Mohon tunggu...
Fenny Trisnawati
Fenny Trisnawati Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Manusia cuma bisa usaha, Tuhan yang tentukan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Operasi Usus Buntu via BPJS

10 April 2020   09:15 Diperbarui: 8 April 2021   18:16 6717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seumur hidup saya baru kali ini masuk ruang operasi yang (ternyata) sangat dingin. Terasa makin dingin karena saya memakai baju operasi dan mungkin ditambah takut dan stress juga. 

Setelah disuntik pada bagian tulang punggung oleh dokter anestesi, saya merasa kebas di tubuh bagian bawah, ternyata saya tidak dibius total. Kemudian operasi pun dimulai. 

Selama operasi tubuh saya menggeletar hebat kerena dingin (mungkin juga karena ketakutan.... hehehe) Operasi berjalan lancar dan memakan waktu sekitar satu jam (kata suami ...). 

Potongan usus buntu saya disarankan dokter untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium patologi anatomi, kami menyetujuinya. RS tidak memiliki laboratorium patologi anatomi, sehingga harus dibawa ke laboratorium luar, untunyanya pihak RS yang mengurus pemeriksaan semuanya, kami tinggal membayar saja (ini diluar tanggungan BPJS, kami membayar 320ribu)

Sebelum, selama dan sesudah operasi saya banyak berdoa. Walaupun banyak yang bilang bahwa operasi usus buntu adalah operasi kecil, tapi bagi saya yang tidak pernah masuk ruang operasi dan jarang berurusan dengan dokter kecuali sakit yang ringan, ini adalah operasi besar. 

Saya berusaha melewati tiap tahapan dengan tabah dan selalu berdoa kepada Allah SWT, hikmahnya saya menjadi lebih tenang dan merasa dekat dengan sang pencipta. Tips dari saya, betapapun sulit dan sakitnya yang dijalani, yakinlah bahwa Allah SWT selalu dekat dan menolong hambanya. 

Peran keluarga dalam mendampingi pasien juga sangat penting (dalam kasus saya suami dan anak) karena setelah operasi harus bed rest selama 24 jam. Otomatis saya serba dibantu dalam segala hal.

Alhamdulillah setelah 3 hari di rumah sakit, hari kamis (26/3) saya boleh pulang, dan diminta kontrol lagi ke dokter bedah hari selasa (31/3), pesan dokter luka operasinya tidak boleh kena air. 

Pada hari selasa jahitan di perut saya dibuka, walau belum semua, dan perbannya diganti. Menurut dokter luka saya bagus. Mengenai hasil laboratorium patologi anatomi menunjukkan hasil appendisitis kronis serta tidak terdapat tanda khas parasit dan ganas, hasil laboratorium patologi anatomi ini difotocpy dan diberikan ke dokter.

Dari dokter bedah saya dirujuk balik ke klinik umum (karena pakai BPJS) untuk perawatan luka dan membuka sisa jahitan. Setiap tiga hari sekali saya ke klinik untuk memeriksa luka jahitan saya dan mengganti perban. 

Hari Rabu (8/3) semua jahitan saya sudah dibuka, luka saya masih diberi perban setelah itu, namun dua hari lagi sudah boleh dibuka dan artinya saya bisa mandi dengan "wajar".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun