Mohon tunggu...
Fenti Inayati
Fenti Inayati Mohon Tunggu... Guru - "Khairunnas anfauhum linnas"

Fenti Inayati, S.Pd.I, M.Ag. Lahir di Yogyakarta pada Hari Ahad tanggal 08 Juli 1979, Pada Jenjang S1 tahun 2003 menjadi lulusan terbaik (cum laude) di STAI Al-Musadadiyah , di tahun 2006 setelah lulus magister UIN SGD Bandung Konsentrasi SPI dan memperoleh Beasiswa dari Kemenag RI dan Sekarang sedang menempuh jenjang S3 di UIN SGD Bandung Konsentrasi Pendidikan Islam. Aktif Sebagai Pekerja Sosial, Aktivis Dakwah, dan Aktivis Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

27 Oktober 2020   22:01 Diperbarui: 28 Mei 2021   08:05 13333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara. | coveasia.com

Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD?

Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif,inovatif,efekif dan menyenangkan melalui model  MASAGI adalah suatu bentuk tindakan nyata dari buah pemikiran Ki Hajar Dewantara. Sesuai kodrat anak yang senang bermain, model MASAGI ini banyak permainan dan banyak mengadopsi kearifan budaya local seperti sakali guyub,sakali moyeg,sakali wayang motekar dll, juga pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center) melayani ke tiga  gaya belajar anak baik audio,visual,,kinestetik .dan melayani ketiga potensi bail kognitif,afektif dan psikomotorik anak.

Rancangan  Tindakan

Judul Modul : Model Masagi sebagai Implementasi dari pembelajaran yang berpihak kepada anak

Nama Peserta : Fenti Inayati, M.Ag

Rancangan Untuk Tindakan Aksi Nyata

Latar Belakang : Model Pembelajaran Masagi sebagai solusi untuk pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (sebelumnya pembelajaran lebih dominan berpusat kepada guru, murid hanya melakukan aktifitas tidak terlalu banyak) melalui model MASAGI ini banyak permainan dan banyak mengadopsi kearifan budaya local seperti sakali guyub,sakali moyeg,sakali wayang motekar dll, juga pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student center) melayani ke tiga  gaya belajar anak baik audio,visual,,kinestetik .dan melayani ketiga potensi bail kognitif,afektif dan psikomotorik anak.

Baca juga: Konsep Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan Era Revolusi 4.0

Tujuan : 

  1. Meningkatkan pembelajaran yang berbasis aktifitas sehingga keaktifan dan pemahaman peserta didik meningkat
  2. Mengimplementasikan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sesuai dengan kodrat anak bermain dan memahamkan karakterk budaya local melalui model masagi

Tolok Ukur : 

  1. Terciptanya pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif, dan menyenangkan
  2. Tergalinya potensi peserta didik baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
  3. Terwadahinya gaya belajar peserta didik baik audio, visual, ataupun kinestetik
  4. Terbentuknya budi pekerti dan karakter baik sesuai dengan kearifan budaya lokal setempat.

Linimasa Tindakan Nyata yang akan dilakukan : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun