Mohon tunggu...
Feny Livia Manjorang
Feny Livia Manjorang Mohon Tunggu... Lainnya - masih beginner.

menulis = menegur diri sendiri. mari saling menegur namun tetap mengasihi:-)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Punya Mata, Kok Minta Kirim Foto?

29 Maret 2021   13:30 Diperbarui: 29 Maret 2021   16:07 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang abadi, jangan menjaminnya dengan pemikiranmu sendiri kecuali jejak internet.

Saat ini kebanyakan dari kita dibuat tidak nyaman oleh masyarakat terhadap diri sendiri. Istilah jomblo, nolep, dan anti sosial banyak digunakan untuk melabelkan seseorang yang senang dengan kehidupan ataupun melakukan sesuatu sendirian. Eh kok sendirian aja, enggak punya pacar ya? Dasar nolep, enggak asik banget hidupmu. Jadi manusia itu berbaur jangan sendirian melulu seperti ansos aja. Parahnya setelah mengeluarkan kalimat tersebut, tak jarang kita menerima ceramah yang berkaitan dengan manusia sebagai makhluk sosial.

Alih-alih tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain bukan berarti manusia harus selalu ditemani, memiliki pasangan, dan tidak boleh melakukan sesuatu sendirian. Bahkan sangat tidak nyambung jika dikaitkan dengan manusia sebagai makhluk sosial. Urutannya ditatanan masyarakat tidak pernah berubah ketika seseorang sudah memiliki pacar, pertanyaan yang akan  muncul "kapan nikah?"

Tidak berhenti sampai disitu pertanyaan masih berlanjut, "kok belum punya anak?". Apakah pertanyaan berakhir saat sudah memiliki anak? Tentu, tidak karena akan adalagi pertanyaan "mana cucunya?" Ya kita sangat terbiasa dibentuk masyarakat agar tidak nyaman dengan diri sendiri dan melakukan sesuatu sendirian.

Fenomena ini terjadi disemua kalangan tanpa batasan usia. Namun yang banyak terkena dampaknya adalah remaja. Tidak sedikit remaja yang pada akhirnya terburu-buru untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis tanpa mempertimbangkan hal-hal seharusnya. Banyak remaja yang berpacaran hanya untuk status agar eksistensinya diakui oleh orang lain. 

Anak muda jaman sekarang menjadikan pacaran sebagai prioritas dan tak malu mengumbar kemesraannya baik di sosial media maupun di tempat umum. Pacaran dikalangan remaja akan memberikan dampak yang sangat fatal bila seseorang tidak mengerti esensi dari menjalin hubungan. Apalagi mengingat masa remaja yang sangat rentan dengan pergaulan bebas dan penyalahgunaan narkoba. Berpacaran dengan orang yang salah akan memberikan kerugian besar bagi diri sendiri. Contohnya seperti fenomena tren mengirimkan foto telanjang ke pacar.

 "Aku pernah kirim foto bugil ke pacarku, sekarang kami putus dan aku menyesal. Dia mengancam akan menyebarkannya." -17 tahun, R.

"Pacarku minta ML katanya orang berpacaran biasa melakukannya bahkan yang sangat taat agama sekalipun" -20 tahun, T.

"Dia memaksa aku mengirimkan foto telanjang sebagai bentuk rasa sayang kalau tidak dituruti kami jadi berantem" -- 20 tahun, H.

"Aku bilang pacaran kita mengundang dosa karena mengirim foto nudes, dia tak peduli. Katanya yang lain juga melakukannya hanya kita tak mengetahuinya" -22 tahun, A.

"Aku sering liat foto nudes di hp teman. Saat ku tanya dapat darimana, dia bilang dari pacar temannya. Foto itu dishare kalau dia minta pap telanjang ke pacarnya" -- 23 tahun, P.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun