Nabi Muhammad dapat menyampaikan 6.236 ayat Al Qur'an kemudian menjelaskannya dalam puluhan ribu hadits membutuhkan kecerdasan yang luar biasa.
Nabi harus mampu menjelaskan firman-firman Allah kepada kaumnya, firman Allah yang disampaikan oleh nabi adalah sehingga mereka mau masuk ke dalam Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.
Satu hal menimbulkan kemuliaan, kebesaran, serta kesucian al- Quran sebagai fakta bahwa kitab suci yang agung, dengan banyak petunjuk yang berkenaan dengan penciptaan, kebangkitan kembali, kemanusiaan, moralitas, hukum, kisah-kisah dan ungkapan-ungkapan peringatan--dengan kelembutan, kecantikan dan keindahan-- diturunkan melalui lidah seseorang yang buta huruf, yang tidak pernah menghadiri sekolah ataupun kursus, maupun manerima pendidikan universitas manapun, sekaligus seseorang yang tidak pernah bertemu dengan sarjana manapun, maupun membaca buku yang sederhana pada masanya.
Dalam kepemimpinan beliau yang diringi dengan kecerdasan serta gaya memimpin yang agung, yang luar biasa nampak ketika beliau mengatur, merencanakan dan mengontrol para pasukannya saat menghadapi perang, sebagai contoh ketika Perang Badar beliau melakukan persiapan-persiapan dan strategi perang yang bagus ketika akan menghadapi musuh sehingga musuh mengalami kekalahan.
Tidak berlebihan jika pasukan Islam di bawah kepemimpinan beliau banyak memperoleh kemenangan karena memang Nabi Muhammad saw. melakukan manajemen yang baik. Dengan kecerdasan atau fathonah yang telah Allah swt berikan kepadanya untuk menyampaikan dan menanamkan keimanan, ketakwaan, kesetiaan dan semangat juang untuk membela kebenaran dan mempertahankan hak selain mendapat bantuan Allah.
Di samping itu dengan kecerdasan yang dikaruniakan Allah kepada beliau semua yang dihadapi, misalnya dari sahabat yang mempunyai permasalahan dapat dihadapi dengan wahyu (petunjuk) Allah sebagai pemecahannya. Dalam keadaan tidak turun wahyu, beliau mencari pemecahannya dengan jalan bijaksana yang pasti tidak akan menyimpang atau bertentangan dengan ajaran Islam sebagai ajaran yang hak. Maka dari itulah Nabi Muhammad sangat cerdas atau fathonah dalam menghadapi permasalahan ketika beliau akan menyampaikan suatu hal yang baik seperti keimanan, ketakwaan, kesetiaan, dan semangat berjuang dalam apapun permsalhan yang akan dihadapi oleh beliau pada saat itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H