Mohon tunggu...
Fen Emanuel
Fen Emanuel Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Relawan Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Pemberian Kehidupan

3 Juni 2020   18:55 Diperbarui: 3 Juni 2020   19:17 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah membungkus hasil pembelian, sejenak mata memandang ke arah tumpukan buah / isi dari buah advocad. Hati bergeming, semangat meningkat. Ternyata kehidupan yang sebenarnya juga terletak disini. Disebut sebagai bibit, sebagai awal kehidupan dari tumpukan tersebut.

Sambil berbicara pelan dengan kakek tersebut mengenai tumpukan buah/isi tersebut, kakek mengangguk kepala tanja setuju untuk diberikan. Selembar uang diberikan kepada kakek tersebut sebagai tanda beli, namun kakek mengatakan bahwa ini diberikan segara gratis kepada anak muda, untuk bisa di kelolah agar tumbuh, dan anak bisa memanfaatkan hasilnya nanti.

Kenapa demikian, bahwa bentuk kehidupan muncul disaat itu, hati berkata, jika membawa tumpukan isi dari advocad ini akan memberika dampak positif yanh berlimpah. Jika tumbuh subur, pohonnya akan memberikan naungan untuk bertedu, menjadi hijau di daerah sekitar, tempat singgah burung-burung, tempat tersedianya air tanah, dan sebagainya..

Jika tumbuh subur, ia akan mengasilkan buah-buah yang segar dan baik, untuk dicicipi, dan jika tersedia dalam jumlah yang banyak bisa dimanfaatkan untuk diperjualkan, sehingga isi dari buah ini bisa menjadi bibit/benih untuk dibudidayakan.

Makna kehidupan yang terlihat disini yaitu kita dapat memberikan hidup bagi mereka yang membutuhkan dengan niat membeli hasil dagang mereka, kita juga mendapat hidup dengan dapat merasakan/menikmati hasil pertanian yang dipasarkan sepanjang jalan. Dan yang terakhir, dengan adanya kita membeli kemudian kita membudidayakannya di halaman rumah, di kebun, bertanda kita telah membangun sebuah kehidupan. Sekian.

Tuhan, Alam, Aku

Oleh :
Erfen Emanuel

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun