Mohon tunggu...
Fen Emanuel
Fen Emanuel Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Relawan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Pemberian Kehidupan

3 Juni 2020   18:55 Diperbarui: 3 Juni 2020   19:17 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak ungkapan yang mengartikan tentang hidup. Hidup merupakan kesempatan. Hidup adalah pilihan. Dalam permenungan hati ini, bahwa Hidup itu merupakan Hadiah yang tertinggi dari Tuhan, dari sang pencipta, dan hidup merupakan Syukur, terutama bagi manusia..

Hidup bukan hanya saja untuk manusia, tetapi makhluk ciptaan Tuhan, sebagai Makhluk Hidup, yang bisa dijabarkan seperti burung2 di udara, ikan2 di laut, semua binatang melata, tumbuhan dan pohon2 merupakan kaitan yang saling bergantungan satu sama lain.

Hidup mengarahkan kita pada yg namanya Kehidupan. Kita disini harus memahami arti dari kehidupan itu sendiri sehingga menjadi modal bagi pribadi.

Kutipan Wikipedia ; Makna kehidupan adalah persoalan filsafat dan spiritual yang berkaitan dengan keutamaan kehidupan atau ke-beradaan secara umum. Makna kehidupan juga dapat diungkapkan dalam berbagai kalimat tanya seperti;
"Apa yang harus kulakukan?",

"Mengapa kita ada di sini?",

"Apa itu kehidupan?", dan

"Apa tujuan keberadaan?", atau bahkan "Apakah kehidupan ada sama sekali?"

Sebuah kisah yang ingin disampaikan tentang 'Pemberian Hidup' ini memberikan semangat untuk menghargai, mengajarkan kita untuk lebih bersyukur terutama yg namanya hidup.

Sebagai manusia yang disebut sebagai Insan yang berakal, kita diajarkan untuk melihat dan menghayati makna kehidupan bukan hanya dari satu sisi (hidup untuk diri sendiri) tetapi sebagai bagian dari keseluruhan arti hidup serta bisa menjalankan makna kehidupan dalam keseharian kita.

Dalam perjalanan antar kota, mata ini mencari/memandang sesuatu yang menarik dalam pikiran, dalam batin. Bahwa Tuhan memberikan semua yang ada di muka bumi ini adalah indah dan sempurna.

Pemandangan yang indah sepanjang jalan, hutan, banyak pepohonan dari berbagai jenis dan usia, serta bentuk/kontur kawasan dari perbukitan ke lembah, ataupun dari dataran menuju puncak bukit memberikan gambar yang menarik untuk di lihat.

Di sepanjang jalan, disana, manusia, (masyarakat) yang bermukiman disepanjang jalan antar kota ini juga menghadirkan segala yang menjadi modal penghidupan untuk menjalani kehidupan mereka.

Menawarkan segala hasil hutan, hasil pertanian sebagai hadiah, sebagai ciri khas yang dimiliki, dihidangkan di depan rumah mereka. Menjadi menarik bagi manusia (masyarakat) yang bepergian untuk dilihat, dimiliki serta merasakan hasil ciri khas masyarakat yang hidup di sepanjang jalan tersebut.

Sebagai contoh, masyarakat  menawarkan Advocad sebagai hasil pertanian yang menjadi ciri khas di daerah tersebut.

Mereka menawarkannya sebagai bentuk untuk mencari hidup, menjalankan makna kehidupan (apa yang harus kita lakukan), mencari rupiah sebagai modal untuk  menyambung kebutuhan hidup mereka.

Bisa dikatakan bahwa masyarakat sangat bergantung hidup pada alam, pada hasil hutan, pada hasil pertanian.

Sebagai masyarakan yang sedang bepergian antar kota, tentu pandangan ini sangat menarik. Rasa penasaran dan rasa ingin memiliki (mencicipi) sesuatu yang menjadi khas daerah tersebut, terutama sebagai oleh-oleh/kenangan dalam perjalanan tersebut.

Buah-buah hasil pertanian yang ditawarian pada umumnya seperti aple, jeruk, advocad, pisang dan sebagainya yang menjadi ciri khas daerah singgahan tesebut.

Dalam kesempatan ini, di persinggahan daerah tersebut, mampir dan membeli beberapa oleh-oleh khas daerah tersebut, beberapa jenis buah-buahan menjadi pilihan, dan pemiliknya adalah kakek, bapak yang sudah berambut putih, sambil memilah buah yang akan dibeli, kesempatan ini juga dimanfaatkan untuk mengabadikan moment tersebut dengan kakek yang menjual buah-buahan tersebut.

Di sinilah terjadi bentuk pemberian kehidupan. Kita membeli hasil pertaniam yang ditawarkan kepada kita, kita memberi upah (uang) hasil pembelian sebagai modal bahwa ada penghidupan dalam usaha barter ini, sekian.
Sama-sama menghidupkan.

Mereka menjual karna membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, memenuhi kebutuhan lain, kita membeli untuk memenuhi kebutuhan hastrat, kebutuhan ingin serta kebutuhan akan cerita sebuah perjalanan.

Semakin banyak hasil jualan mereka laku atau ludes, maka semakin banyak pula rasa syukur yang akan mereka lontarkan, dan semakin besar pula semangat mereka untuk menghargai hidup, dengan cara bekerja lebih giat, sehingga hasilnya nanti juga dapat membanggakan.

Setelah membungkus hasil pembelian, sejenak mata memandang ke arah tumpukan buah / isi dari buah advocad. Hati bergeming, semangat meningkat. Ternyata kehidupan yang sebenarnya juga terletak disini. Disebut sebagai bibit, sebagai awal kehidupan dari tumpukan tersebut.

Sambil berbicara pelan dengan kakek tersebut mengenai tumpukan buah/isi tersebut, kakek mengangguk kepala tanja setuju untuk diberikan. Selembar uang diberikan kepada kakek tersebut sebagai tanda beli, namun kakek mengatakan bahwa ini diberikan segara gratis kepada anak muda, untuk bisa di kelolah agar tumbuh, dan anak bisa memanfaatkan hasilnya nanti.

Kenapa demikian, bahwa bentuk kehidupan muncul disaat itu, hati berkata, jika membawa tumpukan isi dari advocad ini akan memberika dampak positif yanh berlimpah. Jika tumbuh subur, pohonnya akan memberikan naungan untuk bertedu, menjadi hijau di daerah sekitar, tempat singgah burung-burung, tempat tersedianya air tanah, dan sebagainya..

Jika tumbuh subur, ia akan mengasilkan buah-buah yang segar dan baik, untuk dicicipi, dan jika tersedia dalam jumlah yang banyak bisa dimanfaatkan untuk diperjualkan, sehingga isi dari buah ini bisa menjadi bibit/benih untuk dibudidayakan.

Makna kehidupan yang terlihat disini yaitu kita dapat memberikan hidup bagi mereka yang membutuhkan dengan niat membeli hasil dagang mereka, kita juga mendapat hidup dengan dapat merasakan/menikmati hasil pertanian yang dipasarkan sepanjang jalan. Dan yang terakhir, dengan adanya kita membeli kemudian kita membudidayakannya di halaman rumah, di kebun, bertanda kita telah membangun sebuah kehidupan. Sekian.

Tuhan, Alam, Aku

Oleh :
Erfen Emanuel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun