Mohon tunggu...
Fenni Bungsu
Fenni Bungsu Mohon Tunggu... Freelancer - Suka menulis

Penyuka warna biru yang senang menulis || Komiker Teraktif 2022 (Komunitas Film Kompasiana)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Saya dengan KAI Commuter, Ibarat Witing Tresno Jalaran Soko Kulino

4 September 2023   22:03 Diperbarui: 4 September 2023   22:05 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Manggarai di tahun 2022 (dok. FenniBungsu)

"Ayo Fen, naik Commuter aja ke kantornya. Nanti kita barengan naiknya dari Stasiun KlenderBaru sampai ke stasiun Gondangdia," kata rekan saya, mbak Wuri, kala itu sembilan tahun yang lalu.

Ada perasaan takut, gugup, serta malas berdesak-desakan untuk naik Commuter. Pada waktu yang sering orang-orang bilang rush hour, bakalan terbayang padat merayap. Belum lagi akan keringetannya di dalam, itu dalam benak saya.

 

Modal "karena bareng teman"

Kantor saya waktu itu berada di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat. Akses terjangkaunya adalah turun di stasiun Gondangdia, lanjut berjalan kaki atau menggunakan transportasi lain karena masih terbilang dekat. Kala itu saya menuju ke stasiun Gondangdia belum transit di Manggarai seperti sekarang ini. Jadi masih bablas perjalanannya, relasi Bekasi -- Jakarta Kota.

Stasiun Manggarai di tahun 2018 (dok. fennibungsu)
Stasiun Manggarai di tahun 2018 (dok. fennibungsu)

Modal "karena bareng teman", saya pun menjajal naik Commuter pertama kali ke tempat kerja. Untuk tiketnya saya memilih THB (Tiket Harian Berjamin), sehingga masih bolak balik antre untuk menukarkannya. Setelah merasakan beberapa hari jadi anker (anak kereta) kok kagum bisa cepat dirasakan, hanya 40 menit dengan Commuter lalu lanjut jalan kaki 15 menit ke kantor. Memang saat itu, masih terkena padatnya orang-orang yang sama jamnya berangkat kerja.

Nah, ketika sudah merasa "canggih nih", pilihan tiketnya pun berubah, jadi KMT (Kartu Multi Trip). Tak hanya itu, saya pun mencoba berangkat lebih pagi meski jadinya pergi sendiri. Hasilnya yes banget, tidak begitu padat dalam kereta. Bahkan, malah saya jadi tambah teman baru yang satu arah jalannya menuju ke kantor.

Stasiun Manggarai di tahun 2022 (dok. FenniBungsu)
Stasiun Manggarai di tahun 2022 (dok. FenniBungsu)

Makin Mantap karena KANGEN

Sudah lima tahun belakangan ini saya menekuni profesi sebagai blogger, yang mana ketika ada jadwal liputan otomatis lokasinya mengikuti kebutuhan alias tidak hanya di satu tempat. Adakalanya saya harus meliput tidak hanya di Jakarta saja, melainkan bisa di wilayah Tangerang Selatan, Tangerang Kota, Bogor, maupun Bekasi. Maka transportasi yang diandalkan adalah Commuter karena memang bikin KANGEN, alasannya:

Ke lokasi tujuan jadi lebih murah

Commuter memudahkan saya untuk menjangkau satu lokasi ke lokasi lainnya dengan biaya yang lebih hemat. Jika harus melanjutkan dengan transportasi lain sudah terintegerasi dengan transportasi publik lainnya sehingga masih ramah di kantong. Atau bila ingin  berjalan kaki pun dan sedang tidak diburu waktu bisa dilakukan, agar tubuh juga lebih banyak gerak.

Aman dan apik

Kalau membandingkan KAI Commuter dari jaman pertama saya diajak Mbak Wuri hingga sekarang ini, telah banyak perubahan yang signifikan. Perlahan makin apik dan teratur. Terlebih juga aman karena petugas Commuter yang kerap memantau tiap gerbong bisa gercep (gerak cepat) bila ada hal-hal yang membutuhkan bantuan, khususnya untuk membantu teman-teman disabilitas, ibu hamil (yang menggunakan pin), serta orangtua yang membawa anak dan lansia untuk bisa duduk di bangku prioritas. Selain itu tentunya perlu diikuti kewaspadaan diri kitanya juga. Perhatikan barang bawaan (apalagi yang diletakkan di rak bagasi maupun sudut kursi) dan tidak lengah dengan sekitar.

Di dalam Commuter perhatikan ada stiker, salah satunya bangku prioritas. Berikan kepada yang membutuhkan yuk! (dok. fennibungsu)
Di dalam Commuter perhatikan ada stiker, salah satunya bangku prioritas. Berikan kepada yang membutuhkan yuk! (dok. fennibungsu)

Nyaman karena di setiap stasiun terdapat toilet dan mushola

Nah ini yang saya suka dari Commuter, karena tersedianya mushola sehingga tatkala ingin solat fardhu maupun dhuha bisa dilakukan dengan nyaman di sini. Serta dilengkapi pula dengan toilet, jadi tidak galau ketika ingin buang air kecil maupun buang air besar.

Gerbong khusus wanita di ujung-ujung Commuter

Sebagai bani hawa, saya senang dengan adanya gerbong khusus wanita ini. Tersedia di ujung-ujung Commuter yang ditandai dengan warna pink (merah muda).

Elevator, tangga manual, dan eskalator lengkap

Tersedia elevator, tangga manual dan eskalator sebagai jalur penghubung antar peron. Dengan begitu membuat aman ketika saya maupun pengguna commuter lainnya ingin berpindah peron.

Ngatur jadwal perjalanan dengan cepat

Dengan terus memantau dan atur jadwal perjalanan membuat nyaman diri ketika bepergian dengan Commuter. Saya mengandalkan aplikasi C-Access sebagai pedoman guna merencanakan perjalanan kala mendapatkan jadwal kapan liputan. Trik asiknya yang biasanya saya lakukan, contohnya waktu itu harus sampai stasiun Sudirman pukul 8:30. Maka saya sudah harus standby di stasiun KlenderBaru setidaknya dari pukul 7:25.

atur jadwal perjalanan naik Commuter melalui aplikasi C-Access (dok. fennibungsu)
atur jadwal perjalanan naik Commuter melalui aplikasi C-Access (dok. fennibungsu)

Saat saya cek di aplikasi C-Access minimal ada 3 jadwal pemberangkatan yaitu: jam 7:43 tiba jam 8:09, jam 7:56 tiba jam 8:22, dan jam 8:04 tiba jam 8:27. Saya tinggal memantau kondisi, mau masuk kereta di jam yang mana. Ini sekaligus mengantisipasi juga kepadatan di dalam gerbong. Bila ternyata cukup penuh tunggu kereta selanjutnya, terlebih di sekitar peron disediakan kursi sehingga bisa duduk sambil menunggu. Alhamdulillah-nya sering dapat lebih lowong dibandingkan kereta sebelumnya (Eh ini, bisa jadi trik buat kamu kalau naik Commuter ya, hehe)

Konklusi

Jadi anker alias anak kereta, memang asik. Kalau ada jadwal liputan, langsung search google, lalu bergumam, 

"Hmm.. asik nih dekat stasiun kereta".

Keasikan lainnya adalah, ada-ada saja kreativitas dari masinis-nya dengan berpantun ceria. Contohnya pernah ketika saya naik Commuter relasi Cikarang -- Kampung Bandan, masinisnya berpantun yang disambut satu gerbong dengan saya kala itu, pada tersenyum dan tertawa, termasuk saya juga deh, hehe. Ini mood booster yang menarik pada jam kerja.

Kalau saja saya menolak ajakan Mbak Wuri ketika itu, tentunya saya tidak akan merasakan KANGEN. Ya, betapa sat-set-sat-set perjalanan dengan KAI Commuter. Pepatah witing tresno jalaran soko kulino pun benar saya rasakan, makin dijalani bepergian bareng Commuter, jadi makin sayang untuk menjadi transportasi andalan.

Bila cinta tidak hadir di dunia

Mungkin jiwa akan senantiasa gundah gulana

Jika hendak bepergian gugup dirasa

Dengan KAI Commuter aku yakin, bisa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun