Mohon tunggu...
Fenti Inayati
Fenti Inayati Mohon Tunggu... Guru - "Khairunnas anfauhum linnas"

Fenti Inayati, S.Pd.I, M.Ag. Lahir di Yogyakarta pada Hari Ahad tanggal 08 Juli 1979, Pada Jenjang S1 tahun 2003 menjadi lulusan terbaik (cum laude) di STAI Al-Musadadiyah , di tahun 2006 setelah lulus magister UIN SGD Bandung Konsentrasi SPI dan memperoleh Beasiswa dari Kemenag RI dan Sekarang sedang menempuh jenjang S3 di UIN SGD Bandung Konsentrasi Pendidikan Islam. Aktif Sebagai Pekerja Sosial, Aktivis Dakwah, dan Aktivis Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

27 Oktober 2020   22:01 Diperbarui: 28 Mei 2021   08:05 13333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesimpulan dan Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara. | coveasia.com

Pertama, penulis percaya bahwa Tiap individu berbeda perkembangannya meskipun pada anak kembar. Ada Anak yang  penakut , agresif , pendiam dll. intinya perkembangan pada tiap manusia berbeda-beda yang dikenal dengan individualitas. Namun dalam kenyataanya penulis masih mengajar dengan system klasikal , modelnya masih yang bersifat klasikal jarang mengggunakan model yang memperhatikan aspek individu

 Kedua, Penulis Percaya bahwa Kebudayaan mempengaruhi perkembangan sikap dan fisik anak. Karena ada diantara murid laki laki di kelas yang cengeng seperti anak perempuan  mugkin dia dibesarkan di lingkungan yang tidak memulyakan laki-laki dan sebaliknya ada murid perempuan yang bertingkah seperti laki-laki , seharusnya  Anak laki-laki dituntut untuk tidak cengeng seperti anak perempuan, sehingga anak laki-laki menjadi lebih tegar dan pemberani dibandingkan anak perempuan

Baca juga: Sintesis Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Ketiga, Saya percaya bahwa Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan kecerdasan yang berbeda, ada murid yang cerdas,ada yang lambat,ada yang kecerdasannya dalam bidang sains,Bahasa, matematika, music,spasial, gerak motoric dll, tetapi dalam pembelajaran di kelas masih menggunakan sistem paket,yang penting KD tertentu selesai walaupun ada siswa siswa yang belum menyelesaikan KD tersebut,namun karena berpacu dengan waktu dan menyamakan dengan sekolah lain maka fokus mengejar target materi

Keempat, Saya Percaya bahwa ada PERBEDAAN GAYA Gaya Belajar Di dalam Alquran Allah berfirman ada tiga sarana yang diberikan Allah agar manusia dapat belajar yaitu pendengaran, penglihatan, dan hati, sehingga ada 3 gaya belajar anak ada yang audio,visual,kinestetik, Tetapi pada kenyataanya di kelas saya masih belum konsisten untuk melayani ketiga belajar tersebut yang seharusmya sebagai guru mampu melayani yang gaya belajar visual dengan menggunakan PPT misalnya,untuk yang audio dengan media audio misalnya dan untuk yang kinestetik dengan praktik langsung, sesekali saya menggunakan media dan model yang sesuai

Kelima, Saya percaya bahwa ada perbedaan kepribadian setiap anak, ada yang lincah,pendiam,tempramen,sabar, namun perlakuan di kelas saya sering menyamakan mereka Belum konsisten dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

Keenam, Saya percaya bahwa ada perbedaan perkembangan sosial setiap anak, ada yang yang sok berkuasa,tidak mau tersaingi,ingin mendominasi,egois, empati dll, namun perlakuan di kelas saya sering menyamakan mereka Belum konsisten dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif dan kolaboratif

Ketujuh saya Percaya bahwa ada perbedaan perkembanngan moral dan spiritual anak,ada anak yang jujur,pendusta,disiplin,sholatnya rajin ada yang malas,Namun kenyataan di dalam kelas saya belum mampu menjadi teladan seperti yang diharapkan bapak Kihajar Dewantara

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul pemikiran Ki Hadjar Dewantara terhadap Pendidikan?

Setelah mengkaji modul pemikiran Ki Hadjar Dewantara, perubahan pemikiran saya bahwa dalam proses membelajarkan kita sebagai guru harus mengutamakan keteladanan,karena melalui keteladanan yang baik lebih berpengaruh dari pada seribu ucapan yang kita ucapkan, bahwa pembelajaran itu harus holistic mengembangkan seluruh potensi siswa baik Cipta (kognitif) dan Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). tidak hanya terfokus pada aspek cipta semata, namun juga harus menyeimbangkan antara afeksi ( karsa), dan karya, 

intinya mengintegrasikan ketiga aspek tersebut. Supaya mampu melahirkan siswa yang cerdas,kreatif dan berbudi pekerti/berakhlak mulia, Selain itu, proses pembelajaran hendaknya menyesuaikan berbagai diferensiasi yang ada baik gaya belajar,gaya berfikir ,minat bakat dll, menyesuaikan penggunaan pendekatan,strategi, metode,Teknik,taktik dan model pembelajaran juga media yng mampy melayani berbagai gaya belajar baik audio,visual, dan kinestetik,juga tentunya menyesuaikan dengan kearifan  budaya local apa yang dibutuhkan masyarakat lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun