oleh admin atau manajer media sosial Greenpeace Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H