Pekerjaan sehari harinya hanya menunggu kapan waktu makan tiba. Ketika ibuku sedang memasak, mereka selalu menunggu.
Mereka selalu berpikir akan diberi makanan ketika ibu sedang memasak. Bagi mereka, dapur merupakan sebuah istana yang penuh dengan makanan.
Sepanjang Ramadan, bermain dengan dua ekor kucing ini sudah seperti aktivitas sehari hari. Mereka merupakan boneka hidup yang sangat amat lucu, namun sangat amat pemalas.
Kadang tersenyum dan sering tertawa melihat kelakuan si kucing hitam ini.
Sering sekali berpose aneh-aneh saat sedang tidur. Apalagi ketika ia sangat ingin dimanja, bentuknya mirip benda cair dan bahkan menjadi abstrak.
Saat berpetualang di sekitaran rumah, mereka sering kali menangkap seekor cicak yang ada di dinding dan membawanya pulang.
Mereka menunjukkan kepada majikannya kalau mereka berhasil menangkap seekor cicak dan berperilaku layaknya ingin dipuji.
Apalagi jika ada seekor burung yang sedang hinggap di pohon. Tanpa ragu ragu, mereka langsung memanjat pohon seperti monyet demi menangkap burung tersebut.
Ketika hendak turun, malah tidak bisa turun. Pada akhirnya, malah minta diturunin dari pohon. Karena sang majikan baik hati, ia menurunkan kucing kesayangannya dari pohon, hihihihi....
Ketika mereka dihadapkan dengan kamera, mereka seperti tahu kalau hendak difoto. Dengan memamerkan ekspresinya yang aneh sampai membuat ketawa.