"Brainrot" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku yang dikembangkan melalui konsumsi media yang berlebihan, terutama di kalangan anak muda. Istilah ini telah dipopulerkan di platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan Youtube yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana anak tercuci otaknya dari pengaruh konten yang mereka lihat di platform tersebut. Anak-anak muda termasuk Indonesia saat ini cenderung mengalami adiksi dalam penggunaan gawai karena beberapa faktor yang mempengaruhinya. Pertama, kemajuan teknologi yang pesat telah membuat gawai menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, menyediakan layanan informasi dan hiburan yang mudah diakses. Kedua, kurangnya kesadaran orang tua terhadap dampak negatif penggunaan media sosial pada anak-anak telah memungkinkan anak-anak kecil terpapar pada gawai sejak usia saat dini .
Beberapa orang berpendapat bahwa "Brainrot" hanya menjadi bagian dari budaya anak-anak muda yang tidak memiliki dampak signifikan pada perkembangan mereka. Sebagian berpendapat "Brainrot" memiliki efek negatif pada generasi muda, seperti daya konsentrasi yang saat ini berkurang pesat.
a. Penyebab Brain Rot
1. Konsumsi Media Berlebihan : seperti pnggunaan media sosial terus menerus, menonton tv atau streaming secara berlebihan, bermain game dengan memakan waktru yang lama, terus menerus memeriksa berita online atau "doomscrolling"
2. Pola Pikir Negatif dan Stres kronis : Brain rot juga dapat disebabkan oleh pola pikir negatif yang terus-menerus dan stres kronis. Ketika kita terus-menerus memikirkan hal-hal negatif atau berada dalam keadaan stres yang berkepanjangan, otak kita dapat menjadi "lelah" dan kurang efektif dalam memproses informasi dan mengatasi tantangan sehari-hari.
3. Ketergantungan Pada Teknologi : sepeti selelu memeriksa smartphone untuk melihat notofikasi, merasa ce,as ketika tidak ada akses internet, menggunakan teknologi sebagai pelarian masalah .
4. Kurangnya Stimulasi Mental Positif : Brain rot juga dapat disebabkan oleh kurangnya stimulasi mental yang positif dan bermanfaat. Ketika kita tidak cukup melibatkan otak kita dalam aktivitas yang menantang dan memperkaya, seperti membaca, belajar keterampilan baru, atau memecahkan masalah, kemampuan kognitif kita dapat menurun.
b. Gejala Brain Rot
Mengenali gejala brain rot adalah langkah penting dalam mengatasi masalah ini. Berikut adalah beberapa tanda umum yang menunjukkan seseorang mungkin mengalami brain rot :
1. Penurunan Kemmapuan Kognitif : kesulitan berkinsentrasi, pen urunan daya ingat jangka pendek dan Panjang, kesulitan menerima informasu, penurunan kemampuan berpikir kritis dan analitis .
2. Penurunan Produktifitas : Kesulitan menuelesaikan tugas atau pekerjaan, kesulitan mengorganisir dan memprioritaskan tugas
3. Perasaan Lesu dan Tidak Termotivasi : Kurangnya energi dan semangat untuk beraktivitas, perasaan bosan terusmenerus, kesulitan menemukan kegembiraan dalam hobi atau kegiatan yang menyenangkan
4. Gangguan tidur dan Perubahan suasana Hati : kesulitan tidur, perubah suasan hati yang cepat dan gelisah, rasa cemas yang tinggi.
Dampak psikologisnya besar sekali. Dalam usia anak-anak, otak sedang berkembang serta mengasah kemampuan untuk berpikir kreatif dan kritis. Peran orangtua sangat penting untuk menghindarkan anak dari brainrot, salah satunya dengan mencegahnya menggulirkan lini masa media sosial terlalu berlebihan. Alihkan anak pada aktivitas-aktivitas lain yang lebih produktif dan bermanfaat bagi tumbuh kembangnya. Kesimpulannya, tanpa tindakan yang tepat untuk mengatasi "Brainrot" dan adiksi terhadap media di kalangan anak muda, dapat diantisipasi bahwa generasi mendatang akan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam hal kesehatan mental, keterampilan akademis, dan keterampilan sosial, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada masyarakat secara keseluruhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI