Setelah membungkus hasil pembelian, sejenak mata memandang ke arah tumpukan buah / isi dari buah advocad. Hati bergeming, semangat meningkat. Ternyata kehidupan yang sebenarnya juga terletak disini. Disebut sebagai bibit, sebagai awal kehidupan dari tumpukan tersebut.
Sambil berbicara pelan dengan kakek tersebut mengenai tumpukan buah/isi tersebut, kakek mengangguk kepala tanja setuju untuk diberikan. Selembar uang diberikan kepada kakek tersebut sebagai tanda beli, namun kakek mengatakan bahwa ini diberikan segara gratis kepada anak muda, untuk bisa di kelolah agar tumbuh, dan anak bisa memanfaatkan hasilnya nanti.
Kenapa demikian, bahwa bentuk kehidupan muncul disaat itu, hati berkata, jika membawa tumpukan isi dari advocad ini akan memberika dampak positif yanh berlimpah. Jika tumbuh subur, pohonnya akan memberikan naungan untuk bertedu, menjadi hijau di daerah sekitar, tempat singgah burung-burung, tempat tersedianya air tanah, dan sebagainya..
Jika tumbuh subur, ia akan mengasilkan buah-buah yang segar dan baik, untuk dicicipi, dan jika tersedia dalam jumlah yang banyak bisa dimanfaatkan untuk diperjualkan, sehingga isi dari buah ini bisa menjadi bibit/benih untuk dibudidayakan.
Makna kehidupan yang terlihat disini yaitu kita dapat memberikan hidup bagi mereka yang membutuhkan dengan niat membeli hasil dagang mereka, kita juga mendapat hidup dengan dapat merasakan/menikmati hasil pertanian yang dipasarkan sepanjang jalan. Dan yang terakhir, dengan adanya kita membeli kemudian kita membudidayakannya di halaman rumah, di kebun, bertanda kita telah membangun sebuah kehidupan. Sekian.
Tuhan, Alam, Aku
Oleh :
Erfen Emanuel
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI