Saat ini kita tengah hidup di era modern, apapun bisa didapatkan dengan cepat dan mudah dengan segala teknologi canggih yang ada. Salah satunya pada bidang kesehatan, telah ditemukan metode penyembuhan berbagai penyakit ginjal dengan menggunakan sel dalam tubuh manusia yaitu sel punca. Sel punca itu merupakan sel yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi untuk terus berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Sel ini berfungsi untuk mengganti sel tubuh yang telah rusak.
Berdasarkan asalnya sel punca dibedakan menjadi 4 yaitu sel punca dewasa, sel punca embrio, sel punca fetal, sel punca germinal. Sel punca dewasa dapat ditemukan dari sebagian kecil jaringan tubuh seperti lemak dan sumsum tulang belakang, sel ini dapat membelah menjadi jenis sel anggota tubuh lain, seperti sel punca sumsum tulang belakang, menciptakan sel otot jantung atau tulang.Â
Sel punca embrio berasal dari embrio yang berusia sekitar 3-5 hari, saat itu baru berjumlah sekitar 150 sel. Sel punca embrio lebih berkesempatan untuk berkembang menjadi beragam sel tubuh bila dibandingkan dengan sel punca dewasa. Sedangkan sel punca fetal hanya ditemukan pada janin, untuk sel punca germinal  berasal dari sel germinal primodial dari janin berusia 5-9 minggu. Sel punca ini memiliki sifat pluripotensi.
Berdasarkan potensinya sel punca dibedakan menjadi 4, yaitu sel punca bertotipotensi, sel yang memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel. Sel punca ber-pluripotensi, sel yang dapat berdiferensiasi,namun tidak membentuk organisme baru. Sel punca ber-multipotensi, dapat berdiferensiasi menjadi sel dewasa, Sel punca ber-unipotensi, hanya dapat menghasilkan satu jenis sel dan punya kemampuan untuk memperbarui diri.
Dari berbagai teori yang ada, munculah sebuah pertanyaan publik, bagaimana sel punca itu dapat menggantikan jaringan atau sel yang rusak? Terutama pada bagian ginjal? Rusaknya jaringan pada organ tubuh ginjal merupakan suatu jenis penyakit degeneratif. Faktor penyebab dari penyakit degeneratif karena sel dalam jaringan atau organ dalam tubuh telah rusak, sehingga organ tidak dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan tubuh. Bertambahnya usia serta pola gaya hidup manusia modern, membuat mereka rentan terkena penyakit degeneratif, penyakit ini cukup sulit untuk disembuhkan secara total, tapi hanya bisa dikontrol.
Suatu penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa sel punca berperan penting dalam peregenerasian jaringan rusak, hal tersebut didukung dengan 2 karakteristik penting dari sel punca. Pertama sel punca itu dapat membelah diri meskipun telah tidak aktif. Pembelahan diri pada sel punca dapat membantu proses peregenerasian sel yang rusak. Kedua, pada kondisi tertentu sel punca itu dapat dinduksikan menjadi suatu sel yang memiliki fungsi tertentu seperti pada organ atau jaringan yang memiliki fungsi tertentu. Dapat dikatakan bahwa sel ini memiliki kemampuan untuk dapat memperbaruhi sel atau melakukan replikasi sel dan dapat membuat salinan persis dan berkarakteristik sama dengan sel organ yang rusak ( dalam kasus ini adalah ginjal ) melalui proses pembelahan
Apabila sel ginjal yang mengalami kerusakan itu digantikan dengan sel punca yang telah membuat salinan persis dengan sifat sama lewat sel ginjal yang masih dalam keadaan baik, maka secara otomatis jaringan ginjal yang rusak langsung diperbaiki oleh sel punca. Regenerasi pada sel punca selalu terjadi di sumsum tulang belakang secara alami,apabila ada suatu organ yang rusak, maka secara otomatis akan mengirimkan sinyal kebutuhan akan sel punca ke sumsum tulang belakang. Ketika sinyal tersebut telah dikirimkan maka sumsum tulang belakang segera mengirimkan kebutuhan sel punca ke organ yang telah rusak.
Syarat dasar untuk pendekatan dari regenerasi ginjal yang mengalami cedera adalah tentang bagaimana perbaikan ginjal dewasa itu sendiri. Banyak sel-sel yang terlibat dalam regenerasi ginjal. Pertama, bila tubulus proksimal terluka maka sel epitel dapat dideferensiasi ( proses saat sel yang kurang khusus menjadi sel yang lebih khusus, proses tersebut dapat mengubah ukuran, bentuk, potensial membran, aktivitas metabolis, dan ketanggapan sel terhadap sinyal, namun proses tersebut tidak mengubah urutan DNA nya sendiri, hal tersebut memungkinkan sel memiliki ciri khas fisik yang berbeda meski pada genosnya sama.) dan dipoliferasi ( suatu fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan) menggunakan teknik pemetaan genetik, sel epitel tabung yang masih hidup adalah sumber utama sel-sel baru di dalam perbaikan koligentes postischemic.
Kedua pada distal sel tubulus dapat melepaskan faktor pertumbuhan epidermal, faktor pertumbuhan hepatosit yang kemudian bertindak pada reseptor proksimal berbentuk tabung epitel sel-sel untuk mempromosikan regenerasi melalui efek parakrin. Ketiga, penyembuhan luka atau makrofag dapat menghasilkan berbagai faktor pertumbuhan untuk mempromosikan poliferasi sel epitel tubular, angiogenesis, dan perbaikan ginjal. Sayangnya penggantian sel tubulus epitel ginjal tidak dapat terjadi kecuali pemulihan dan stabilisasi.
Terapi sel regenerasi ginjal, baru-baru ini telah ditemukan tentang faktor lain untuk memodulasi pemrogaman ulang sel. Beberapa ahli menunjukkan bahwa sel punca "pluripotent" dapat langsung dihasilkan dari fibroblas. Teknik ini telah diterapkan dalam peregenerasian penyakit ginjal. Terapi sel dilakukan karena sel punca itu dapat hidup di luar organ tubuh manusia misalnya saja pada cawan petri, maka didapatkan proses manipulasi terhadap sel punca tanpa mengganggu organ tubuh manusia. Sel punca yang telah dimanipulasi dapat ditransplantasikan kembali untuk dimasukkan ke dalam organ tubuh untuk menangani penyakit tertentu, misalnya saja untuk menangani penyakit ginjal.
Sel- sel punca " multipotent" dapat membagi dan membedakan menjadi beberapa jenis sel khusus yang beragam. Sel punca (punca) " multipotent" ini dapat melakukan pembaharuan diri demi menghasilkan sel punca lain. Penelitian terapi sel punca melibatkan induksi perbaikan yang menggunakan sel-sel eksogen atau endogen atau sering disebut sebagai pemrogaman ulang organ untuk reinitiate pembangunan.
Pada bagian sumsum tulang berisi dua populasi besar sel punca yaitu HSCS (hematopoitec stem cell) dan sel --sel stroma mesenkimal, sel stroma mesenkimal ini berfungsi untuk memberikan dukungan untuk HSCS. Sumsum tulang telah lama dikenal untuk memperbaiki organ, dengan menanamkan ke dalam ginjal, dan berpatisipasi dalam omset  normal sel epitel tubular, daripada penggantian sel epitel dan endotel yang terluka maka kontribusi utama untuk perbaikan ginjal adalah mekanisme parakrin ( merupakan komunikasi antar sel jarak pendek, fungsi sinyal parakrin adalah untuk mengpuncasi perubahan di dalam sel target) . Sebagai contoh sel yang awalnya dapat memperbaiki cedera baik dengan langsung menghambat apoptosis sel (merupakan mekanisme biologi kematian sel yang terprogam)dan mencegah masuknya sel inflamasi ( respons fisiologis, sebagai salah satu respons imun non-spesifik)
Mekanisme sel batang atau punca pada proses perbaikan ginjal yaitu dengan memberikan kesempatan untuk mengembangkan strategi untuk menyebarkan sel-sel punca ginjal ke nefron dalam piring kultur jaringan. Sesungguhnya organ ginjal sendiri merupakan organ yang sangat sulit melakukan regenerasi dikarenakan kompleksitas anatomi organ, dan rekontruksi struktur kubik ginjal begitu sulit dan rumit. Faktor lainnya karena ginjal berfungsi untuk mempertahankan homeostasis dan bertanggung jawab untuk produksi filtrasi,dan urin darah melalui eritropoietin dan vitamin D, karena hal itulah proses regenerasi semua konstituen sel ginjal tidak tecapai.
Regenerasi ginjal pada keseluruhan memang sulit, tetapi fungsional pemulihan, setidaknya 10% dari fungsi ginjal filtrasi memungkinkan untuk penarikan dialisis pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Pada proses perbaikan ginjal sendiri, lebih banyak menggunakan sel punca dengan jenis sel-sel pluripoten atau (PSC), pada penelitian sebelumnya juga disarankan menggunakan sel punca untuk berdiferensiasi menjadi jenis sel dalam tubuh dan merakit diri ke jaringan heterogen atau organ. PSC telah membuktikan menghasilkan sel dewasa secara in vitro, PSC mewakili jenis penting untuk untuk strategi Bioteknik yang ditujukan pada regenerasi ginjal.
Alasan berikutnya yaitu berkaitan dengan proses dan asal pengambilan sel punca yang akan digunakan untuk menggantikan jaringan ginjal yang rusak atau mengalami kegagalan. Sel punca tersebut bisa berasal dari dirinya sendiri atau biasanya sering disebut sebagai transplantasi autologous, transplantasi tersebut memiliki beberapa keuntungan  yaitu tidak perlu mengidentifikasi kecocokan, memiliki penolakan terhadap infeksi. Selain itu transplantasi ini tidak memberikan penolakan dari dalam tubuh karena sel yang ditransplantasikan berasal dari dalam tubuh pasiennya sendiri . Faktor tersebut dapat membuat proses penyembuhan menjadi lebih cepat. Berbeda dengan transplantasi organ yang harus membutuhkan donor yang sesuai dengan pasien.
Mekanisme dari transplantasi autologous yaitu dengan mengumpulkan sel punca sebelum melakukan kemoterapi atau terapi radiasi karena pengobatan tersebut bisa merusak sel punca, sel punca akan disuntikan kembali ke dalam tubuh pasien setelah pengobatan tersebut.
Setelah itu, menurut pendapat beberapa ahli sel punca itu memiliki 3 sifat yaitu pertama kefleksibelannya lebih tinggi. Sifatnya itu menguntungkan untuk proses perbaikan ginjal yang rusak, karena membuat jumlah sel diperbanyak dari sebelumnya. Sifatnya yang kedua, sel punca itu pluripoten yang mengakibatkan dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh. Selain itu sel punca juga bersifat immortal, sifatnya itu mengakibatkan proliferasi beratus-ratus kali pada kultur. Proses proliferasi tersebut menguntungkan,karena dapat membelah terus sehingga dapat memperbaiki sel yang rusak secara terus menerus.
Selanjutnya sel punca itu memiliki fungsi yang dapat mengatasi penyebab gagal ginjal, penyumbatan urin, dehidrasi, hipertensi, dan kurangnya aliran darah ke ginjal. Dari beberapa penyebab gagal ginjal, sel punca itu memiliki kegunaan yang berkaitan dengan semua penyebab gagal ginjal. Salah satu peran sel punca itu dapat mempercepat proses pembersihan pada tubuh yang berakibat mencegah penyumbatan urin. Sel punca juga berperan menambah jumlah peredaran darah.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diungkapkan, didapatkan kesimpulan yaitu sel punca itu dapat mengganti sel atau jaringan ginjal yang rusak, dan merupakan salah satu metode penyembuhan ginjal alternatif yang jauh lebih baik dan berhasil, bila dibandingkan dengan pencangkokan ginjal. Hal itu dikarenakan pertama, dari karakteristik sel punca sendiri yang dapat memperbaruhi sel rusak dengan menyalin sel sama persis dengan sel yang sebelumnya, yang mengakibatkan sel punca dapat langsung membentuk salinan yang sama dengan sel pada ginjal. Alasan yang kedua yaitu bahwa sel punca itu diambil dari tubuh si pasiennya sendiri, hal tersebut tentunya menguntungkan karena efek samping yang ditimbulkan jauh lebih sedikit, penolakan dari dalam tubuh juga tidak terjadi, serta bila dilihat dari penyembuhannya jauh lebih cepat.
Alasan yang ketiga karena sel punca memiliki sifat yang fleksibel, yang berpengaruh terhadap proses manipulasi yang dilakukan di luar tubuh untuk menyembuhkan penyakit ginjal, yang masuk ke dalam jenis penyakit degeneratif (telah dijelaskan diatas). Memiliki sifat pluripotent yang dapat berdiferensiasi menjadi segala jenis sel dalam tubuh. Seta memiliki sifat immortal, yang dapat melakukan pembelahan secara ratusan kali, sehingga dapat memperbaiki sel rusak secara terus menerus.
Alasan selanjutnya sel punca itu dapat menangani penyebab penyakit gagal ginjal, seperti contohnya penyumbatan urin, hipertensi dan sebagainya, sehingga secara tidak langsung akan dapat menangani organ ginjal yang rusak.
DAFTAR PUSTAKA :
(2017, Oktober 17). Retrieved from https://www.kidneyorguk/help-and-info/medical-information-from-the-nkf-/medical-info-transplant-stem-cells/
(2017, Oktober 17). Retrieved from https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sel_punca
(2017, Oktober 17). Retrieved from http://www.eurostemcell.org/kidney-disease-how-could-stem-cells-help
(2017, Oktober 17). Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2930898/
(2017, Oktober 17). Retrieved from https://www.hindawi.com/journals/sci/2016/4798639/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H