Mohon tunggu...
Femas Anggit Wahyu Nugroho
Femas Anggit Wahyu Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hamba Allah yang ditetapkan tinggal di bumi sejak 2003 dan suka nasi goreng.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sekilas tentang Komunisme, Ramalan yang Tak Kunjung Jadi Kenyataan

14 September 2023   20:32 Diperbarui: 14 September 2023   20:34 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu jawabannya adalah teori imperialisme. Kenyataan bahwa kapitalisme tidak berjalan menuju kehancurannya sendiri menunjukkan masih adanya kekosongan dari analisis Marx. Kekosongan ini diisi oleh teori imperialisme.

Imperialisme merupatan satu tingkat yang harus dilalui oleh kapitalisme. Hal inilah yang luput dari perhatian Marx. Imperialisme merupakan bentuk tertinggi dari kapitalisme. Secara sederhana, melalui imperialisme, kapitalisme seakan-akan mengalihkan sebab-sebab yang akan menjadi kehancurannya sendiri ke dunia lain sehingga keruntuhannya dapat ditunda.

Inti Imperislisme menurut Rosa Luxemburg ialah kapitalisme terpaksa mencari pasar-pasar di luar negeri. Hal ini dikarenakan masyarakat di dalam negeri sudah tidak mampu lagi membeli hasil produksi yang terus meluas. Dalam artian lain, kolonialisme dan imperisalisme merupakan solusi atas masalah berlebihnya produksi.

Ramalan Itu Tak Kunjung Jadi Kenyataan

Fakta bahwa ramalan kehancuran kapitalisme tak kunjung jadi kenyataan, tak lantas dapat disimpulkan bahwa analisis Marx salah. Terdapat perubahan dalam dinamika masyarakat industri berdasarkan hak milik pribadi yang tidak diantisipasi oleh Marx. Franz Magnis-Suseno menyebutkan ada dua hal yang tidak diantisipasi oleh Marx.

Hal pertama adalah kondisi kelas buruh. Kondisi kelas buruh justru tidak semakin melarat. Mereka justru menjadi proletar yang semakin karyawan. Penghasilan mereka justru semakin meningkat secara berkesinambungan. Hal ini dikarenakan upah tidak lagi ditentukan oleh kepentingan ekonomis, melainkan secara politis, sebagai hasil dari tawar menawar antara perwakilan buruh dan perwakilan majikan. Hal kedua adalah posisi kuat negara. Negara akan selalu campur tangan dalam perkembangan ekonomi. Negara tidak akan tinggal diam dan membiarkan sistem ekonominya berjalan menurut dinamikanya sendiri. Pasar-pasar akan tetap ada di mana negaralah yang menjaminkan hal ini.

Akhir Kata

Demikianlah sekilas perjalanan komunisme. Dari sebuah ramalan keniscayaan menjadi sesuatu yang hanya sebatas impian dan tak pernah jadi kenyataan. Akhir abad-20, komunisme kehilangan tenarnya. Satu demi satu rezim komunis mengalami keruntuhan. Pada tahun 1980-an komunisme dan Marxisme mulai tampak sebagai kekuatan masa lampau yang sudah ketinggalan zaman. Meskipun demikian, pemikiran Marx tetaplah menarik secara historis. Bagaimanapun, pemikiran tersebut pernah menaungi sepertiga umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun